Part 4. Memanfaatkan

21.2K 2.3K 494
                                    

Vomentt guyss

Akibat terlampau terkejut mendengar gebrakan pintu, refleks aku kabur kembali ke istana menggunakan teleportasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akibat terlampau terkejut mendengar gebrakan pintu, refleks aku kabur kembali ke istana menggunakan teleportasi.

"NJIRR, KENAPA LO MALAH CIUMAN DI KAMAR GUE SIH? PERGI SANA!!"

Teriakan Felia membuatku sadar bahwa si mayat tampan masih mencium bibirku. Sontak ku dorong tubuhnya dan menatapnya tajam sedangkan dia menatapku dengan tatapan polos. Sepolos tatapan anak bayi yang tidak mengerti apa pun. Jadi gak tega memarahinya.

"UDAH! PERGI SANA!! JANGAN MESRA-MESRAAN DI SINI!!"

Aku mendelik sebal ke arah Felia yang masih saja berteriak. "Dasar jomblo. Ayo pergi dari sini sebelum jomblonya ngamuk lagi." Kugandeng tangannya dan berlalu ke luar kamar.

"Maggie, siapa yang ada di samping kamu itu?" Tanya Kak Ares mengagetkan.

Menoleh sekilas ke arahnya yang masih saja memasang wajah polos. Benar-benar deh.

"Oh dia, dia ini orang yang aku selamatkan dari orang jahat kak." Jawabku cepat.

Pria di sampingku malah memeluk pinggangku erat. "Berarti orang yang menyekap tubuhku di dalam ruangan itu orang jahat?" Tanyanya polos.

Aduh, bukan gitu maksudnya. Mana mungkin Aunty Lily dan Uncle Arthur jahat. Selama ini mereka selalu baik dan memanjakan ku seperti anak kandung mereka sendiri.

"Bukan, bukan. Mereka baik kok! Mereka sering memberikan apa yang ku minta." Jelasku cepat.

"Heh, kamu berbohong ke kakak Maggie?" Pertanyaan mengintimidasi Kak Ares membuatku mengerucutkan bibir kesal. Paling gak suka kalau Kak Ares udah mengintimidasi kayak gini. "Jawab yang jujur kalau tidak ingin kakak marah padamu."

Kalau sudah mengancam begini, mana mungkin aku berani menciptakan kebohongan lainnya.

Satu hal yang pasti, kakakku ini paling benci dengan pembohong.

Tapi, kalau aku menjawab jujur, aku pasti akan diomeli karena telah bersikap nakal.

Ya sudah lah. Kejujuran lebih baik daripada kebohongan. "Maggie tidak sengaja membawanya dari ruangan terlarang Kerajaan Uncle Arthur, kak." Cicitku pelan.

"Jadi dia kamu bawa dari ruangan terlarang paman Arthur?"

Aku mengangguk dua kali dengan wajah imut agar dia tidak marah. Hasilnya, dia memang tidak marah. Hanya menghela nafas panjang.

"Antar kembali di ke sana. Pasti orang-orang di Kerajaan Paman Arthur sedang panik."

"Kakak aja yang nganterin ya? Aku capek."

"No!! Ini tugasmu! Tanggungjawabmu!!"

Pria di sampingku tiba-tiba menelusup kan wajahnya ke leherku lalu mengendusnya pelan. "Aku ingin di sini, bersamamu mateku."

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang