Wajah Mike terlihat sangat khawatir sejak tadi lantaran Violet selalu mengeluh kesakitan.
Mike sampai tidak pergi bekerja karena terlampau cemas dengan baby girlnya itu.
Tangan besarnya terus mengusap perut rata Violet. Berharap gadis itu tidak kesakitan lagi.
Sebenarnya Violet sudah minum obat pereda sakit tapi obatnya masih belum bekerja pada tubuh gadis itu. Makanya Violet masih meringis kesakitan dan memeluk manja tubuh Mike. Kebiasaannya sewaktu sakit.
Violet memang akan menjadi sangat manja padanya jika sudah sakit. Hal yang paling disukai Mike. Tapi bukan berarti dia mengharapkan Violetnya sakit. Yang dia sukai itu tingkah manja Violet, oke?!
Meski dia telah membesarkan dan memberikan apa pun untuk Violet selama ini, Violet tetap terlihat takut dan berhati-hati saat bersamanya. Mungkin karena aura mematikannya lah yang membuat Violet merasa seperti itu. Apalagi Violet hanya manusia biasa. Tentu akan merasa tertekan dengan auranya.
Deru nafas teratur yang menerpa lehernya membuat Mike menatap lurus Violet. Gadis cantik itu sudah tertidur nyenyak dengan wajah polos nan damainya.
Senyuman kecil muncul di bibir Mike yang jarang tersenyum karena senyumnya hanya tertuju untuk Violet dan ibunda tercintanya.
Dikecupnya kening Violet sekilas lalu menarik tangannya secara perlahan agar tidak menganggu tidur nyenyak Violet.
Turun dari tempat tidur dengan gerakan halusnya yang tentu tidak akan menganggu tidur seorang Violet.
Sekali lagi, ia mengecup kening Violet dan baru lah ke luar dari dalam kamar gadis kecilnya itu.
Ada hal yang harus dilakukannya sekarang sebelum Violet terbangun.
Selama di perjalanan, hanya wajah datar dan dinginnya yang terlihat.
Beberapa orang yang berpapasan dengannya merasa sangat terintimidasi akan tetapi ia tidak peduli sama sekali.
Mike sampai di ruang kerja Arthur. Tanpa basa basi dia langsung masuk ke dalam dan apa yang menyambut penglihatannya membuat pria tampan itu mendengus kesal.
Arthur dan Lily terlihat sedang berciuman dengan penuh gairah dengan keadaan Lily yang duduk di atas pangkuan Arthur.
"Dasar anak tidak tahu sopan santun! Ketuk dulu pintunya!" Bentak Arthur marah karena merasa terganggu dengan keberadaan Mike.
Sedangkan Lily membenamkan kepalanya malu di dada bidang Arthur.
Memang sudah sering kecyduk oleh anak-anaknya saat Arthur berbuat mesum padanya tapi tetap saja Lily malu.
Lily tidak seperti Arthur yang tidak tahu malu!
Berbuat mesum dimanapun dan kapan pun tanpa peduli dengan orang lain!
"Ini ruang kerja. Gunanya untuk bekerja bukan untuk bercinta. Jadi, jangan salahkan aku yang masuk sembarangan." Sahut Mike tidak mau kalah.
Arthur menggeram kesal. "Terserah ayah ingin melakukannya dimana! Itu bukan urusanmu!" Deliknya sinis.
"Ya, ya, ya." Cetus Mike tidak peduli.
"Kenapa kau ke sini? Ada urusan apa?!" Tanya Arthur garang karena masih ingin melanjutkan kegiatan menyenangkannya bersama Lily.
"Aku ingin membahas masalah pernikahanku dengan Violet."
Lily yang mendengar perkataan putranya langsung menjauhkan wajahnya dari dada bidang Arthur dan menatap Mike heran.
"Mike ingin menikah dengan Violet secepatnya, ya?"
Mike mengangguk sambil menatap Lily lembut. "Beberapa bulan lagi Violet akan memasuki usia 17 tahun, Bu. Mike ingin merencanakan pernikahannya dari jauh-jauh hari supaya nanti tidak terkendala apa pun."
Lily mengangguk mengerti. "Ibu tidak masalah kalau Mike ingin menikah secepat itu tapi pertanyaannya, memangnya Violet mau menikah dengan Mike?"
Pertanyaan Lily membuat tubuh Mike menegang.
Pertanyaan Lily sangat menohoknya dan membuatnya tersadar fakta menyakitkan.
Semua tidak akan semudah itu karena Violet pasti tidak akan mau dengan alasan hubungan mereka ayah-anak.
Violet pasti akan menganggapnya gila jika mendengar ajakan menikahnya.
Meskipun Violet polos, tapi Violet tidak mungkin tidak mengerti arti hubungan seorang ayah anak.
"Lihat wajah pucatnya itu, honey. Sangat lucu." Ejek Arthur.
"Hushh! Jangan gitu! Kasihan Mike." Tegur Lily.
"Tidak usah kasihan ke dia, honey dan jangan terlalu perhatian padanya. Aku cemburu."
Lily mendesah malas. "Arthur jangan aneh-aneh lagi deh. Mike itu anak kita."
Arthur menatap Lily garang. "Kau berani mengataiku aneh, honey?! Kau minta dihukum ya?!"
Sontak Lily gelagapan mendengar pertanyaan dingin Arthur. Wanita cantik berambut pirang itu memeluk Arthur erat dan mendusel manja di dada bidang suami tampannya itu. "Arthur jangan hukum Lily. Lily minta maaf."
Arthur tersenyum puas sedangkan Mike memutar bola mata malas.
Padahal dia lah di sini yang perlu solusi tapi kedua orangtuanya malah asik bermesra-mesraan di depannya.
Mike jadi iri dan bertanya-tanya di dalam hati kapan dia bisa seperti ayah dan ibunya dengan Violet.
Ia ingin dekat dengan Violet sebagai pasangan hidup bukan sebagai ayah dan anak.
"Kalau kau memang ingin menikah dengan Violet saat anak itu memasuki umur 17 tahun, mulai sekarang kau harus memperlakukan dirinya seperti seorang wanita bukan seperti seorang anak." Ceramah Arthur ke Mike setelah Lily membuat moodnya naik.
Mike terdiam.
'bagaimana kalau dia terkejut?' batinnya.
"Mulai secara perlahan agar dia tidak syok." Imbuh Arthur seolah bisa membaca pikiran Mike.
Mike menghela nafas kasar. "Lupakan masalah itu. Sekarang aku ingin kembali ke kamar Violet. Nanti saja aku pikirkan bagaimana caranya membuat dia mengerti."
Arthur tersenyum sinis. "Lagipula kenapa kau mengatakan padanya bahwa kau ayahnya? Masalah tidak akan rumit jika kau tidak mengakui dirimu sebagai ayahnya."
Mike mendelik kesal. "Tentu saja supaya aku bisa terus berdekatan dengannya! Aku ingin merawatnya dari bayi sampai besar!"
Arthur tertawa geli. "Tapi lihat lah sekarang, kau menjadi bingung sendiri kan."
Mike menghela nafas lagi lalu berbalik tanpa mengatakan apa pun karena yang dikatakan ayahnya benar.
Tapi satu hal yang pasti, dia tidak menyesal sama sekali.
-Selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE
Fantasy(Sequel The Demon's Mate & Queen Of Werewolf) Semua berawal dari permainan truth or dare. Ia mendapat dare masuk ke dalam salah satu ruangan terlarang di kerajaan Arthur. Ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun. Dengan mempertaruhkan hidup...