"Bang bagi dong!"
"Jangan pelit ah!"
"Heh kalian bertiga bisa diam gak!"
Teriakan dari Shandy mampu membuat Gilang, Fajri dan Fiki berhenti dari ajang kejar mengejar sebab Gilang tidak mau membagi kuaci yang hanya tinggal satu bungkus lagi.
Sementara Fenly hanya menggeleng melihat tingkah ketiganya namun selanjutnya dia tampak tak peduli dan melanjutkan aksi memetik gitar. Lain halnya Zweitson, cowok itu malah sibuk dengan ponsel seperti tak terganggu oleh orang disekitarnya.
"Geser Son!"pinta Fiki yang lebih dulu duduk diantara Zweitson dan Fenly.
Merasa risih akhirnya zweitson memilih keluar dan duduk di teras.
Untuk hari ini dia sedang tidak ingin diganggu sebab asik membalas chat dari Lara. Sejak zweitson terjebak oleh permainan TOD, dia hampir tidak bisa tidur 2 hari 2 malam saking malunya serta tidak mau menjawab telpon dari gadis itu. Namun kemarin Lara mengechatnya duluan.
Hampir saja zweitson melepaskan ponsel dari genggaman kala Lara tiba-tiba menelpon. Dengan menarik nafas Soni mengangkat telpon gadis itu.
"Hallo?"
"Hai Son!"
Zweitson belum berani bicara.
"Apa kabar?"
"Baik, kamu apa kabar?"
"Sedikit galau."
"Hah... Kok galau?"
"Soalnya kemarin ada yang nyatain cinta lewat telpon." Zweitson tahu kalau gadis itu sedang menyindirnya.
"Ah.. itu.. kemarin sedang ngeprank sama yang lain."jelas Soni agak gugup.
Kemudian Soni mendengar gadis itu sedang tertawa.
"Masa sih?"
"Heem."
"Hati-hati lho Son!"
"Kenapa Ra?"nampak alis cowok itu menukik karna bingung.
"Ya kamu harus tanggung jawab."
"Hah.. emang aku bikin masalah apa Ra?"
"Kamu udah bikin aku jadi baper."
Zweitson beruntung tidak berbicara secara langsung dengan Lara sebab mungkin sekarang wajahnya sudah merah.
"Son, kamu masih disana 'kan?"
"Eh.. iya Ra." Lantas zweitson memegangi dadanya.
"Gimana kalo aku nganggapnya pernyataan itu sungguhan?"
"Maksudnya Ra?"zweitson semakin salah tingkah. Tangannya mengibas wajah yang sudah memanas.
"Ya aku terima pernyataan cinta kamu."
"Beneran Ra?"
"Iya, kamu mau gak?"
"Mau!"
Setelahnya zweitson kembali mendengar gadis itu tertawa.
"Lucu banget. Masa aku dapat pernyataan cinta lewat telpon. Besok aku mau kamu nyatain Secara langsung."
"Tapi Ra..." Tiba-tiba telpon terputus membuat zweitson menghela nafas namun sedetik kemudian bibirnya terangkat dan bersamaan dia mendengar suara bisik-bisik dibalik pintu.
"Cieeeeee!" Semua penghuni kosan tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Wah lho gercep juga ya Son!" Fiki merangkul cowok berkacamata itu.
"Udah gede ya sekarang, uwu!"giliran Fajri yang mencubit pipinya.
"Diam-diam menghanyutkan!"
"Sstt.. ada yang lagi jatuh cinta nih!"
Kemudian semuanya meledek Zweitson yang terkenal maniak komik yang akhirnya bisa merasakan Jatuh Cinta.
Mohon maaf lahir batin Yaa... Semoga selalu sehat semua