Part 26 (b)

6.8K 968 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perdebatan baru berhenti kala Devi kehausan.

Dengan tidak tahu dirinya, Devi menyuruh Darren untuk mengambilkannya minum.

Berhubung Darren baik dan bucin tingkat akut, maka pria itu mengambilkan minum untuk istrinya itu tanpa merasa keberatan sama sekali.

Hidup lama bersama Devi tidak membuat Darren merasa bosan sedikit pun.

Darren tetap merasa sama seperti awalnya. Berdebar, bahagia, dan takut kehilangan.

Selama menikah pun, Darren tidak pernah berpaling atau merasa bosan dengan Devi. Malah ia semakin mencintai Devi dari hari ke hari hingga gila rasanya saking dalam cintanya.

Sikap Devi pun juga sama seperti dulu. Terlalu percaya diri, santuy, dan sedikit menyebalkan karena suka mengagumi cogan tapi Darren tetap cinta ke Devi.

Darren tidak bisa tertolong lagi. Level cintanya untuk Devi sudah menembus level 100000000000.

"Arthur jangan berdebat dengan Devi lagi. Kasihan Devi kehausan karena Arthur." Renggut Lily dengan bibir manyun dan disambut delikan kesal dari Arthur.

"Kenapa malah membela dia, honey? Aku ini suamimu sedangkan dia hanya orang asing."

"Kata siapa Devi orang asing? Devi sahabat Lily. Kalau tidak ada Devi, pasti Lily sudah tidak hidup lagi sekarang."

Seketika Arthur kicep mendengar perkataan Lily yang memang benar adanya.

Andai kata waktu itu Devi tidak menolong Lily, sudah pasti istrinya tidak akan hidup sampai sekarang.

Tidak hanya sekali Devi menolong Lily tapi berulang kali sampai nyawa pun menjadi taruhan.

Bukannya Arthur melupakan semua kebaikan Devi tapi salahkan saja sikap Devi yang membuat Arthur gemas.

Gemas pengen retakin tulang Devi maksudnya.

Devi meletakkan gelas di atas meja dan duduk di samping Maggie. "Sudahlah, paman. Aku sudah lelah berdebat. Sekarang aku ingin melihat putri cantikku."

Kekesalan Arthur pun kembali mencuat mendengar perkataan Devi. "Memangnya siapa yang ingin berdebat denganmu jika kau tidak memancingnya duluan?!"

Lily mencubit lengan Arthur Pelan. "Arthur jangan marah-marah terus. Lily tidak suka."

"Iya, honey. Aku tidak akan marah-marah lagi demi dirimu." Sahut Arthur manis dan mencium bibir Lily gemas.

Lagi-lagi Agra dibuat menghela nafas panjang.

Tadi berdebat, sekarang mesra-mesraan.

Salah apa sih Agra sampai punya orangtua seperti mereka?!

Hanya ibunya dan Darren yang normal di sini sedangkan ibu mertua dan ayahnya tidak!

"Putri cantikku, cepat bangun ya. Mommy sudah punya download Drakor terbaru. Nanti kita nonton bareng-bareng kalau kamu sadar."

"Drakornya genre comedy dan romantis. Kamu pasti suka deh. Mommy aja sampai gak sabar untuk menonton drakor fullnya saking asiknya drakor itu."

Devi terus berceloteh.

Celotehan yang membuat orang-orang di sana menghela nafas berat dan ingin melambaikan tangan ke kamera.

"Yang paling utama!! Pemeran utama prianya sangat tampan dan punya roti sobek. Belum lagi senyumannya manis banget kayak Eunwoo. Beuh, serasa melihat Eunwoo lagi mommy."

Darren memeluk tubuh Devi dari belakang. "Jangan memuja pria lain. Aku tidak suka itu."

Devi menoleh kesal ke belakang. "Ya ampun, jangan cemburu gitu deh. Kamu itu Udah tua, gak cocok lagi cemburu-cemburu."

"Kata siapa cemburu itu melihat usia?  Berapa pun usia seseorang, selama dia mencintai maka akan ada perasaan cemburu itu. Seperti yang ku rasakan padamu."

Devi tersenyum girang dan mengecup pipi Darren secepat kilat. "Aku juga mencintaimu. Love you bertubi-tubi."

Darren tersenyum bahagia. "Love you too, my little wife."

Agra menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. "Sabar... Jangan ngamuk." Bisik batinnya.

-Bersambung-

Semoga suka💞

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang