Menyelesaikan, Bukan Berarti Mengakhiri
.
.
.
Empat hari berada di rumah sakit, Rali diperbolehkan pulang dan yang menemaninya adalah Harsa. Pria itu menjemputnya, mengurus segala keperluannya, bahkan menggantikan pakaian untuknya.
Mengulum senyum, ia mengamati Harsa yang serius mengancing bajunya hingga ke bagian atas.
Mata keduanya bertemu dan terkunci.
"Thank's," ujar Rali pelan yang diangguki Harsa.
Lalu pria itu mengangkatnya ke kursi roda, karena dua kaki Rali masih diperban akibat luka menginjak pecahan kaca.
"Kok Kirana gak ikut?" tanya Rali ketika mereka menelusuri koridor menuju parkiran, mendongak untuk menatap Harsa.
"Dia kuliah."
Rali mengangguk paham dan kembali menghadap ke depan.
"Rali."
Langkah Harsa berhenti, otomatis berhenti mendorong kursi roda Rali. Ia menatap Romero yang berada di hadapan mereka.
Tangannya yang memegang handle pendorong disentuh membuatnya menunduk menatap Rali. Wanita itu menggeleng, pertanda enggan bertemu dengan Romero.
"Ral, I wanna talk with you."
Harsa kembali menatap Romero yang mendekat ke arah mereka dan kembali menunduk saat Rali menggoyang pelan lengannya.
Menghela nafas pelan, ia berujar pada Rali, menunduk untuk mensejajarkan mulutnya ke telinga Rali, "Selesaikan semuanya lebih dulu. Gue tungguin."
"Enggak, Sa!"
Rali menarik tangan Harsa yang melepas handle pendorong kursi rodanya.
Dengan pelan Harsa melepas tangan Rali. "Gue tunggu di mobil." Kemudian mengangguk pelan pada Romero lalu melenggang pergi.
Rali menatap kepergian Harsa, hingga kursi rodanya bergerak membuatnya terbuyar.
Romero mulai mendorong kursi roda tersebut, lalu sedikit menunduk untuk menyapa Rali, "Hai."
Tidak mendapat respon dari Rali membuatnya tersenyum sedih, ia tetap mendorong kursi rodq hingga ke taman rumah sakit yang berada di sisi kiri bangunan tersebut. Terlihat begitu sepi dan sejuk.
"Kamu mau ngomong apa?" tanya Rali langsung bahkan Romero belum duduk di bangku yang ada di taman tersebut.
Romero menghela nafas pelan mendapat respon yang cukup dingin dari Rali.
"Ral, gak seharusnya kita seperti ini. Kita bagai orang yang jauh, padahal dulunya kita sangat dekat."
"Dulu! Itu dulu, Romi!" ujar Rali penuh penekanan. "Please stop taking care of my life. Jangan peduliin hidupku lagi!"
"Bagaimana bisa aku gak peduli dengan kamu setelah apa yang terjadi? Ral, kamu hampir saja bunuh diri. Kamu butuh seseorang di sisi kamu..."
"Dan itu bukan kamu!" sela Rali membuat Romero bungkam. "Aku seperti ini karena kamu, Romi. Jadi, kalau kamu gak mau aku seperti ini.... berhenti... tolong kamu berhenti masuk di kehidupan aku. Kalau bisa lupa..."
"I will never forget you!" sela Romero tegas. Menatap tajam Rali. "I love you so much, Ral... aku gak bisa diam gitu aja sementara kamu kacau. Kamu pikir hidupku tenang di tengah hidup kamu kacau? Aku pun kacau Ral..."

KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE
Literatura Kobieca[series3] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ EXONERATE : "Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [20/2/21] end [5/5/21]