Part 46

18 47 0
                                    

Ada sebuah desas-desus mengenai Raja Mesir yang hilang ditelan sejarah. Raja yang kuat, jahat dan memiliki banyak pasukan militer yang dimakamkan di sebuah gua maut yang terkutuk. Awalnya Daredevils Unity tidak terlalu mempedulikan hal itu. Dan setelah beberapa tahun, seorang pendeta berusaha membangkitkan mereka kembali. Namun, diperlukan sebuah pengorbanan dan ritual untuk bisa mengendalikan mereka semua. Karena itu, pendeta itu tahu dia tak bisa melakukannya sendirian, jadi dia menarik para arkeolog dan peneliti ke sana. Saat ini mereka ingin lebih mengungkap rahasia bangunan-bangunan kuno yang ada di sana.

Tanpa disengaja, mereka menemukan gua terkutuk yang bisa menyebabkan kematian cepat bagi siapa saja yang bernyali masuk ke dalamnya.

Ruang tersebut penuh dengan jebakan dan sangat berkabut, sampai-sampai tanahnya tak terlihat. Hewan apapun yang memasukinya niscaya mati dengan cepat. Dia pernah melepas burung-burung ke dalamnya, dan mereka segera menghembuskan nafas terakhir dan jatuh tertembak panah.

Tempat itu merupakan pekuburan raksasa yang berpusat pada gua suci.

Gua tersebut telah ada sejak 2.100 tahun yang lalu dan merupakan sebuah tempat suci di masanya. Selama lebih dua ribu tahun, gua itu terkubur dan tak pernah tersentuh oleh siapapun.

Teks-teks Mesir kuno menyebutkan, siapapun yang masuk ke dalam gua tersebut tidak akan pernah mencapai bagian dalam atau kembali hidup-hidup. Manusia yang mencoba masuk baru empat atau lima langkah saja akan langsung mati. 

Kesimpulan lain, gua ini dulunya digunakan sebagai fasilitas ritual pengorbanan hewan. Penduduk Mesir kuno memasukan hewan yang dikorbankan ke dalam gua sebagai persembahan kepada para dewa.

Sejarah Mesir kuno menyebutkan, gua tersebut digunakan untuk upacara keagamaan. Pernah suatu ketika, ritual mengerikan tersebut dilakukan oleh pendeta yang terpilih lalu ia dikebiri dan harus mengantarkan seekor hewan masuk ke dalam gua tersebut.

Saat pendeta dan sapi yang dibawanya masuk ke dalam gua, para penduduk akan menyaksikan sebuah asap muncul dari dalam gua, tak lama keluarlah pendeta tersebut dengan selamat meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan dan sekarat. Menurut kepercayaan saat itu, pendeta tersebut berhasil selamat karena bantuan dari para Dewa.

Awalnya para peneliti tidak sengaja menemukan gua itu ketika melihat seekor burung terbang di dekat pintu masuk gua lalu terjatuh dan mati secara tiba-tiba. 

Gua tersebut masih mengeluarkan berbagai jebakan maut dan dapat membunuh segala makhluk hidup yang mencoba masuk ke dalamnya. 

Awalnya, para arkeolog menguak keberadaan kuil yang dikelilingi kolom Ionik klasik Mesir. Salah satu kolom didedikasikan untuk para dewa dunia bawah.

Mesir telah meninggalkan warisan yang tidak berkesudahan. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa sampai ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.

Setelah berbagai percobaan untuk masuk ke sana. Para peneliti dan arkeolog akhirnya bisa masuk ke dalam gua tersebut, dengan dibantu orang-orang tertentu, orang-orang khusus yang mempelajari struktur pembangunan jebakan dan orang-orang yang tahu cata menghindarinya.

Bangsa Mesir kuno dikenal menjalankan berbagai proses dalam memakamkan orang-orang yang telah meninggal dunia. Tempat ini menjadi situs dengan jumlah mumi terbanyak yang pernah diketahui.

Bukan cuman puluhan, di pemakaman ini ditemukan para tentara mumi yang dimakamkan di sana bersama Raja Mesir tersebut. Hal ini membuat peneliti kebingungan, bagaimana bisa orang Mesir mengumpulkan sebegitu banyak tentara untuk dimumikan.

Namun para peneliti tidak memiliki bukti yang memberikan petunjuk bagaimana orang mengumpulkan tentara dalam jumlah yang besar.

Penemuan yang dilakukan dalam mengungkap makam yang sebagian besar tak tersentuh itu menyediakan banyak pengetahuan tentang Mesir kuno, praktik pemakamannya, dan adat istiadatnya.

The Cursed ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang