“Bagaimana caranya agar Dio tak menyadari keberadaan kita?” Tanya Hiro sambil melewati lorong yang berada di bawah tugu makam yang gelap dan hanya disertai oleh bola api kecil yang berada di tangan Hector.
“Saat Jester masuk dan mengambil kotak suaranya yang membuatnya bisa bicara, dia terlebih dulu mengalihkan perhatian Dio beserta bawahannya. Jadi, kita berdua masuk ke sana menuju sebuah desa yang hancur dan menemukan tempat makhluk-makhluk lain ditahan.” Jawab Hector sambil membuka pintu yang berada di depannya itu.
Ketika mereka berdua keluar dari tugu makam, mereka melihat disekitarnya kini berupa desa tua, jelek, usang, dan nampak tak berpenghuni. Desa itu bahkan hanya disinari oleh cahaya bulan purnama saja.
Hector langsung mematikan api biru yang ada di tangannya, dan mulai berjalan melewati beberapa rumah kosong yang berada di desa itu. Setelah cukup lama berjalan, Hector mengeluarkan buku sihir hitamnya dan membacakan beberapa mantra di depan salah satu gerbang tua yang nampak menyeramkan itu.
Tak lama kemudian, gerbang tersebut terbuka sedikit, dan ketika mereka berdua masuk, mereka berdua melihat cahaya terang, dan beberapa makhluk seperti monster dan para jiwa sedang berkeliaran ke sana-kemari.
Hector pun berjalan mendekati salah satu kelompok hantu manusia yang ada sedang berkumpul di sana dan Ia pun sibuk berbincang-bincang dengan mereka. Sedangkan, Hiro yang masih dipenuhi tanda tanya di kepalanya tentang tempat baru itu sedang asik menjelajah ke tempat lain. Entah apa yang dipikirkannya, Ia masuk ke salah rumah kosong yang daritadi terus memanggil namanya.
Tepat setelah Ia masuk di rumah itu, Ia menemukan bahwa rumah itu kosong dan tak ada apapun disana.
Perlahan-lahan ruangan kosong itu berubah menjadi suasana halaman taman keluarga Agravain yang dekat hutan. Hiro dapat melihat Hector kecil sedang bermain sendirian, menyusun batu-batu kecil menjadi sebuah bangunan di siang hari ini.
Hiro beberapa kali memanggil namanya, tapi Hector kecil tak mendengarnya.
Hiro mulai menebak bahwa saat ini Ia melihat kejadian di masa lalu.
“Hector kau kedatangan tamu.” Kata ayahnya yang mendekati puteranya.
“Selama bertahun-tahun Hector di sini, dia tak pernah punya teman. Sering terjadi insiden dengan anak-anak lain. Hal-hal buruk.” Kata ibunya kepada pria dengan rambut pirang yang tak lain bernama Dio.
Hiro terkejut melihat Dio ternyata berpura-pura menyamar, dan menipu orangtua Hector untuk mendekati Hector untuk pertama kali.
“Bolehkah saya meminta waktu sendiri untuk putra anda?” Tanya Dio
“Tentu saja.” Kata mereka sambil melangkah pergi meninggalkan putra mereka dengan pria pirang dengan pakaian yang seperti bangsawan itu.
“Kau dokter itu, kan?” Kata Hector kecil yang berhenti memainkan bebatuan yang Ia susun menjadi sebuah istana.
“Tidak. Aku seorang bangsawan.” Jawab Dio
“Aku tidak percaya kepadamu. Mereka ingin aku diperiksa. Mereka pikir aku berbeda.” Kata Hector
“Mungkin mereka benar.”
“Aku tidak gila.”
“Aku tidak mengajakmu ke rumah sakit jiwa. Aku hanya mengajakmu berteman. Kau bisa melakukan banyak hal, bukan? Hal-hal yang anak lain tidak bisa lakukan.”
“Aku bisa membuat benda bergerak tanpa menyentuhnya. Aku bisa membuat hewan melakukan yang kuinginkan tanpa melatih mereka. Aku bisa membuat hal buruk terjadi kepada orang-orang yang menjahatiku. Aku bisa membuat mereka terluka jika aku mau. Aku juga bisa bicara dengan orang mati. Mereka menemukanku. Mereka membisikkan banyak hal. Apa itu normal untuk seseorang sepertiku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Child
HorrorKenzo Arnius Lee dan Hiroshi Chen Lee adalah kakak beradik yang baru pindah ke Amerika bersama keluarganya. Mereka pindah ke Amerika karena Kenzo mendapatkan biasiswa untuk kuliah disana dan kebetulan ayah mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus dis...