Maggie berdiri di balkon. Melihat pemandangan yang sangat menyejukkan hatinya.
Suami dan anaknya sedang bermain di taman. Tawa ceria menghiasi wajah keduanya. Tawa yang mampu membuat Maggie ikut merasakan kebahagiaan mereka.
Wanita cantik itu termenung untuk sesaat. Tak sengaja teringat kejadian di masa lalu.
Kejadian yang membuatnya sangat terpukul dan merasa kehilangan semangat hidup.
Pertama, keguguran anak pertama karena Aldebaran dan kedua keguguran karena tidak sengaja terjatuh dari ketinggian.
Kedua kejadian itu mampu membuat Maggie takut untuk hamil lagi. Terjatuh dua kali dalam masalah yang sama. Dia juga trauma dan merasa sangat sedih tiap kali mengingat hal tersebut.
Namun, berkat dukungan Agra dan orang-orang terdekatnya ia berhasil bangkit lagi.
Akan tetapi, rasa trauma itu masih disimpannya selama bertahun-tahun.
Sebenarnya kehadiran Alland adalah ketidaksengajaan tapi ketidaksengajaan itu membawakan sebuah kebahagiaan baru dalam hidupnya.
Sekarang dia merasa sangat beruntung bisa merasakan kebahagiaan ini.
"Mommy!!" Seru Alland sambil melambaikan kedua tangannya penuh semangat.
Alland, anak satu-satunya, berusia 3 tahun. Sangat lah tampan, pintar, dan lucu.
Maggie tersenyum. Tingkah ceria Alland sangat lah menggemaskan di matanya.
"Ayo gabung bersama kami, mommy!!" Teriak Alland lagi.
Maggie terkekeh. "Baiklah, putraku. Ibu akan ke sana."
Maggie memanjat balkon dan melompat ke bawah begitu mulus.
"Astaga, mommy. Jangan lakukan itu lain kali. Alland takut mommy kenapa-napa."
"Benar yang dikatakan Alland, mate. Jangan lakukan itu lain kali."
Maggie terkekeh geli mendapat ceramahan dari dua orang yang sangat dicintainya itu. "Iya, iya. Aku tidak akan melakukannya lagi."
Agra dan Alland menghela nafas lega. Lalu, keduanya secara bersamaan mengenggam tangan Maggie setelah saling bertatapan. Kemudian, menuntun Maggie untuk duduk di ayunan.
Maggie hanya menurut. Ingin tahu apa yang ingin dilakukan anak dan suaminya. Agra dan Alland duduk di sebelah Maggie. Menatap wanita cantik itu dalam.
"Kenapa?" Tanya Maggie heran.
"Tidak apa-apa." Cengir keduanya.
Maggie menaikkan alis tak percaya. "Sebenarnya apa yang ingin kalian katakan padaku?"
Agra dan Alland terlihat gelagapan.
"Katakan saja."
Agra menatap Alland penuh arti. Sedangkan Alland menghela nafas panjang sebelum berbicara.
"Sebenarnya Alland dan Daddy tidak sengaja menghancurkan bunga kesayangan, mommy."
Kedua pria itu memasang wajah memelas secara bersamaan Hingga membuat Maggie tertawa.
"Mommy kira ada masalah apa, ternyata masalah ini." Decaknya.
"Mommy tidak marah pada kami?" Tanya Alland polos.
"Tentu saja tidak. Kalian berdua lebih berharga daripada bunga itu."
Keduanya tersenyum senang dan langsung memeluk tubuh Maggie.
Kebahagiaan keluarga kecil itu dilihat oleh Violet dari balkon kamarnya. Gadis itu tersenyum dan berdoa dalam hati supaya keluarga kecil itu selalu dilingkupi oleh kebahagiaan.
-SELESAI-
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE
Fantasy(Sequel The Demon's Mate & Queen Of Werewolf) Semua berawal dari permainan truth or dare. Ia mendapat dare masuk ke dalam salah satu ruangan terlarang di kerajaan Arthur. Ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun. Dengan mempertaruhkan hidup...