26

8.4K 686 5
                                    

Cerita Yang Begitu Menyedihkan

.

.

.

Harsa tersentak saat merasakan pelukan dari belakang, membuatnya menunduk untuk melihat dua tangan yang melingkar di perutnya. Ia menoleh menatap Rali yang menyengir lebar.

Secepat kilat ia memutar tubuhnya lalu mengangkut tubuh Rali, mendudukkan wanita itu di kursi makan.

"Kenapa lo ke sini?" tanya Harsa sembari berjongkok untuk memeriksa kedua kaki Rali yang masih terbalut perban.

"Udah sembuh kok. Lo ngapain?" ujar Rali sembari menarik kakinya agar Harsa berhenti menyentuhnya.

Pria itu mendongak membalas tatapannya, lalu menggeleng dan kembali berdiri.

"Lo bikin apa?" tanya Rali melihat Harsa berkutat dengan peralatan masak.

"Masak," jawab Harsa cuek.

Rali tertawa tidak percaya mendengar jawaban pria itu hingga membuat pria itu menoleh dan berhenti sejenak dari aktivitasnya. "Excuse me, Miss. Is there something funny?"

"Nothing." Rali berhenti tersenyum geli, ia pun baru menyadari pria itu memakai celemek masak. Kenapa terlihat begitu seksi?

Secepatnya ia membuang pandangan, enggan menatap Harsa, karena pikiran-pikiran nakal mulai memenuhi kepalanya.

"Lo mikirin apa?"

Rali tersentak, semakin tersentak saat wajah Harsa berada tepat di hadapannya.

"Gue... gak mikir apa-apa," elak Rali seraya mendorong pelan dada Harsa agar pria itu menjauh.

"Makan gih!" Harsa menegakkan tubuhnya sembari menunjuk masakannya.

Rali menatap beberapa menu makanan di hadapannya lalu mendongak menatap Harsa. "Enak gak nih?"

"Enak."

"Kalau enak gue..."

"Lo apa?" Serobot Harsa membuat Rali kembali mendongak, lalu tersenyum tipis.

"Gue cobain dulu, baru tentuin apa yang pantas gue kasih ke elo sebagai hadiah dari masakan lo yang enak."

Rali pun mulai menikmati masakan Harsa.

Enak.

Tidak menyangka pria itu pandai memasak dan semua bumbu masakannya terasa pas lidahnya.

"Gimana?"

Rali menoleh menatap Harsa yang mengisi kursi makan di sebelahnya. Ia mengangguk pelan. "Enak."

"Jadi, lo mau kasih gue apa?"

"Astaga Harsa! Lo orangnya gak sabaran banget, ya? Gue belum selesai makan tau." Rali tersenyum geli melihat Harsa yang langsung membuang muka. Kedua telinga pria itu memerah.

"Telinga lo kenapa merah?" ujarnya seraya menyentuh telinga Harsa.

Harsa balas menatapnya dan menepis pelan tangannya. "Habisin!" ujarnya seraya berdiri.

"Mau ke mana?" tanya Rali seraya menahan ujung baju Harsa.

"Mau mandi. Mau temenin?" Rali menggeleng pelan, melepas ujung baju Harsa.

Pria itu pun melenggang masuk ke kamar tamu. Tempatnya tidur semenjak pria itu menginap di sini.

》》《《

EXONERATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang