Part 5. Penuh Intimidasi

19.6K 2.3K 171
                                    

Double up

Vote & komen jgn lupa~~

Vote & komen jgn lupa~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo ke ruang makan. Aku sudah lapar." Ajakku padanya yang masih saja asik menciumi leherku. Katanya aroma tubuhku membuatnya candu.

"Tidak mau. Kita di sini saja." Tolaknya sembari mengigit leherku pelan.

"Tapi aku lapar. Kau mau membuatku mati kelaparan di sini hah?!"

Akhirnya dia melepaskanku namun raut wajahnya menunjukkan rasa tidak rela. Oh astaga, kenapa dia menggemaskan sekali sih?!

Ingin sekali rasanya kuciumi seluruh wajahnya tanpa terlewatkan satu inchi pun karena terlampau gemas.

Soalnya baru kali ini aku bertemu dengan pria tampan, kaya raya, berkuasa, dan polos seperti bayi. Tentu saja ini membuatku sangat bersemangat haha.

Dia akan menjadi pacarku yang ke 200 setelah memutuskan Aldebaran nantinya.

Ya, aku akan memutuskan Aldebaran karena dia kalah jauh dari Agra ku.

Bodo amat dia nanti nangis-nangis, mengancam akan bunuh diri, atau pun menyusulku ke sini.

Eh, tapi kayaknya kalau untuk menyusul ke sini dia tidak akan bisa karena Dunia manusia dan dunia immortal berbeda. Dia yang manusia biasa tidak akan bisa masuk ke dunia ini untuk mencariku, kecuali kalau dibawa langsung oleh makhluk dunia immortal lainnya.

Kembali memusatkan perhatianku ke Agra dan mengajaknya ke luar. Dengan polosnya dia merangkul pinggangku dan mengatakan untuk tidak jauh-jauh darinya karena takut aku dijahati orang lain.

Para maid yang sedang berlalu lalang menatap kami dengan tatapan terkejut. "PENYUSUP!! ADA PENYUSUP!!"

Malah dikira penyusup. "Tenang, tenang. Kami bukan penyusup. Aku Maggie Anthanius sedangkan di sampingku ini anak pertama Aunty Lily." Jelasku cepat supaya tidak ditangkap dan dibawa ke penjara bawah tanah.

"BOHONG!! PENGAWAL!! CEPAT TANGKAP MEREKA!!!"

Para pengawal serentak menudingkan pedang ke arah kami. Aku berdiri di depan Agra dan merentangkan tangan untuk melindunginya. Dia pasti masih lemah karena sebelumnya hanya bisa tertidur. "Kalian jangan menyakitinya!! Dia benar-benar anak Ratu Lily." Tegasku kesal.

"Anak Ratu Lily hanya ada dua!! Kau pasti berbohong!!" Tolaknya keras kepala.

"Kau ikut lah dengan kami sebelum kami menggunakan kekerasan." Kata salah seorang pengawal.

Baiklah, jangan salahkan aku kalau menyakiti kalian. Ini kalian yang memulainya.

"AYO MAJU KALIAN!! AKU HADAPI KALIAN SEKALIGUS!!" Tantangku.

Para pengawal benar-benar maju untuk menyerangku namun baru dua langkah, mereka sudah terpental ke tembok hingga terbatuk darah.

Aku yang melihat kejadian itu hanya mengerjap tidak percaya. Belum juga war masa sudah tepar duluan.

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang