Part 23 (b)

7.9K 1K 186
                                    

VOMENT ;)

Agra tiba-tiba menggendong tubuhku ala bridal style

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agra tiba-tiba menggendong tubuhku ala bridal style. Tingkahnya nembuatku sangat terkejut. "Jangan lakukan hal itu lagi jika tidak ingin aku mati jantungan." Ujarku kesal.

Namun bukannya meminta maaf, dia malah tersenyum geli. Dikira lucu kali ya mengagetkan orang segitunya. Kalau aku punya riwayat penyakit jantung, sudah pasti aku akan sekarat sekarang.

Senyuman manis dan tatapan lembutnya membuat kekesalanku sedikit mereda.

Huh, dasar!

Dia pandai sekali mempermainkan perasaanku.

"Kita mandi bareng ya?"

Dengan wajah polos dan mata berbinarnya ia bertanya hal itu padaku.

Padahal tidak perlu bertanya!

Apa salahnya langsung membawaku ke kamar mandi, membuka bajuku, dan memandikanku?!

Biasanya juga langsung nyosor aja kalau minta jatah ... Sebelum hamil ya maksudku.

"Aku ingin mandi bersamamu, mate. Aku ingin menghilangkan rasa lelahku bersamamu di dalam bathub."

Aku tertawa geli mendengar nada merajuknya. "Iya, iya. Aku mau mandi bersamamu."

Senyuman cerah terbit di bibirnya. Ia langsung membawaku ke dalam kamar mandi.

Dia memperlakukanku dengan begitu lembut seolah sedang memperlakukan kaca yang mudah retak.

Uhm, dia memang sangat berhati-hati sih semenjak aku hamil. Tapi aku suka dengan perlakuannya yang seperti ini. Dia membuatku merasa sangat istimewa.

Tidak hanya memandikanku, ia juga membantuku berpakaian dan kembali ke kasur.

Aku tidur menghadap dirinya. Mengelus pelan pipinya yang halus dan tidak ditumbuhi bulu apa pun. Wajahnya memang sangat baby face. Imut.

"Apa yang kau lakukan selama aku tidak ada, mate?" Tanyanya pelan.

"Bermain bersama Violet."

Agra tampak mendengus kesal. "Jangan bermain dengan Violet lagi."

Aneh. Kok dia kesal gitu?

"Memangnya kenapa? Apa salahnya?" Cetusku.

Agra menangkup wajahku. Menatapku dalam dan intens. "Tentu saja salahnya kau menjadi bersama dengan Mike, mate. Aku tidak suka itu. Aku cemburu meski hanya dengan membayangkanmu berdekatan dengan Mike."

Aku tertawa geli mendengar alasannya. Dia sungguh posesif seperti Mike.

Ah, sepertinya keturunan uncle Arthur memang posesif semua deh.

"Kau tidak perlu cemburu, Agra. Di antara aku dan Mike itu tidak akan pernah terjadi sesuatu yang kau bayangkan."

Agra menghela nafas. "Tetap saja aku tidak suka melihat kalian berdekatan. Mulai besok jangan mengunjunginya lagi."

"Aku bukan mengunjunginya tapi mengunjungi Violet." Tekanku kesal.

"Tetap saja. Di sana ada Mike. Besok kau harus ikut denganku di ruang kerja supaya tidak bertemu Mike lagi."

"Terserah." Desahku malas.

Agra tersenyum lalu mengecup bibirku secepat kilat. "Jangan memasang wajah kesal begini. Kau terlihat semakin menggemaskan, mate. Kau membuatku ingin memakanmu habis-habisan."

Ku tendang kakinya kesal mendengar pernyataannya satu itu. "Jangan mesum jadi orang!"

"Aku mesum hanya dengan dirimu, mate. Salahkan saja dirimu yang selalu membuatku ketagihan." Seringainya dan langsung mencium bibirku begitu saja. Dia sama sekali tidak bergerak meskipun dadanya ku dorong. Malah semakin memperdalam ciumannya dan menekan tengkukku.

Ciumannya beralih ke leherku. Nafas hangatnya menerpa leher jenjangku. Menimbulkan rasa geli.

Seluruh tubuhku terasa meremang merasakan bibir hangatnya mencium leherku.

Aku menahan desahanku sebisa mungkin akibat tingkah nakalnya yang mulai menghisap leherku rakus.

Aku yakin perbuatannya akan menimbulkan jejak di leherku nantinya dan itu pun membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkannya.

"Jangan tahan desahanmu, mate. Keluarkan saja. Aku ingin mendengar desahan indahmu." Bisiknya tepat di telingaku sebelum menggigit kuping telingaku pelan dan menggoda.

"Sudah, Agra. Jangan menciumiku lagi." Ujarku berusaha untuk protes.

Tangan Agra tiba-tiba saja mengelus punggung telanjangku dengan usapan sensualnya. "Aku ingin menciumimu terus. Kau membuatku candu, mate." Bisiknya lagi.

Bibirnya kembali mendarat di leherku dan membuat tanda sesuka hatinya.

Aku hanya bisa pasrah dan menikmati perbuatannya karena dia tidak bisa dibantah.

Dia akan berhenti dengan sendirinya jika sudah puas membuat tanda di leherku. Ya, begitu lah dia.

Tangannya pun mulai bergerak nakal.

Dia sungguh menggodaku sampai membuatku terbakar nafsu, namun dengan tidak tahu dirinya dia malah menghentikan kegiatannya dan memelukku lembut. "Aku lelah, mate. Aku ingin tidur sebentar. Usap kepalaku ya?" Pintanya manja.

Agra sialan.

Bisa-bisanya dia menggodaku habis-habisan sampai ingin membuatku bercinta dengannya lalu meninggalkanku begitu saja.

Dasar suami menyebalkan. Awas saja kau! Nanti aku balas berkali-kali lipat!!

Bersambung....

9/3/21

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang