Part 12. Perihal Felia

11K 1.5K 114
                                    

VOMENT :)

Agra tertidur pulas karena elusanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agra tertidur pulas karena elusanku. Tidak ingin membangunkannya, aku turun dengan sangat hati-hati dari kasur. Mengecup keningnya sekilas lalu keluar dari kamar.

Aku menjelajahi Kerajaan Uncle Arthur yang sudah lama tidak ku kunjungi ini. Masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah sama sekali.

Ah ya, mumpung Agra sedang tidur, lebih baik aku pulang ke pack dan memutuskan hubungan dengan Aldebaran serta mengetahui keadaan butikku selama aku tidak ada.

Hanya dalam hitungan detik, aku sudah berada di kamar. Buru-buru ku hidupkan ponselku. Banyak pesan masuk dari Aldebaran. Semuanya menanyakan tentang kabarku dan kenapa aku tidak membalas pesannya sama sekali.

Aku langsung memvideo callnya dan dia dengan cepat menerimanya. Raut wajahnya tampak sangat bahagia melihatku. "Sayang, akhirnya kau menghubungiku. Kenapa selama dua hari belakangan ini kau tidak bisa dihubungi? Apakah ada masalah serius di sana?" Tanyanya panik.

"Dengarkan baik-baik. Aku tidak akan mengulangi perkataan ku untuk kedua kalinya." Ujarku tanpa menyahut ucapannya.

"Apa, sayang? Kenapa ekspresimu terlihat serius begitu?"

"Mulai sekarang kita putus!" Tekanku.

Wajah tampannya terlihat sangat kaget mendengar penuturan ku, begitu pun dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. "Kenapa kau memutuskanku, sayang? Apa salahku?"

Aku menghela nafas panjang. "Kau tidak bersalah sama sekali. Maaf, ku harap kau dapat menerimanya."

"TIDAK!! AKU TIDAK INGIN PUTUS DENGANMU!!" teriaknya keras.

"Masih banyak wanita cantik diluaran sana yang rela mengantri untukmu, Al. Jangan persulit dirimu sendiri dengan gadis biasa sepertiku."

"Kau istimewa, Maggie. Aku tidak ingin putus darimu. Apa salahku? Katakan, aku akan meminta maaf untuk hal itu selama kau menarik kembali ucapanmu."

Aku tersenyum kecut. "Maaf, kau terlalu baik untukku. Mulai sekarang kita tidak ada hubungan lagi dan jangan mencoba menghubungiku. Kau pria baik, Al. Semoga kau mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku."

Langsung saja kumatikan sambungan vc kami supaya tidak semakin panjang dramanya.  Tak lupa juga ku blokir nomornya dan seluruh akun sosmednya.

Jika kalian bertanya apakah aku menyesal memutuskannya, tentu saja tidak.

Jika kalian bertanya apakah aku merasa bersalah padanya, tentu saja tidak. Malah aku sangat senang melihat raut wajah putus asanya yang tidak rela putus dariku.

Ya, aku sangat suka melihat seorang pria frustasi karena ku. Anggap saja aku jahat karena aku ingin mereka merasakan bagaimana rasanya ditolak mentah-mentah oleh orang yang dicintai. Aku tidak ingin merasakannya sendirian.

"Ternyata lo udah punya pacar sebelumnya ya." Perkataan Felia membuatku langsung bangkit dari rebahan  dan menatapnya yang sedang bersandar di dinding heran.

"Sejak kapan lo berdiri di sana?"

"Sejak lo sampai di sini. Gue dapat merasakan kehadiran lo." Ia berjalan mendekatiku dan duduk di sampingku.

"Lo tau gak sih? Lo itu terlihat seperti orang jahat tadi. Memutuskan pria yang sangat mencintai lo."

Mengendikkan bahu seraya mengangkat kedua tangan. "Mau bagaimana lagi. Gue gak mau menyelingkuhi Agra yang polos itu. Lagipula sudah sejak lama gue ingin memutuskannya, hanya saja dia terlalu keras kepala dan tidak mau putus dari gue. Bahkan dia pernah mengancam bunuh diri di butik gue."

"Wow, ternyata Lo sangat hebat ya. Bisa membuat pria sampai ingin bunuh diri. Sepertinya kehidupan lo di NY sangat menarik daripada di sini."

"Ya, kehidupan gue di sana sangat menarik. Jika saja mommy tidak menyuruh gue pulang, kehidupan menarik gue pasti akan terus berlanjut."

"Tapi kayaknya di sini kehidupan lo juga akan menarik deh. Kan ada Agra, si pangeran tidur Lo."

"Apanya yang menarik? Dia itu terlalu polos dan bodoh."

Aku meringis kesal kala keningku dijitak olehnya. "Lo apaan sih?!" Delikku sebal.

"Agra itu gak bodoh. Harusnya Lo lebih menghargai Agra dikit lah. Ntar kalau dia cari gadis lain, mewek Lo." Ejeknya.

"Dia tidak akan melakukan itu karena udah cinta mati sama gue." Kikikku geli.

"Iya sih. Dia gak akan cari gadis lain karena sudah jiwa raganya terikat erat dengan Lo. Makanya jangan pernah menyakiti dia, oke? Perlakukan lah dia dengan baik maka gue yakin hidup Lo akan lebih membahagiakan."

"Tanpa Lo katakan ini pun, gue akan memperlakukan dia dengan baik." Desahku malas.

"Bagus, bagus."

"Oh ya, gimana dengan Lo? Udah bertemu mate belum?" Tanyaku penasaran. Udah 22 tahun masa belum menemukan mate juga sampai sekarang. Kalau untukku sih gak masalah karena aku bukan werewolf tapi demon.

Di dalam tubuhku hanya mengalir darah demon saja. Kata mommy aku mengaliri darah demon dari kakek.

Wajah sedih Felia membuatku merasa sedikit bersalah. "Gak usah jawab deh. Maaf gue mengungkit hal itu."

Felia menggeleng sembari terkekeh. "Gak usah minta maaf kali. Emang belum waktunya gue ketemu jodoh."

"Gimana kalau kita pergi bersenang-senang di club malam dunia manusia?"

Mata Felia melotot kaget. "Jangan aneh-aneh deh Lo. Kalau sampai ketahuan main ke sana, kita pasti diomelin sama kedua orangtua kita."

"Stttt. Mereka tidak akan tahu, Feliaku sayang." Kikikku. "Jadi, gimana?"

"Humm, oke deh. Gue juga pengen sebenarnya ke sana tapi gak pernah ada temen."

"Yeyy!! Kita ganti baju dulu!! Pakai baju sexy oke?!!"

Tiba-tiba saja pintu kamarku di buka secara paksa oleh Kak Ares yang tampak marah. "Kalian tidak boleh ke sana!! Di sana berbahaya!!" Teriaknya.

"Astaga, kak. Di sana itu menyenangkan banget Loh. Kakak jangan menghalangi kami." Decakku kesal.

Kak Ares menatapku datar. "Kamu boleh pergi asal jangan bawa Felia yang polos!"

Kak Ares aneh. Masa aku dibolehin pergi sedangkan Felia gak boleh. Aku kan adiknya, bukan musuhnya.

"Kok kayaknya kakak perhatian banget sama Felia dibanding adik kakak sendiri? Jangan-jangan kakak suka sama Felia?" Tudingku sembarangan tapi nyatanya mampu membuat Kak Ares terdiam dengan wajah merah.

Bukan merah karena marah tapi karena malu.

Tahu kenapa aku menebaknya seperti itu?!

Tentu saja karena aku sudah punya banyak pengalaman hidup!!

"MOMMY!!! KAK ARES SUKA FELIA!!" jeritku seraya keluar dari kamar.

"MOMMY!!"

"IBU TIRIKU!! DIMANA KAMU?!! MOMMY HARUS TAHU BERITA BESAR INI!! KAK ARES CINTA FELIA!!"

"JANGAN SEMBARANGAN KAMU, ADIK KECILKU. TUTUP MULUTMU ITU!!"

-Tbc-

22/2/21

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang