"Makasih udah mau nemenin gue." Ujar Hanaf begitu mobilnya telah sampai didepan gerbang rumah Alana.
Alana tersenyum. "Harus nya gue yang bilang makasih. Makasih banyak buat hari ini."
Hanaf balas tersenyum lebar. Tentunya dengan jantung yang berdebar tidak biasa pula. "Gue langsung nggak apa kan?"
"Iya, hati-hati dijalan." Setelahnya, Alana melepas seatbelt dan keluar dari mobil. Ia sengaja berdiri didepan gerbang sampai mobil Hanaf tak lagi terlihat.
Begitu masuk kedalam rumah, Alana menaruh kembali kamera dslr nya kedalam almari khusus miliknya yang berisi beberapa kamera lama dan lp koleksi nya.
Tak sengaja menyenggol sebuah buku tebal disamping kamera analog lama nya, sebuah foto keluar dari salah satu halaman buku yang terbuka. Ia segera memungutnya, namun pergerakannya melambat ketika lagi-lagi seperti merasa terjadi sebuah kejanggalan.
Foto dalam genggaman tangannya benar-benar terasa tak asing.
~kim
Tulisan itu kembali ada disudut foto. Foto yang sama dengan yang berada di pameran tadi.
Mendadak saja, tangannya bergetar hebat dengan pening yang merambat kuat. Juga dadanya yang berdenyut nyeri tidak karuan. Sangat sakit. Ngilu nya bahkan terasa hingga ujung-ujung jarinya yang bergetar. Alana terduduk ditepi ranjang besarnya.
Ya tuhan, dia siapa?
"Kim Lana. Nice to meet you too."
"Ganteng, tapi jomblo."
"Gue? Kenapa gue?"
Ia hampir saja menangis karena sakit yang dirasanya. Kali ini bukan suara orang lain lagi yang bergema ditelinganya. Namun suaranya sendiri. Suara nya yang terdengar begitu bahagia, suara yang dirasanya telah memudar selama satu tahun belakangan.
"Emm, manis nya."
Dan kini, Alana sempurna menangis. Setelah tak kuat lagi menahan dadanya yang sesak.
"Mamaa! Mamaa!" Ia berteriak kalap. Ada apa dengan dirinya sendiri, Alana bahkan tidak tahu.
■ ■ ■
"Udah mirip sama artis korea muka gue tuh. Gantengnya paripurna." Orang didepan Alana tersenyum lebar setelah membanggakan dirinya sendiri.
Dan Alana tertawa. "Ganteng, tapi jomblo."
"Masih nyari, tapi nggak nemu-nemu yang kaya lo." Ia mengaduk es americano nya.
Satu alis Alana terangkat. "Gue? Kenapa gue?"
"Ya lo. Gue mau nya yang kaya lo. Hehe."
"Ngadi-ngadi kan. Aneh." Ah, dusta. Sejujurnya Alana sendiri juga merasakan sesuatu setiap kali sedang bersamanya. Menghabiskan waktu berdua dengan mengobrol tentang semua hal dan sembari memesan es americano.
"Lo aja deh kalo gitu."
"Apaan?"
"Mulai menit ini, detik ini, Kim Lana resmi jadi cewek gue."
Alana menoleh terkejut. "Eh, gue belum bilang iya ya."
"Yaudah trial dulu. Nanti kalo betah sama gue kita nikah ya."
"Bocah. Dasar."
Alana membuang muka nya. Menyembunyikan raut wajahnya yang memerah perlahan. Ingin ia tenggelamkan wajah orang dihadapannya ini. Tak berdosanya membuat perasaan orang lain tak menentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
walk on memories || Na Jaemin [SELESAI] ✔
Fanfic"Bagaimana bisa, ketika orang lain ada yang tengah menangisi setiap kenangan miliknya aku justru tidak memiliki kenangan apapun." Kim Lana harus berbohong setiap kali ada yang bertanya ingatkah dia dengan orang itu. Berpura-pura mengenal semua orang...