CERITA GILANG

727 105 1
                                    




Masih berdiri di depan sebuah gerbang yang di atasnya terdapat papan yang bertuliskan 'panti asuh bunda'.

Sibuk dengan berbagai asumsi mengapa seseorang yang meneleponnya sekitar satu jam tadi menyuruhnya untuk kembali ke sini.

Tempat ia dibesarkan dan mengetahui bahwa dia salah satu bagian dari anak-anak yang kurang beruntung itu.

Sejak memutuskan untuk pergi dari sana belum ada lagi kakinya menginjak tempat yang menyimpan segudang kenangan ini.

Mencoba menyakinkan diri akhirnya dia membuka gerbang itu.

Kesan pertama yang dia dapatkan adalah suara hiruk pikuk bocah yang berlarian atau lebih tepatnya berlari demi menghindari seseorang yang sedang mengejar mereka dengan mata tertutup kain.

Dia masih berdiri menyaksikan hingga seorang bocah berlarian ke arahnya membuat seseorang dengan penutup mata itu ikut mendekat ke arahnya sambil tangannya meraba raba.

"Hap! Ketemu kamu kali ini kakak gak akan melepaskan kamu."

Dia berdiri kaku kala seorang gadis dengan penutup mata itu memegang kedua lengannya.

"Tapi kok badan kamu tinggi banget."

Gadis dengan penutp mata itu merasa ada yang janggal. Padahal tadi dia hanya bermain dengan bocah yang tidak ada memiliki ukuran tinggi melebihinya.

"Kak Gilang!"

Suara seorang bocah mengalihkan tatapan Gilang. Sementara gadis dengan penutup mata segera melepaskan tangannya lalu buru buru membuka kain penutup itu dari matanya.

Gadis itu terkejut langsung mundur beberapa langkah.

Gilang tahu pasti gadis itu tidak enak padanya hingga dia segera mengulurkan tangannya.

"Gue Gilang."

Gadis itu tampak ragu sebelum menjabat tangan Gilang.

"Aku Ratna."

Bocah yang tadi memanggil Gilang datang menghampiri mereka lalu dengan sigap memegang lengan Gilang dengan kedua tangannya.

"Kak Gilang kemana aja, Dino kangen kakak."ucap bocah laki-laki yang mungkin berumur sekitar 6 tahun itu. Matanya tampak bersinar dengan terus menyunggingkan senyuman.

Sambil mengacak pelan rambut ikal bocah itu Gilang berjongkok untuk menyamakan posisi tatapan mereka.

"Kak Gilang sibuk kuliah."

Dino mengangguk meski sebenarnya dia tidak sepenuhnya mengerti.

"Ayo kita main kak!"

Dino menarik lengan Gilang untuk mengikutinya dengan kekuatan sang bocah akhirnya Gilang melangkahkan kaki mengikuti arah gerak Dino.

Sementara gadis bernama Ratna itu hanya menyaksikan kepergian pemuda yang baru dikenalnya itu hingga seorang bocah menarik tangannya untuk mengajaknya bermain kembali.


***



Tadinya Gilang akan ikut bermain dengan Dino sebelum bu Ratih menemukannya dan mengajaknya untuk berbicara.

Wanita yang Gilang kenal sebagai ibu pengasuh di panti ini dan sudah dia anggap sebagai orang tua nya itu masih terlihat sama meski dia tak menjumpainya selama kurang lebih 1 tahun.

"Gimana kabar kamu nak?" Pertanyaan dari bu Ratih membuat Gilang tersadar dari lamunannya.

"Baik bunda."

SATU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang