25. Bermain TOD

650 108 6
                                    

Siang itu warga kosan sedang berkumpul di teras. Kebetulan sekali semuanya sedang punya waktu bebas, tak terkecuali dengan Fiki dkk yang menghabiskan hari Minggu mereka mengunjungi kosan para abangnya.

"Bang, bosan gak sih?!" Fajri yang duluan membuka suara kala melihat keheningan diantara semuanya.

Fiki dan Gilang yang sedang ngemil kuaci mengangguk setuju.

"Jalan aja yok!"ajak Farhan.

"Malas ah lagi terik kayak gini."sahut Fenly sambil memetik gitarnya dan nyanyi-nyanyi gak jelas.

"Takut item ya Lo Fen?"goda Farhan kemudian ikut duduk disebelah Fenly lalu merebut gitarnya.

"Main TOD mau gak?"usul Zweitson yang sedari tadi sibuk dengan komiknya.

"Boleh juga tuh!"

"Setuju gue."

"Gak mau!"

"Ayolah bang! Takut rahasia Abang ke bongkar ya?" Fajri sudah mengalungkan lengannya di leher Farhan sambil kedip mata.

"Gak lah! Cuma gak mau aja!"

"Ah bang Han gak seru."sahut Fiki.

"Ada apa sih ribut-ribut?" Shandy baru ikut bergabung dengan mereka karena sibuk di dapur.

"Main TOD gak bang?"

"Ayuk!"

"Sip la bang Shan."

Dan akhirnya setelah keributan itu, Farhan pun mau juga diajak setelah disindir tentang keberaniannya.

"Siapa yang putar botolnya duluan?"

"Suit aja."

Ketujuh pemuda itu pun suit untuk menentukan giliran memutar botol.

"Jangan tanya yang macam-macam deh Lo!"larang Farhan kala Fajri mendapat giliran bertanya dan memilih Farhan sebagai objeknya. Sementara Fajri tersenyum jahil.

"Bang Han mau pilih Truth or Dare?"

Farhan berpikir sebentar sebelum memutuskan.

"Pilih Truth aja la bang, Fajri tu usil nanti dare nya yang aneh-aneh lagi."usul Gilang.

"Bang Gilang suuzon trus mah sama gue."

"Ya udah."

"Jadi bang Han pilih apa?"

"Truth."ucapnya sedikit ragu.

"Oke gue kunci ya bang."

"Apaan dah pake kunci segala."

Kemudian semua mata tertuju pada Fajri apalagi Farhan yang deg degan menunggu pertanyaan dari Fajri.

"Jawab jujur ya, bang Han masih cinta gak sama Sandra?"

Pertanyaan dari Fajri sukses membuat semua mata memandangnya karena entah dari mana Fajri tahu soal kisah cinta Farhan dan Sandra selain Shandy.

"Sandra siapa bang? Kok gue baru dengar namanya?"tanya Gilang kepo.

"Emang bang Han pernah jatuh cinta?"sahut Fiki penasaran.

"Cantik ya bang?"

Sementara Farhan mencoba bertanya dengan Shandy lewat tatapan dan untungnya Shandy mengerti hingga dia menggelengkan kepalanya.

"Bang jawab dong!"desak Fajri.

"Dari mana Lo tahu Sandra?"

"Gue tu punya seseorang yang bisa memberikan informasi."bangga Fajri.

"Ngeri ah Lo Ji."ucap Fiki mencoba beringsut dari sebelah Fajri.

"Kalo gue gak mau jawab gimana?"

"Bang Han harus melakukan dare dari gue."

"Gak usah bang! Mending jawab jujur aja."saran Fiki.

"Iya jawab aja la, lagian nanti gue mau dengar cerita bang Han dengan Sandra." Gilang menambahi.

Farhan menghela nafas. Percuma disembunyikan pasti nanti para penghuni kosan memaksanya untuk bercerita.

"Kalo mau jujur gue... Udah gak cinta sama Sandra."

"Bohong ah. Gak percaya!"sangkal Fajri ngegas.

"Kok Lo gak percaya sih Ji?"tanya Fiki.

"Iyalah, kemaren gue lihat bang Han masih nyimpan foto Sandra di hp nya."

"Kok Lo bisa tau di hp gue ada foto Sandra?"

"Gue gak sengaja lihat hp bang Han."

"Wah parah ya Lo."

Farhan ingin memukul Fajri namun ditengahi oleh Shandy.

"Udah deh gak usah bertengkar!"

"Kita lanjut lagi mainnya."sela Fenly.

Semuanya mengangguk setuju kecuali Farhan yang mulai kesal dengan Fajri.

"Gue lagi yang putar."ucap Fenly.

Kemudian botol itu berputar hingga berhenti tepat ke arah Zweitson.

"Nah Son mau truth atau dare?"

"Dare aja deh."

"Kenapa Lo? Takut amat ditanya."

"Gak kok. Cuma gue yakin dare dari bang Fen gak aneh kayak Fajri."

"Gitu amat ya Lo Son sama gue." Fajri tampaknya tersinggung.

"Yaudah, dare dari gue Lo harus telpon acak ke nomor yang gue pilih trus bilang 'I love u'."

Yang lainnya tertawa ternyata Fenly cukup jahil juga idenya, sementara Fajri malah bilang 'syukurin'!.

Mau tak mau Zweitson memberikan hpnya pada Fenly sambil berdoa semoga Fenly tidak memilih nomor yang aneh.

"Lo harus telpon nomor ini." Fenly memberikan kembali hp itu pada zweitson.

"Jangan yang ini deh bang."pujuk zweitson.

"Kenapa emangnya Son?" Fiki penasaran lalu mengintip hp itu dari Zweitson.

"Lara siapa deh?"tanya Fiki.

"Nah kan ketahuan ya Lo punya cewek simpanan."sahut Gilang.

"Apaan dah Lo, cewek simpanan itu image nya gak bagus ah."sela Shandy.

"Teman ini."

"Kok Lo gak pernah cerita ke kita?"tagih Fajri.

"Iya deh nanti gue cerita."

"Yaudah sekarang telpon dia."suruh Fenly.

Zweitson menelan ludah sambil mencoba menelpon Lara. Dalam hati dia berharap cewek itu tidak mengangkat telponnya hingga suara halo di seberang sana mengagetkannya.

Zweitson menatap ke arah semuanya dan mendapati mereka yang menyuruhnya untuk bilang kata 'i love u'. Seumur-umur belum pernah dia mengatakan itu dan ternyata karena permainan ini dia harus mengatakannya.

"Lara, I love you."

Tut...Tut..Tut...

Sambungan telpon terputus bersamaan dengan pingsannya seorang Zweitson.













Hahahaha kasian amat si Zweitson..



SATU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang