25. dont you remember?

27 5 0
                                    

Alana berjalan seorang diri menuju kelasnya ketika ia tidak mengetahui jika seseorang tengah mengincarnya. Memperhatikan jalannya dan kemudian menariknya masuk kedalam kamar mandi yang tengah ia lewati.

"Eh. Lepas. Lepas. Apaan sih ini?!" Serunya kesal.

Keyra yang menariknya. Mendorongnya masuk kedalam kamar mandi dan kemudian menatapnya sengit, juga penuh amarah.

Alana menyatukan alisnya. Ia tidak mencari masalah apapun dengan gadis itu sejak kemarin. Tapi kenapa hari ini, ia justru bertingkah semakin menyebalkan? Padahal besok sudah masuk acara akhir tahun. Yang menandakan, seluruh anggota osis akan semakin disorot hari ini.

"Plis. Tolong. Lo, kalo mau ngomong sama gue. Baik baik. Gue kayaknya-"

Ucapan Alana terpotong. Seember air bercampur pembersih lantai tersiram kearahnya. Hingga membasahi seluruh seragam osis yang baru saja dikeluarkannya dari almari tadi pagi. Bau amis dari bekas pel, bercampur dengan bau pewangi pembersih lantai menguar.

Wah, shit.

"Gue nggak minta lo buat komen."

"Salah gue dimana deh sama lo?!" Alana benar benar kesal sekarang. Keterlaluan. Ia tidak pernah mengganggu Keyra. Tapi kenapa cewek itu sepertinya sangat tidak menyukai Alana.

Keyra tersenyum miring. "Salah lo? Dimana? Dikepala lo."

Alana terdiam. Mencerna ucapan Keyra yang tidak jelas itu.

"Gue nggak pernah cari masalah sama lo. Jadi, berhenti ganggu gue."

Keyra berdecih. "Nggak semudah itu, bitch. Almost tiga tahun gue nahan perasaan gue buat Hanaf. Bisa bisa nya lo, yang cuman anak pindahan, dapetin dia. Terus, lo pikir gue bakal diem?"

Dapetin? Apa yang didapetin? Bahkan Alana tak tahu menahu soal perasaan Hanaf.

"Em, kalo lo belum tahu. Coba tanya yang lain, seobsesi apa gue untuk sesuatu yang gue suka."

Alana mematung. Keyra melangkah mendekatinya. Mengeluarkan sesuatu dari kantung seragamnya.

"L-lo mau ngapain?" Tanyanya. Perlahan mundur dan sialnya, tubuhnya menabrak tembok dibelakangnya.

"Enggak. Cuman mau ngasih sedikit kenang-kenangan dari gue." Keyra memperlihatkan cutter ditangannya. Memainkan benda itu hingga terdengar bunyi derit.

"Jangan. Tolong. Lo bisa dikeluarin dari osis. Apapun yang lo mau, gue bakal lakuin. Berhenti, Key." Alana menatap nanar cutter itu dan Keyra bergantian.

"Oh ya? Semua yang gue mau?"

Alana mengangguk tanpa ragu. Memastikan.

"Serius? Lo baik banget deh." Keyra tersenyum sumringah. Namun sepersekian detik berikutnya kembali menatap Alana penuh dendam. Secepat itu duality nya berubah. "Sayangnya gue nggak butuh."

Alana terkejut. Bipolar ya ni anak?!

"Key, nama osis ada di lo. Plis. Lo bisa dikeluarin dari sekolah bahkan, kalo lo berani ngenain itu ke gue."

Keyra berhenti memainkan cutter itu. Dengan posisi cutter yang saat ini telah terbuka. Alana was was bukan main.

"Lo cantik, Lan. Sampe gue yang cewek aja suka liatin wajah lo. Apalagi yang lain. Jadi nggak heran kalo Hanaf bisa suka sama lo secepat itu. Tapi, apa orang orang bisa masih sama suka sama lo kalo ini kena wajah lo?"

"Jangan. Jangan gila, Key. Plis. Gue bakalan kerjain semua laporan lo. Taroh itu. Gue mohon."

"No."

walk on memories || Na Jaemin [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang