Ini extra part khusus Violet dan Mike yaa^^
Berhubung kalian request dibuatkan kisah Mike dan Violet dan aku ga bisa memenuhinya. Aku publish di sini aja.
Semoga sukaa( ╹▽╹ )
_____
Seorang gadis berambut abu-abu terlihat sedang menahan tangis. Iris violetnya terlihat sangat terluka. Tubuhnya bergetar pelan. Nafasnya mulai tersenggal-senggal akibat menahan tangis dalam diam.
Perkataan orang-orang tentang dirinya beberapa menit yang lalu sungguh menyayat hati lembutnya.
Hatinya perih. Sakit. Seolah terluka parah dan membutuhkan obat.
Gadis itu berlari pelan di koridor kerajaan yang sepi. Dia tidak ingin di sini lagi. Dia ingin menenangkan diri sampai perasaannya kembali tenang.
Sekuat tenaga ia menahan air mata yang sudah hendak tumpah. Ia tidak ingin menangis karena tidak ingin di interogasi oleh daddynya.
Ia tidak ingin membuat daddynya repot karena dirinya.
Gadis itu tersungkur ke tanah akibat kakinya dijegal oleh seseorang.
Wajah mungil nan menggemaskannya perlahan terangkat. Melihat orang yang membuatnya terjatuh.
Seorang gadis Berambut hitam menyeringai sinis ke arahnya. "Dasar lemah. Begitu saja sudah terjatuh. Kau tidak cocok menjadi anak angkatnya Kak Mike." Maki pembully itu tanpa peduli dengan wajah mendung Violet.
Ya, nama gadis cengeng itu adalah Violet.
"Melihat wajahmu ini saja aku sudah sangat muak!! Lebih baik kau segera pergi dari kerajaan ini!! Dan ingat, jangan pernah membuka mulut tentang apa yang terjadi sekarang pada siapa pun jika tidak ingin ku bunuh."
Ancaman gadis jahat itu membuat tubuh Violet semakin menegang ketakutan. Dia hanya bisa meringis kesakitan saat rambutnya dijambak dengan kuat dan tamparan melayang keras di pipi putih mulusnya.
Air matanya jatuh tanpa dapat dicegah lagi diperlakukan dengan kasar oleh Gaby.
Gaby adalah anak dari salah satu pelayan di rumah ini. Gadis itu berusia 28 tahun. Sejak dulu, gadis itu selalu menyiksa Violet tiap kali bertemu. Tapi, Violet tidak pernah mengadukannya karena takut.
Violet meringis dan semakin menangis saat tamparan kedua melayang di pipinya.
Meski sudah biasa di siksa dan di cemooh di belakang Mike, tetap saja dia tidak bisa untuk terbiasa.
Matanya terpejam erat saat melihat tangan gadis jahat itu tertuju padanya lagi. bersiap menerima tamparan menyakitkan itu lagi. Namun, dia mulai membuka mata perlahan saat tidak merasakan sakit sedikit pun.
Mulutnya sedikit terbuka melihat ada seseorang yang menahan tangan Gaby. Dia adalah Melody Anthanius. Anak Alpha Darren dan Luna Devi sekaligus adik Istri pamannya -Maggie-
"Berani sekali kau menyakitinya! Minta maaf padanya!"
Melody memang lebih kecil darinya tapi Melody adalah gadis pemberani yang pernah dikenalnya.
Dia tidak terlalu dekat dengan Melody karena Melody jarang ke kerajaannya. Bahkan hampir tidak pernah karena Melody lebih sering bermain dengan saudara angkatnya sendiri, yaitu Cecilia.
"Heh! Anak kecil! Jangan lancang padaku!!" Sentak Gaby marah.
"Kau yang jangan lancang padaku! Apa kau lupa aku ini anak Luna Devi sedangkan kau hanya lah anak pelayan di kerajaan ini. Dasar tidak sadar diri. Cepat minta maaf padanya!" Hina Melody habis-habisan.
Wajah Gaby terlihat memerah kesal mendengar perkataan Melody yang benar adanya.
"Ada apa ini?"
Suara dingin yang sangat dikenal Violet itu membuat tubuh Violet menegang kaku.
Tidak menyangka akan bertemu dengan daddynya dalam keadaan seperti ini.
Kepalanya tertunduk dalam sehingga rambut abu-abunya menutupi sebagian wajahnya.
"Gaby ini menyakiti Violet, paman!!"
Violet tersentak mendengar aduan Melody. "Jangan bunuh Gaby, Daddy. Dia hanya tidak sengaja."
Violet tertunduk takut melihat wajah tidak bersahabat sang Daddy.
"Violet bodoh. Kenapa malah membela orang jahat ini sih?! Harusnya kau biarkan saja dia dibunuh oleh Paman Mike." Omel Melody.
"Oii paman tampan, cepat bawa dan adili Gaby ini! Dia harus mendapatkan hukumannya karena sudah menyakiti Violet." Imbuh gadis itu lagi.
Mike menyeringai. "Tentu saja. Aku akan memberikan hukuman paling mengerikan untuk orang yang sudah berani menyakiti baby girlku."
Violet memberanikan dirinya untuk menatap lurus daddynya. "Jangan, Daddy. Lepaskan Gaby kali ini."
"Dasar Violet bodoh. Ini nih alasannya kau mudah ditindas orang lain." Omel Melody kesal.
"Kak Mike, tolong maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku janji." Seru Gaby pada akhirnya dengan nada bergetar ketakutan.
"Jangan diampuni." Kompor Melody.
"Daddy, maafkan dia ya." Cicit Violet pelan.
"Jangan dimaafkan paman tampan. Nanti Gaby pasti akan menyakiti Violet lagi. Lihat lah pipi Violet, memerah karena ulahnya!!"
"Melody, jangan bilang seperti itu. Gaby pasti tidak akan melakukan hal itu lagi." Cicit Violet pelan.
"Jangan terlalu baik dengan orang Violet. Orang jahat harus mendapatkan balasannya sendiri."
Mike menatap Melody dan Violet bergantian lalu menghela nafas. "Aku akan memaafkannya asal dia meminta maaf dan bersujud di kakimu, baby girl."
Melody tersenyum puas. "Ayo cepat minta maaf ke Violet. Sekalian jilat sepatunya." Kekehnya kejam.
Gaby yang tidak ada pilihan lain lagi terpaksa menurut. Dia bersujud di kaki Violet. "Maafkan aku, Violet. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji."
Mike menghela nafas melihat wajah bersalah Violet. Baby girlnya itu terlalu polos dan baik.
16 tahun hidup, baby girlnya tidak pernah berubah sama sekali. Dia tetap seperti bayi yang pertama kali ditemukannya. Polos dan menggemaskan.
Akan tetapi, bukan berarti dia akan berdiam diri saja melihat baby girlnya di sakiti.
Di depan Violet boleh saja dia memaafkan tapi dibelakang Violet, jangan harap!
Dia akan menyiksa semua orang yang menyakiti Violet dan membuat mereka memohon kematian saking tidak sanggupnya.
Violet adalah dunianya. Violet adalah hidupnya. Violet adalah belahan jiwanya. Siapa pun yang mengusik Violet sama saja dengan cari mati.
-Selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE
Fantasy(Sequel The Demon's Mate & Queen Of Werewolf) Semua berawal dari permainan truth or dare. Ia mendapat dare masuk ke dalam salah satu ruangan terlarang di kerajaan Arthur. Ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun. Dengan mempertaruhkan hidup...