Part 10. Kecemburuan Agra

14K 1.6K 243
                                    

Voment ;)

Double up

Agra menindih tubuhku seraya menatap ku tajam dan penuh intimidasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agra menindih tubuhku seraya menatap ku tajam dan penuh intimidasi. "Sekarang aku butuh penjelasan darimu, mate."

Aura kekanakannya tadi menghilang seolah tersapu angin. Dia sekarang benar-benar terlihat sangat serius dan sedikit menakutkan. Ugh, pria cemburu memang sangat menakutkan ya.

Mataku refleks terpejam merasakan ciuman dan hisapan Agra di area leherku. Menjerit tertahan karena rasa geli tak tertahankan yang ku rasakan.

Aku berusaha mendorong tubuhnya tapi dia tidak bergerak sama sekali. Ia tetap mencium dan meninggalkan tanda sesuka hatinya di leherku.

"Katanya mau aku menjelaskan tapi kenapa malah menciumiku sih?" Tanyaku terbata-bata karena serangan agresifnya.

Tangan nakalnya mulai mengusap pahaku. Sementara bibirnya tetap bekerja di area leherku.

"Aku tidak suka mendengar ucapan pria tadi. Aku tidak akan membiarkan dia merebutmu dariku." Tekannya dan mengigit leherku kuat.

"Aku tidak akan pernah membiarkan dia merebutku darimu, Agra. Kau adalah pria yang kucintai sekarang. Kau juga lah yang akan menjadi suamiku di masa depan. Jadi, lepaskan aku sekarang ya?" Bujukku supaya dia mau melepaskanku.

Oh ayolah, aku tidak bisa menahan godaannya ini.

Tingkah agresifnya membuatku ingin merasakan sesuatu yang lain.

Sesuatu yang sangat ingin kulakukan dari dulu tapi tidak berani melakukannya.

"Aku ingin kau mengandung anakku supaya dia tidak bisa menganggumu lagi, mate."

Ucapannya malah membuat pikiran kotor menguasai otakku.

Tidak bisa begini.

Aku takut lepas kendali dan menyerangnya balik.

"Aku ingin memilikimu seutuhnya. Bolehkan, mate?"

Meski nafsu sudah terlihat jelas di sorot matanya, dia tetap saja bertanya padaku. Benar-benar membuatku ingin menerkamnya habis-habisan.

"Tidak boleh!!" Tekanku sambil menatapnya tegas.

"Kenapa? Kau masih mencintai dia, mate?" Tanyanya sedih.

Aku membalikkan keadaan sehingga dia lah yang berada di bawah kungkungan tubuhku.

"Bukan itu. Aku tidak mau melakukan itu sekarang karena kita belum menikah."

Matanya mengerjap polos. "Jadi, kita harus menikah dulu?"

"Iya."

"Kita menikah sekarang juga!!" Tuturnya semangat.

Aku menggeleng tidak percaya mendengar ucapannya. Mendekatkan wajahku ke wajah tampannya lalu mengecup bibirnya sekilas. "Tidak semudah itu. Banyak hal yang harus disiapkan untuk pernikahan."

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang