Part 5

74 52 0
                                    

Keesokan hari pun dimulai. Yaitu hari terakhir mereka di Beijing. Mereka sudah bersiap-siap seperti membawa beberapa koper ke bagasi mobil. Setelah Hiro memasukkan beberapa barangnya di mobil, Ia pun langsung duduk sendirian di bagian belakang mobil sambil memandangi pemandangan kota Beijing untuk yang terakhir kalinya dari jendela mobil. Kai berada tak jauh darinya sambil melambaikan tangan dan tersenyum. Senyum perpisahan. Sebelum akhirnya mobil mereka melaju, meninggalkan semua kenangan lama. Hiro terus-terusan memandangi pemandangan dari jendela mobil sampai akhirnya Ia tertidur pulas hingga Ia sampai di bandara.

Beberapa jam pun berlalu dan kini mereka sudah berada di dalam pesawat. Kenzo dan orang tuanya sedang tertidur pulas. Hanya Hiro satu-satunya orang yang terjaga sambil memandangi pemandangan di bawah dan berbagai awan dari pesawat sambil menulis sebuah cerita. Cerita yang baru saja Ia tulis mengenai kehidupannya.

Dia menghabiskan waktu perjalanannya di dalam pesawat dengan mendengarkan musik juga. Terkadang dia juga menonton beberapa video pertandingan turnamen wushu, mempelajari lagi gerakannya meskipun dia tak mempraktekkannya di dalam pesawat, tetapi dia menyimpannya lewat memori otaknya.

Hari ini adalah libur pertama sekolah, pagi ini mereka akhirnya tiba di Hollow Lavador. Pagi ini, disertai hujan yang lumayan deras ketika mereka tiba di Hollow Lavador. Suasana kota ini terasa sedikit suram. Rumah mereka mungkin kurang beberapa blok lagi. Hiro memperhatikan kota kecil ini dari jendela mobil dan Hiro sama sekali tak melihat ada anak-anak yang keluar rumah. Suasana kota ini terlihat sepi dan lumayan berkabut. Semua orang memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka masing-masing sedangkan beberapa orang lagi lebih memilih tinggal di bar. Tidak ada satupun orang yang keluar dengan hujan-hujanan.

Kenzo dan ibunya sedang tertidur pulas di kursi mobil mereka, yang tersisa hanya Hiro di bagian belakang mobil yang masih terjaga untuk melihat-lihat kota itu dari jendela mobil. Sedangkan ayahnya masih saja mengemudikan mobilnya untuk mencari jalan yang benar. Tiba-tiba ada sesuatu diantara kota kecil itu yang mencuri perhatian Hiro. Ia melihat bayangan kastil yang tertutupi kabut dari balik bukit-bukit yang menutupinya.

Di kota kecil ini ada kastil? Batin Hiro

Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Hiro, setelah Ia tiba di rumah barunya. Ayahnya memarahinya tanpa alasan lagi. Ayahnya mengancamnya akan memukul Hiro dan menguncinya di ruang bawah tanah tanpa memberi makan Hiro, jika dia terlibat perkelahian di Hollow Lavador ini. Tidak hanya itu, dia dipaksa harus membantu orang tuanya dalam mengurusi segalanya, walaupun sebenarnya Hiro tidak sudi, Ia tak punya pilihan lain. Saat Hiro sudah membantu pun, orangtuanya tidak mengucapkan terimakasih padanya, hanya Kenzo yang mengucapkan ucapan terimakasih itu mewakili orang tuanya yang cuek pada Hiro. Bahkan Ia pun sampai tidak punya waktu untuk menelfon sahabat-sahabatnya untuk memberi kabarnya. Tidak perlu untuk menelfon Kai, tapi membuka ponselnya pun Ia tak sempat sangking banyaknya pekerjaan yang Ia kerjakan. Beberapa jam pun berlalu, akhirnya mereka sudah menata barang-barang dan membereskan semuanya. Hiro pun juga sudah menata kamarnya dan merapikan semuanya. Ia juga sudah membereskan dan membersihkan kamarnya sendiri. Suasana kamarnya saat ini tak lebih berbeda dengan suasana kamarnya yang dulu, kamar yang terletak di lantai paling atas sendiri, sebuah jendela yang bisa digunakan untuk menyelinap keluar rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya, sebuah tempat tidur yang bisa digunakan untuk bersembunyi dari orang tuanya yang ingin memukulnya saat masih kecil. Dan poster-poster video game di sekitar dinding. Lemari kaca berisikan piala-pialanya. Sebuah kamar mandi dalam yang lumayan luas. Sebuah meja belajar hitam yan terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Sebuah lemari pakaian beserta rak sepatu.

Menurutnya hari ini melelahkan tetapi dia tidak memutuskan untuk beristirahat malam ini karena rasa lapar yang sangat mengganggunya dari tadi. Orang tuanya sudah makan, termasuk kakaknya. Sedangkan Ia tak dapat makan malam karena Ia membantah ayahnya untuk membantu orang tuanya tadi, walaupun ujung-ujungnya Hiro tetap membantu mereka, tapi kedua orang tuanya tidak peduli. Kenzo pun yang bersikeras untuk memberikan makanannya pada Hiro pun tetap tak berhasil karena larangan keras ayah dan ibunya.

The Cursed ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang