35. PERGI

195 25 2
                                    

"Lo udah bisa hubungi?"

Gilang menggeleng dengan memasang raut lelah karena sudah puluhan kali ia mencoba memanggil Ricky, tapi ponsel laki-laki itu hanya terdengar suara operator saja.

"Lo gimana?"

Fenly juga menggeleng setelah berusaha menanyakan pada teman-teman kampus bahkan anak-anak komplek kosan mereka.

"Ricky kemana sih lo?" Shandy berbisik frustasi sembari mencengkram rambutnya.

Semua orang yang berada dalam ruangan itu terlihat kebingungan atas kehilangan sosok Ricky sejak beberapa jam yang lalu, padahal tadinya mereka sebentar lagi akan tampil.

"Yaudah, kita gak punya pilihan lain. Kalian tetap harus tampil tanpa adanya Ricky." Bang Faisal selaku manajer mereka bersuara.

"Tapi Bang, gimana dengan bagian Ricky?" tanya Fiki.

"Lo yang ambil ya Fik, gue yakin lo bisa."

Fiki hanya bisa menghela nafas setelah akhirnya mengangguk.

"Kalian harus bisa menampilkan yang terbaik tanpa adanya Ricky, oke. Fokus!"

Ketujuh pemuda itu mengangguk.

"Sekarang kita doa dulu."

Mereka membuat lingkaran sembari berdoa dalam hati agar penampilan mereka berjalan dengan lancar meski hati mereka sedang dilanda cemas dan khawatir.

"Ayo, sekarang giliran kalian!" Bang Faisal memberi aba-aba agar mereka segera menaiki panggung.

"Ingat ya, gak boleh ada yang terlihat sedih," ucap Farhan selaku ketua mereka.

"Ya Han."

"Oke, Bang."

Ketujuh pemuda itu berdiri sejajar sembari memandang ke arah para pengunjung yang memenuhi auditorium. Wajah mereka tampak antusias dan semangat sembari meneriaki nama masing-masing dari ketujuh pemuda itu.

Farhan lebih dulu menyapa sebelum akhirnya mereka membuat formasi duduk. Fenly dengan gitar, Fiki dengan pianonya dan kelimanya dengan mic masing-masing.

Alunan musik mulai terdengar membuat mereka kembali fokus dengan bagiannya.

Penonton dibuat bungkam untuk sesaat sembari mendengarkan suara grup vokal pendatang baru tersebut. Suara dari masing-masing yang memiliki ciri khas terdengar harmoni dinyanyikan secara serentak.

***

Seminggu berlalu, un1ty nama grup vokal yang mereka ciptakan sendiri atas kesepakatan bersama. Ada makna tersendiri dibalik nama itu. Seiring berjalannya waktu, ketenaran mereka mulai diekspos media televisi bahkan beberapa kali mereka sering diundang ke acara nasional.

Namun, disela ketenaran itu, sosok Ricky belum juga tahu dimana keberadaannya. Seakan menghilang dari permukaan bumi. Mungkin itu terdengar berlebihan, tapi siapa yang tahu jika teman satu kos mereka itu menghilang tanpa kabar. Bahkan media berasumsi kalau Ricky sedang beristirahat.

"Gak ada acara lain ya?" Gilang mengomeli Fajri sedang menonton infotainment yang kebetulan membicarakan un1ty. Sejak dua hari yang lalu saat Farhan memberikan komentar menyangkut Ricky, hampir semua berita gosip menayangkan sesi wawancara mendadak itu.

"Ya gimana bang, tv isinya ini semua!"

Lalu Gilang mengambil remote dan mematikan tv itu.

"Kalo udah tau isinya itu semua, jangan di tontonlah!"

Fajri mengomel dalam diam lalu beranjak menuju kamar. Perlu diketahui, sejak terkenal mereka diberikan rumah singgah atau dorm untuk latihan. Kadang mereka menghabiskan waktu lebih banyak di dorm dari pada kembali ke kosan ataupun rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SATU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang