24. GARA-GARA KOMIK

709 99 9
                                    


Zweitson baru saja keluar dari kamar mandi bersamaan dengan suara notifikasi dari ponselnya.

Karena penasaran dia langsung melihat pemberitahuan yang ternyata sebuah nomor asing yang masuk ke ponselnya.

"Nomor siapa?"

Meski bingung dia pun segera membuka pesan itu.


Hallo Zweitson 😊,,
Masih ingat aku? Hehe
Aku Lara, cewek manis melebihi gula😂
Oya, aku mau ngasih komik yang dulu sempat kita perebutkan😆
Nanti sore ketemuan ya di cafe Bintang
See you



Tanpa disadari Zweitson mengulum senyum mengingat bagaimana pertemuan mereka.

Tidak tau kepastiannya mengapa pesan dari Lara sudah membuatnya begitu senang. Seperti ada kupu-kupu di dalam perutnya yang menggelitik.

Padahal hanya bertemu dua kali namun rasanya begitu menakjubkan. Apa mungkin dia jatuh cinta? Secepat itukah?

"Son, temenin kakak belanja dong!" Teriak kakaknya dibalik pintu.

Seketika senyum diwajahnya berubah jadi cemberut.

Melihat jam di dinding kamarnya, dan hanya tersisa beberapa jam saja menjelang pertemuannya dengan Lara, jika dia nemenin kakaknya belanja pasti bisa terlambat.

"Adek ada janji kak, gak bisa nemenin belanjanya sekarang."

Bagaimana pun pertemuannya dengan Lara adalah prioritas utama untuk sekarang, urusan belanja bisa di cancel dulu.

***

"Eh mau kemana kamu rapi bener?"

Zweitson yang ingin melangkah pergi pun diam.

"Adek ada janji sama teman ma."

"Mau pacaran tu ma, ni wanginya sampe ke sini." Celetuk kakaknya yang sedang menyuapi Ifi.

"Beneran kamu pacaran sekarang?" Tanya mamanya lebih terlihat mengintimidasi.

"Gak kok ma, cuma mau pinjam komik sama teman." Zweitson jadi gelagapan.

Mamanya mendekat ke arah anak bungsunya itu sementara zweitson perlahan menelan ludah.

Memperhatikan dari atas sampai bawah hingga akhirnya mengulum senyum lalu mengelus sayang puncak kepala zweitson.

"Kamu hati-hati ya."

"Ya ma, Soni berangkat dulu."

Menarik nafas lega sebelum akhirnya keluar dari rumah.

***

Sesampainya di Cafe Bintang, zweitson berusaha mengenali tiap pengunjung, sebenarnya dia masih kurang ingat wajah Lara.

Matanya tertuju pada sesosok gadis berkuncir yang sedang melambai ke arahnya. Dengan penuh keyakinan zweitson menghampiri gadis itu yang nyatanya memang gadis yang dia cari.

"Hei." Sapa Lara duluan. Sepertinya lara tipe gadis yang bisa membuat badmood jadi good mood. Apalagi kalau lihat wajahnya yang tidak pelit senyum.

"Hai, maaf aku telat." Zweitson langsung mengambil tempat di depan lara.

"Sama sekali gak telat, aku baru sampai sekitar 5 menit yang lalu."

"Oh." Zweitson memperbaiki letak kacamatanya.

"Mau pesan dulu? Makan atau minum?"

"Aku minum aja deh soalnya masih kenyang."

"Kalo gitu aku juga."

Seorang pelayan cafe menghampiri mereka.

"Aku pesan Chocolate mint, kalo kamu?"

"Ah, aku moccacino aja."

Pelayan itu sigap menulis pesanan keduanya. Kemudian pergi mempersiapkan pesanan mereka.

"Ini." Lara menyodorkan komik yang barusan dia ambil dari dalam tasnya.

"Gak tau kenapa aku teringat kamu kalo lagi baca itu."

"Oh ya, masa?" Zweitson mengambil komik itu dan mulai membuka halamannya.

"Makanya aku bacanya cepat biar bisa ngasih ke kamu."

"Terima kasih."

Seketika lara tertawa membuat zweitson bingung.

"Kenapa?"

Lara menggeleng.

"Kamu masih kaku aja, kalo ngomong sama aku santai aja kok."

"Maaf."

"Tuhkan."

Zweitson jadi senyum canggung sambil garuk telinga gak jelas.

"Oh ya teman kamu yang jago basket tu siapa namanya?"

"Fajri?"

"Nah itu, teman aku salam sama dia."

"Oh kirain kamu."

"Kalo aku sih gak tertarik sama anak basket."

"Kenapa?" Zweitson bukannya kepo hanya ingin tahu alasannya.

"Ya gak suka aja. Kan tipe orang kan beda."

"Memangnya kamu suka yang kayak gimana?"

Lara menatap zweitson intens membuat cowok itu berdehem pelan, bersamaan datangnya minuman mereka.

"Minum dulu deh."

Keduanya pun minum.

"Kalo aku suka cowok yang gak tebar pesona, simple, gak banyak omong."

"Tapi Fajri gak tebar pesona."

Lara kembali tertawa.

"Baguslah, tapi tetap aku gak suka sama anak basket."

Diam-diam zweitson tersenyum, rasanya ada banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.

***







Maaf lamaaaaa, semoga sukaaaa

SATU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang