Part 23 (a)

7.9K 1.1K 125
                                    

VOMENT :v

Bosan rasanya berada di dalam kamar terus, jadi aku memutuskan untuk pergi mencari Violet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bosan rasanya berada di dalam kamar terus, jadi aku memutuskan untuk pergi mencari Violet.

Iya, Violet si bayi kecil itu.

Entah kenapa aku sangat menyukai bayi mungil nan menggemaskan tersebut.

Aku ingin menghabiskan banyak waktu bersama bayi menggemaskan itu tapi sayangnya Kak Mike selalu menjadi penghalang. Dia terlalu posesif dan pelit. Tidak ingin berbagi sama sekali.

Bahkan saking posesif dan tidak ingin bayi itu disentuh, Kak Mike selalu membawanya bekerja. Tidak pernah meninggalkannya barang sedetik pun.

Namun kali ini Kak Mike tidak bekerja di dunia manusia lagi melainkan bekerja di rumah sakit dunia immortal. Makanya dia bebas membawa bayi kecil itu bersamanya tanpa takut apa pun karena ayahnya raja dunia immortal.

Di dalam pikiranku, saat ada operasi pun Kak Mike akan membawa bayi itu bersamanya. Sungguh mengerikan bukan kalau hal itu terjadi?

Tak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat aunty Lily dan Kristal sedang berjalan menuju ke arahku.

Kristal terlihat mengenggam tangan aunty Lily sambil menceritakan banyak hal. Aunty Lily menyahut setiap cerita yang keluar dari mulut Kristal tanpa merasa bosan sedikit pun. Terkadang aunty mengelus puncak kepala Kristal gemas.

Hubungan mereka sungguh baik. Ya, wajar saja karena aunty Lily memang sosok ibu yang lemah lembut dan sangat baik. Jangankan dengan anaknya, denganku saja dia sangat baik.

"Eh, Maggie. Mau kemana?" Aunty menghancurkan lamunanku tentang sosok dirinya. Membuatku kaget saja. Untung sudah terbiasa mengendalikan diri dalam berbagai kondisi.

"Mau mencari Violet, aunty." Kekehku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Oh, Violet. Aku melihat Mike sedang bersamanya di taman bunga Lily."

"Wah, terimakasih aunty. Aku akan segera ke sana."

"Jangan masukkan ke hati ucapan pedas Mike ya, sayang."

Aku terkikik geli mendengar ucapan cemas aunty. "Tenang aja, aunty. Maggie ini tahan banting kayak mommy."

Aunty tersenyum geli. "Baiklah kalau begitu, aku dan Kristal ingin pergi ke dapur dulu."

Kristal melambaikan tangannya padaku lalu mereka berdua pergi. Aku pun juga melanjutkan jalanku untuk mencari Violet.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, aku sampai di taman bunga Lily.

Kak Mike sedang duduk di kursi taman sambil menggendong Violet.

Dia tampak tidak menyadari kehadiranku karena tatapannya terus terfokuskan ke Violet.

Sejujurnya, aku merasa aneh dengan tingkahnya.

Dia begitu posesif untuk seukuran seorang ayah angkat. Selama dua bulan telah mengadopsi Violet, tingkah anehnya semakin tampak olehku.

Aku berdiri tepat di belakangnya, menatap wajah menggemaskan Violet dari belakang.

Anehnya Kak Mike masih tidak menyadari kehadiranku.

Aku masih diam. Melihat bagaimana interaksinya dengan Violet.

Kak Mike mengecup lembut pipi Violet. "Cepat besar, baby girl. Aku sudah tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya."

What?!

Maksudnya dia ingin menikahi Violet gitu?!

Jadi, Kak Mike ini pedofil?

Waw, mengejutkan.

"Aku sangat mencintaimu, my baby girl."

Aku langsung duduk di samping Kak Mike sehingga dia terlonjak kaget. "Sejak kapan kau ada di sini?" Tanyanya tajam.

"Sejak ada pedofil yang menyatakan cinta dengan bayi." Sindirku.

Kak Mike menatapku datar. "Aku bukan pedofil."

"Kak Mike kenapa suka ke bayi ini sih? Dia layaknya jadi anak kakak loh." Kekehku geli.

Kak Mike menatapku tajam dan penuh intimidasi. "Dia mateku!"

Hah?!

Demi apa?!

Kok aku baru sadar?!

Astagaa.

Pantas aja perlakuannya aneh ke Violet selama ini.

"Kenapa kau masih di sini? Pergi sana!! Kau sungguh menganggu ku dan Violet!" Usirnya kejam.

"Dasar Kak Mike jahat. Aku di sini untuk melihat Violet. Aku merindukannya." Delikku sebal.

"Kau tidak boleh melihat milikku!"

"Dasar pelit!!"

"Ya. Aku memang pelit jika menyangkut milikku."

"Jangan pelit-pelit ke kakak ipar dong, Kak Mike." Kikikku geli.

Kak Mike tidak menyahut ucapanku. Dia bahkan tidak menatapku lagi. Dia hanya menatap bayi mungil yang berada di dalam gendongannya.

"Kak Mike. Maggie ingin menggendongnya. Sekali aja." Bujukku supaya Kak Mike luluh.

"Tidak boleh!"

"Kak Mike, ini keinginan bayi Maggie loh kak. Masa kakak tega tidak memenuhi ngidamku? Nanti kalau keponakan kakak ileran gimana? Kakak mau bertanggung jawab?"

Menggendong Violet memang keinginan bayi di dalam perutku. Apa jangan-jangan bayi ini mate anakku juga? Wah, jangan dong. Gak lucu kan kalau ada persiteruan antara paman dan keponakan dalam memperebutkan seorang gadis cantik.

Bersambung...

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang