Part 20. Agra Yang Menyebalkan

9.5K 1.2K 130
                                    

Akhirnya bisa ngetik cerita ini lagi.

Ada yang kangen cerita ini gak?

Ada yang masih setia menunggu up?'-'

Jangan lupa voment ♨️

Setelah kejadian muntah-muntah hari itu, Agra menyuruh dokter kerajaan untuk memeriksa Maggie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian muntah-muntah hari itu, Agra menyuruh dokter kerajaan untuk memeriksa Maggie.

Hasil pemeriksaan yang di terimanya sangat memuaskan dan membahagiakan. Maggie hamil anaknya.

Semenjak mengetahui kehamilan Maggie, Agra menjadi sangat berhati-hati dan semakin protektif karena takut terjadi sesuatu yang membahayakan nyawa anak pertamanya.

Semua orang turut senang mendengar kejadian itu, apalagi Devi yang terlampau antusias. Bahkan mommy cantiknya itu membuat video setiap hari dengannya. Katanya sih dia ingin mengabadikan moment hamil bersamaan dengan anak perempuannya. Apalagi yang bisa Maggie lakukan selain pasrah.

Masalah Aldebaran, masih belum terselesaikan. Keberadaan pria itu begitu tersembunyi sehingga anak buah Agra tidak bisa menangkapnya.

Agra yang begitu mengantisipasi hadirnya seorang Aldebaran selalu mengurung Maggie di dalam alam mimpi bersamanya. Tidak membiarkan Maggie keluar dari rumah mereka di alam mimpi sedikit pun.

Lucu sebenarnya jika Maggie mengingat itu.

Agranya terlalu berlebihan.

Masa setiap saat, setiap detik, setiap waktu selalu bersama orang yang sama.

Maggie benar-benar merasa bosan.

Kini, Maggie tampak duduk di taman Kerajaan Arthur seorang diri karena Agra sedang pergi membelikan kue coklat untuknya.

Maggie tengah sibuk membuat rancangan pakaian baru, seperti biasa. Kali ini pakaiannya ditujukan untuk Kristal, si adik kecil yang sangat disayanginya di dalam istana ini.

"Kakak cantik lagi apa?"

Baru saja memikirkan tentang Kristal, gadis kecil itu tau-tau sudah nongol saja di depan Maggie.

Maggie mengalihkan tatapannya ke arah Kristal sambil tersenyum. "Apalagi kalau bukan membuatkan rancangan pakaian baru untuk Kristal."

Iris sebiru lautan gadis kecil itu terlihat berbinar mendengar jawaban Maggie. Reaksi yang selalu membuat Maggie merasa gemas.

"Boleh Kristal lihat, kak?"

Maggie menggeleng dengan wajah sok misteriusnya. "Nanti ya. Kalau sudah selesai saja."

"Yah, Kristal penasaran, kak."

"Di tahan dulu rasa penasarannya." Kikiknya gemas.

Kristal mengerucutkan bibirnya kesal tapi tidak menuntut Maggie. Gadis kecil itu cukup pengertian.

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang