"Jangan pernah muncul di hadapan gue kalau lo gak mau gue benci!"
.
.
.
Rali membuka mata saat merasakan mesin mobil mati. Lalu mengernyit saat menyadari mereka tiba bukan di basement apartemen tempatnya tinggal, melainkan tempat tinggal Ragas.
Mengernyit menatap Ragas yang membuka pintu untuknya. Hendak bertanya, tapi pria itu malah menariknya turun.
Memekik keras saat Ragas memanggul tubuhnya dipundak pria itu. Mencoba meronta, memukul berkali-kali punggung Ragas, tapi pria itu tidak terpengaruh sama sekali.
Penglihatan Rali berkunang-kunang karena posisinya terbalik. Ia berhenti mengeluarkan tenaganya dan berteriak. Karena percuma saja, Ragas tidak mau menurunkannya.
Hingga mereka masuk ke unit Ragas, barulah pria itu menurunkan tubuhnya.
"Elo..." Perkataan Rali tertelan begitu saja karena Ragas langsung menyerangnya.
Sekuat tenaga Rali meronta. Apalagi saat Ragas menghantam tubuhnya di sofa. Menindih tubuhnya sehingga ia tidak bisa berkutik. Pria itu mengukungnya.
Sungguh, kenangan kelam atas Ragas yang pernah memperkosanya terlintas di benaknya lagi. Rasa takut menyelimuti Rali hingga ia hanya mampu menangis. Tidak menyangka Ragas akan seperti ini.
Ada apa dengan pria itu?
Kenapa melakukan ini padanya?
Jika Ragas meminta dengan baik-baik, pasti Rali akan memberinya karena mereka pernah melewatkan malam-malam panas tanpa adanya paksaan. Mau sama mau.
Tiba-tiba saja tubuh Ragas ditarik dan segera dihempaskan di lantai setelah diberi bogeman.
Rali menatap terkejut Harsa yang melakukan hal itu.
Harsa menatap dingin Rali yang keadaannya kacau serta air matanya yang tidak berhenti mengalir. Lalu menatap Ragas yang balas menatapnya tajam. Pria itu berdiri setelah ia jatuhkan.
"Lo apa-apaan sih?!" sentak Ragas marah pada Harsa. Melupakan jika temannya itu masih ada di sini karena ia sendiri yang menyuruh Harsa untuk tinggal mengawasi orang yang membersihkan unitnya.
"Kalau dia gak mau, jangan lo paksa!" ujar Harsa dingin, kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah Rali lalu menarik wanita itu berdiri. Melepas jaketnya kemudian memakaikan ke tubuh wanita itu yang masih sesenggukan.
"Ral...," panggil Ragas pelan setelah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan. Membuat Rali ketakutan akan tingkahnya. Semuanya gara-gara rasa cemburunya pada Romero membuatnya gelap mata.
Rali menghindar, ia memeluk Harsa enggan menatap Ragas. Dengan pelan ia berujar, "Anterin gue pulang."
Harsa pun membawa Rali, memberi isyarat pada Ragas agar tidak memaksa Rali untuk bicara lebih dulu.
》》《《
Perlahan kedua kelopak mata Rali terbuka. Terasa begitu berat dan yakin membengkak karena semalam menangis.
Mengumpat pelan yang ia tujukan pada Ragas, karena pria itu ia seperti ini.
Kesadarannya perlahan terkumpul saat menyadari ia terbaring bukan di kamarnya. Beringsut duduk hingga selimut yang menutupi tubuhnya melorot.
Berdecak kesal karena pakaiannya sama sekali tidak diganti. Ya, siapa juga yang mau menggantinya, ia sendiri ketiduran saat berada di mobil Harsa karena terlalu lelah menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE
ChickLit[series3] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ EXONERATE : "Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [20/2/21] end [5/5/21]