19

7.4K 660 6
                                    

Pertemuan Tidak Sengaja Mereka

.

.

.

Sejak kecil Harsa hidup mandiri. Tanpa kasih sayang seorang ibu sejak berumur lima tahun menuntutnya menjadi mandiri. Ayahnya tidak menetap di rumah karena pekerjaannya yang selalu berada di luar kota, membuatnya selalu dititipkan di rumah sang paman tentunya bersama dengan adiknya.

Karena ayahnya tidak ingin merepotkan sang paman, akhirnya ayahnya menikah agar ia dan adiknya tidak lagi dititipkan di rumah sang paman.

Tentu gambaran tentang ibu tiri yang jahat terlintas di kepala Harsa. Sebenarnya ingin melarang Ayah, tapi karena ia yang memang anak pendiam dan hanya seorang anak kecil membuatnya tidak bisa berkutik. Apalagi, adiknya masih begitu kecil, butuh kasih sayang.

Seperti bayangannya tentang ibu tiri yang jahat, Tante Rita memang jahat. Selalu memarahi, membentak, bahkan memukulnya jika ia melakukan kesalahan.

Ayah hanya diam, katanya agar melatih mentalnya. Hal itu membuatnya ingin segera pergi dari rumah tersebut. Ingin segera beranjak dewasa.

Walau Tante Rita jahat, tapi tetap memberinya makan, mengurus segala keperluan sekolahnya bahkan sering mengajarkan jika ia memiliki tugas. Namun, konsekuensinya jika ia tidak bisa mengerjakannya, ia akan mendapatkan amukan dari ibu tirinya tersebut.

Sejahat-jahatnya Tante Rita, lebih jahat ibunya.

Ah masih kah pantas Harsa memanggil wanita yang melahirkan dirinya itu 'ibu'? Bahkan ia sudah lupa bagaimana rupanya.

Adakah seorang ibu yang meninggalkan anaknya yang masih berumur tiga bulan?

Kadang Harsa merasa kasihan pada Kirana, adiknya yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Mendapat ibu tiri seperti Tante Rita bukan hal yang baik, karena sikap Tante Rita pada Kirana pun sebelas dua belas sama dengannya.

Menghela nafas panjang, ia menatap Kirana yang makan dengan lahap. Melihat lengan adiknya yang lebam membuatnya rahangnya mengetat.

Pasti Kirana mendapat pukulan lagi.

Tapi, ia bisa apa. Ia tidak mampu menggambarkan perasaannya. Rasanya sangat aneh jika ia tiba-tiba menanyakan keadaan Kirana.

Perbedaan umur yang berjarak cukup jauh membuat keduanya tidak terlalu dekat.

Saat umur enam belas tahun, Harsa pergi dari rumah. Memilih untuk hidup mandiri, sehingga ia tidak bisa membangun kedekatan dengan Kirana layaknya seorang kakak.

Dan alasan yang membuatnya tidak terlalu dekat dengan Kirana karena rupa adiknya itu sangat mirip dengan sang ibu yang begitu ia benci.

Harsa ingin melupakan ibunya, tapi adanya Kirana membuatnya selalu merasa marah dan sedih dalam waktu yang bersamaan.

Tidak mampu mengekspresikan perasaannya membuat siapa saja tidak tau dan tidak menyadari apa yang ia rasakan. Orang-orang telah mengecap dirinya sebagai pria berhati dingin. Tidak peduli dengan sekitar. Padahal nyatanya ia memiliki kepedulian.

EXONERATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang