Mengulang Apa Yang Terjadi Di Masa Lalu [2]
..
.
Romero beringsut bangun dari tidurnya membuat selimut yang menutupi badannya melorot, menampakkan dadanya yang bidang hasil dari gym tiga kali sebulan.
Menghembuskan nafas pelan dan memijat kepalanya yang terasa berat. Efek alkohol yang dikonsumsi semalam. Menyesal karena terlalu banyak meneguk minuman laknat tersebut.
Kini matanya beralih pada sosok wanita yang tersenyum manis padanya sedari tadi. Wanita yang hanya mengenakan baju kaos sepaha yang ia yakini tak mengenakan apa-apa di dalam, selain bagian bawah untuk menutupi bagian sensitifnya. Rambutnya dicepol asal sehingga menampilkan lehernya yang terdapat beberapa bercak merah yang ia yakini itu adalah ulahnya.
"Kita lakuin itu?" tanyanya dengan suara serak. Bukan bergairah karena melihat penampilan wanita seksi yang menggugah hasrat, melainkan karena baru bangun dan tenggerokannya kering.
"Lebih tepatnya... kita lakuin itu lagi." Koreksi wanita tersebut masih menyunggingkan senyuman manisnya.
Romero mengusap kasar wajahnya membuat wanita itu tertawa geli.
"Come on, Romi. Kelakuan kamu kayak aku baru aja ambil keperjakaan kamu," ujar wanita tersebut tersenyum geli sembari mengusap kepala Romero. Kini posisinya duduk di hadapan Romero.
"Kamu gak niat 'bangkitin' aku lagi, kan?" Romero menahan tangan wanita itu yang hendak turun ke area sensitifnya yang mengeras.
"Aku bukan maniak Romi," jawabnya pelan nyaris seperti bisikan lalu memajukan tubuhnya dan mengecup pelan bibir Romero. "Aku mau bikin sarapan. Kamu mau apa?" tawarnya sembari memperbaiki posisi cepolan rambutnya agar lebih rapih, kini posisinya telah berdiri membuat Romero mendongak menatapnya.
"Terserah."
"You like women, Romi," ejek wanita itu tertawa geli.
"Whatever!" Romero mendengus kesal membuat wanita itu kini tertawa kencang dan berjalan keluar.
Romero menghembuskan nafas kasar beberapa kali. Merutuki dirinya dan menginginkan semalam tidak pernah terjadi. Namun, nasi telah menjadi bubur. Ia tak bisa mengubah segalanya dan telah terjadi. Seketika ia teringat jika tak menggunakan pengaman karena terlalu terburu-buru mengikuti nafsunya.
Kali ini ia membenturkan kepalanya di bantal. Sekali lagi merutuki dirinya dan mengerang kesal. Kesal pada dirinya sendiri.
Sementara itu wanita yang menjadi partner bed Romero semalam, tak hentinya tersenyum dan bersenandung pertanda jika wanita itu begitu bahagia.
Membuat pancake dengan saus nanas kesukaan Romero serta susu vanila hangat yang juga kesukaan Romero. Tak lupa ia membuat sup pengar agar Romero merasa lebih baik setelah mabuk semalam.
"Rali!" Wanita tersebut menengok ke arah Romero yang kini telah menggunakan pakaian lengkap.
"Kamu makan dulu, Romi," tawarnya seraya tersenyum manis. Menyiapkan sarapan di atas meja. "Makan sup aja dulu, ya?" tawarnya lagi sembari menarik Romero duduk di stool bar.
"Gimana? Enak?" tanya Rali melihat Romero menikmati sup pengar buatannya. Romero menanggapinya dengan berdehem karena sibuk mengunyah.
Rali tersenyum kecil lalu mengecup sudut bibir Romero yang terdapat sisa air sup membuat Romero menghentikan kegiatannya dan menatap Rali yang kini juga menikmati sarapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE
ChickLit[series3] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ EXONERATE : "Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [20/2/21] end [5/5/21]