CERITA RICKY

606 91 10
                                    


Di sebuah rumah sederhana yang sudah tampak tua karena sebagian catnya sudah memudar. Disitulah tempat Ricky tumbuh dari bocah ingusan sampai menjadi seorang pemuda yang tampan.

Ricky adalah lelaki tunggal diantara keempat saudara perempuannya. Si bungsu yang sering diandalkan dalam keluarga. Bukan hanya itu, dia pun sangat dibanggakan karena hanya Ricky yang bisa melanjutkan pendidikan sampai ke bangku perkuliahan.

Sedari dulu Ricky termasuk anak yang patuh pada orang tua, itu sebabnya dia terkenal sopan. Namun kali ini, Ricky sangat berat untuk mengikuti keinginan dari ibunya.

"Ki, kamu mau 'kan ibu jodohkan dengan Nasya?"tawar ibunya sambil sesekali terbatuk.

Ricky langsung sigap mengambil segelas air yang berada di nakas kemudian menyodorkan pada ibunya.

"Ibu harus sehat dulu. Masalah perjodohan itu nanti kita bicarakan lagi ya."pujuk Ricky sambil memijit kaki ibunya.

Sudah sebulan ibunya sakit dan meninggalkan pekerjaan rumahnya. Untungnya para kakaknya bergiliran untuk menjenguk wanita yang berumur lebih dari setengah abad itu. Dan kali ini, Ricky dipaksa pulang untuk menemani ibu sekalian rencananya ingin dikenalkan dengan perempuan yang nantinya bakal dinikahkan dengannya.

"Ibu itu sudah gak sabar liat kamu nikah."

"Tapi Ricky masih kuliah Bu. Gimana nanti Ricky mau menafkahi istri?"

"Kamu gak usah khawatir. Nasya itu bukan wanita boros."

Ricky memijit keningnya. Rasanya pusing memikirkan jikalau dia harus menikah muda. Sementara juga dia sudah ada seseorang yang merebut hatinya.

***

Sudah sebulan Ricky dirumah, namun pikirannya terus terbayang dengan teman-teman yang di kos. Mereka sudah seperti keluarga barunya. Ingin rasanya kembali namun Ricky tak sampai hati meninggalkan ibu sendiri dalam keadaan masih sakit.

"Assalamualaikum."salam seseorang mengejutkan Ricky yang sempat termenung.

"Walaikumsalam."

"Bu'de Kartininya ada?"tanya wanita itu sambil tersenyum canggung.

"Ada. Silahkan masuk."

Wanita itu masuk dan diikuti Ricky dibelakangnya.

"Gimana keadaan bu'de?"tanya wanita itu setelah sampai di dekat kasur tempat ibunya Ricky terbaring.

"Bu'de sudah agak mendingan nduk, apalagi ada Ricky Disini."

"Nasya bawakan bubur, bu'de makan ya."

Ricky baru menyadari ternyata wanita itu adalah Nasya yang nantinya akan dijodohkan dengannya.

"Ricky ini kenalin Nasya." Ibu Ricky mencoba memperkenalkan wanita itu.

"Ya Bu."

"Gimana pendapat kamu?"

Ricky jadi salah tingkah. Bingung mengutarakan isi hati yang sebenarnya.

"Sepertinya baik bu."

Ibunya menyuruh Nasya untuk mendekat kemudian menggenggam tangan wanita itu.

"Bu'de sangat senang kalo kamu mau nikah sama Ricky."

"Tapi Bu, apa Ricky mau sama Nasya?"

Serta Merta ibunya memandang ke arah Ricky. "Kamu mau 'kan Ky?"

***

Tanpa sepengetahuan ibunya, Ricky mengajak Nasya mengobrol di teras rumahnya.

"Maaf Nasya sebelumnya aku ngajak ngobrol di sini, soalnya gak enak sama ibu."

"Gak pa-pa, aku juga mengerti."

Ricky memutar otak bagaimana caranya menolak perjodohan dengan cara yang baik dan tidak menyakiti hati Nasya.

"Kamu tahu 'kan kalo kita akan dijodohkan?"

Nasya mengangguk malu.

"Tapi sepertinya aku belum siap nikah muda. Apalagi aku belum menyelesaikan kuliah."

Ricky terdiam sejenak sambil melirik ke arah Nasya.

"Aku takut nanti gak bisa menjadi suami yang bertanggung jawab karena sampai sekarang pun aku belum bekerja."

"Aku juga gak mau menyusahkan Ricky. Sebenarnya aku terima saja untuk dijodohkan dengan kamu karena bu'de sudah aku anggap seperti ibu sendiri."

Nasya memberanikan diri untuk menatap wajah Ricky dari samping.

"Tapi kalau Ricky menolak perjodohan ini, aku juga gak bisa memaksa."

"Maaf ya, aku hanya gak mau nanti kamu merasa terbebani."

Ricky menghela nafas lega. Setidaknya Nasya memahami dirinya dan menolak perjodohan ini. Dan dia yakin ibunya nanti pasti akan menerima keputusan ini.

***

Maaf slow update, huhuhu

Semangati author dong, biar bisa cepat update

SATU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang