5. LATIHAN PERTAMA

1K 143 21
                                    

Tak seperti malam biasanya. Kali ini suasana di rumah Fiki penuh kehebohan kala para abang-abangnya berebut untuk bercerita. Sang mama pun ikut tertawa.

"Ayo gak usah malu-malu kalo mau tambah."tawar mama Fiki pada semua tamunya itu.

"Kalo Farhan jangan di tawari tante, makannya banyak."celetuk Shandy. Membuat si pemilik nama cukup malu.

"Gilang noh diam-diam menghanyutkan."sambung Ricky.

Gilang yang lagi khusuk makan segera mengambil minum. Hampir keselek.

"Kalo makan tu gak boleh ngomong, contoh bang Fenly dong."Kali ini Fajri yang bersuara.

Mama Fiki sampai geleng kepala menyaksikan keakraban semuanya. Tiba-tiba kepikiran kalau punya anak sebanyak ini bakal seru kali ya?

"Oya Faras kemana ya tante, gak keliatan."tanya Farhan yang sudah menyelesaikan makannya.

"Pulang dari kampus tadi katanya mau ketemu teman, sampai sekarang belum pulang." Mama Fiki pun baru kepikiran.

"Awas modus tante, Farhan banyak gombalnya." sahut Shandy lalu mendapat tatapan tajam dari Farhan.

"Bilang aja lo sirik kan sama gue, terlalu sayang sama gue kayaknya."

Shandy hanya tersenyum kecut membuat yang melihat menertawakannya.

Usai makan kedelapan pemuda itu memasuki ruangan yang terdapat berbagai alat musik disana. Kelima abang-abangnya dibuat takjub karena baru pertama melihat ruangan yang seperti studio saja.

"Keren juga nih ruangan lo."puji Fenly. Kemudian matanya tertuju pada gitar. Dia pun mengambilnya.

"Beda banget sama suasana di kosan ya, disini lebih adem."celoteh Farhan sambil duduk di sofa.

"Yaiyah ada ac nya." tanggap Gilang ikut duduk dekat Farhan. "Geser dikit napa."

"So, abang-abang kita bisa mulai latihan sekarang." Fiki sudah duduk di depan sebuah piano.

"Jadi sekarang kita latihannya?" Shandy tampak ragu.

"Yaiyah bang, kebetulan lagi kumpul semua kan."

"Hayoklah, gue lagi semangat nih!" Gilang bangkit dari duduknya.

"Emang mau bawain lagu apa?"

"Lagu yang pas abang nyanyi di Cafe aja."

"Gue setuju, gue bisa ngiringi pake gitar." sahut Fenly ikut semangat.

Shandy masih ragu. Dia sedikit kurang percaya diri untuk mulai menyanyi. Ketika di Cafe itu pun atas suruhan manajer Cafe dan pada saat itu badannya sempat gemetar untungnya tidak terlalu kentara.

Alunan piano dan gitar yang dimainkan oleh Fiki dan Fenly mulai mengalun hingga saat sudah mulai masuk bagian pertama Shandy belum juga membuka mulutnya. Permainan musik pun berhenti.

"Kok gak nyanyi bang?"tanya Fiki.

"Gue..... Gak bisa."

Seketika Farhan mengalungkan lengannya ke leher Shandy sambil menepuk pundaknya.

"Ayo semangat bro, atau perlu gue yang nyanyi."

"JANGAN!!" Seketika semua kompak. Membuat wajah Farhan terlihat kecut. Padahal niatnya baik ingin membantu.

"Ayok bang, sebelum bang Farhan yang nyanyi dan merusak gendang telinga kita."sahut Fajri tanpa takut.

"Oke."

Shandy menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya. Kemudian alunan piano dan gitar kembali bermain.

Bagian pertama pun dinyanyikan Shandy dengan sangat merdu. Kemudian dilanjutkan Fiki yang ternyata juga memiliki suara yang tak kalah bagus. Membuat Gilang dan Farhan terpukau.

SATU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang