Part 23

54 51 1
                                    

Zane membuka matanya, Ia melihat tangan kirinya yang diinfus.

Setelah itu, dia melihat ke arah kantung-kantung cairan infus yang menggantung di atasnya.

"Aku benci rumah sakit." Gumam Zane

"Aku harus keluar dari sini." Katanya sambil perlahan bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar.

Ia menyelusuri ruang rumah sakit yang sangat sepi itu, bahkan mungkin terlihat seperti tak berpenghuni sambil membawa infus yang menggantung di tiangnya.

Ia, terus mencari jalan pulang dari lorong tersebut, tapi ketika Ia berbelok dan berjalan ke salah satu lorong lain. Ia seakan-akan melihat beberapa mayat hidup sedang berjalan disana, tapi ketika mereka melihat Zane. Mereka berlari mengejarnya.

Seketika itu juga Zane langsung berbalik dan berlari.

Sial! Sial! Sial! Zane terus mengumpan dalam hati, Ia masih tetap mendengar langkah kaki mereka masih mengejarnya di belakangnya. Sampai pada akhirnya seorang pria baru saja melangkah keluar dari salah satu pintu rumah sakit, dan Zane masih berlari sambil melihat ke belakang.

Bruk!

Zane menabraknya, dan Ia pun terjatuh. Ketika, Ia melihat pria berbadan besar di depannya, Ia sangat mengenali pria itu. Pria yang kini selalu berekspresi datar itu adalah Phillip.

"Phillip! Keluarkan aku dari sini! Aku tak mau berada di dalam rumah sakit!"

"Tenangkan dirimu. Kau baru saja mengalami traumamu lagi." Kata Phillip sambil menuntun Zane duduk di salah satu ranjang rumah sakit yang kosong itu.

"Trauma akan apa?" Tanya Hiro yang berada di dekat Phillip.

"Aku pernah bilang padamu, aku oernah melihat wendigo di hutan. Aku bilang itu adalah hari terburuk seumjr hidupku. Sebelum aku pergi ke hutan rumahku terbakar, dan keluargaku terbakar habis di dalamnya. Saat itu, aku berada di taman dan bermain. Tak lama setelah itu, aku mendengar suara ledakan. Penyebab ledakan tersebut karena kebocoran gas. Tapi, aku masih melihat bayangan-bayangan hitam mereka memukul pintu-pintu mereka, tapi mereka seakan-akan terkunci di lantai atas, semuanya terjadi begitu cepat. Yang kudengar adalah teriakan minta tolong kepadaku. Sekilas dari atas aku melihat tangan-tangan hitam sedang memukul-mukul pintu macet yang terbuka sedikit, agar mereka bebas."

"Aku berlari ke hutan sangking takutnya, aku lari seperti pengecut. Meninggalkan keluargaku yang sempurna mati. Kalau saja aku berani naik ke atas dan membukanya, maka mereka mungkin tak akan mati... Di saat, di dalam hutanlah aku bertemu dengan wendigo lagi. Sebelumnya, aku sudah pernah bertemu dengannya beberapa hari setelah ulang tahun temanku. Dia mungkin telah membunuh atau memakan salah satu temanku yang lain. Tapi aku tak dapat memberitahu yang lain karena mereka takkan percaya."

"Sejak kematian keluargaku, aku tinggal bersama pamanku yang saat itu berada di kota lain. Mencari suasana, lingkungan, dan teman-teman baru sambil berobat ke psikiater dan meyakinkan itu semua adalah halusinasiku."

"Aku sudah berusaha melupakannya, dengan mencari pekerjaan yang lebih baik. Mencari banyak teman. Memiliki seseorang untuk dicintai sekaligus menjadi pacar yang baik." Kata Zane yang memandangi beberapa foto yang ada di balik dompetnya.

"Semua kulakukan agar aku melupakan kejadian itu. Tapi makhluk itu masih terus menghantuiku dan tak mau berhenti seperti sekarang. Memang dia tidak sering muncul di hadapanku. Tapi, melihatnya saja membuatku takut dan merasa bersalah."

The Cursed ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang