13

8.4K 677 32
                                    

Try To Move On [1]

.

.

.

Sesuai dengan keinginan Rali, Ragas membawa wanita itu ke studio pembuat tato langganannya. Saat masuk ke ruangan minim pencahayaan tersebut, terdapat beberapa kenalan Ragas yang langsung menyambut heboh, apalagi saat melihat wanita seksi datang bersama pria itu.

"Baru lagi, Gas?"

Ragas hanya tertawa, enggan mengenalkan Rali pada teman-temannya. Setelah berbincang sejenak, ia masuk lebih dalam dan di sana terdapat banyak contoh gambar sebagai referensi tato.

Pandangan Rali mengedar, memperhatikan setiap gambar-gambar tersebut. Di sana terlihat sepi dan terdapat beberapa pintu. Ragas meninggalkan dirinya, masuk ke salah satu pintu dan tidak lama keluar.

"Come on, Ral!" ajak Ragas masuk ke ruangan tempatnya tadi masuk. Rali pun mengekor.

Ruangan tersebut tidak seperti ruangan di luar yang minim cahaya. Di ruangan berukuran kecil seperti kamar tersebut, lampu menyala terang.

Ruangan tersebut tidak kosong, ada seorang pria yang berwajah dingin. Meski Rali menyapa dengan senyum ramah, tapi pria itu hanya mengangguk.

Rali cukup takjub karena baru kali ini bertemu sosok pria yang bersikap dingin padanya.

Memiliki tubuh seksi serta wajah cantik, tentunya Rali bisa memikat pria manapun. Jadi, ia merasa heran dengan pria di hadapannya saat ini dan cukup penasaran tentunya.

"Ral, kenalin ini Harsa temen gue sekaligus yang punya tempat ini."

Rali mengulurkan tangan yang disambut Harsa. Rali mengira pria itu enggan membalasnya.

"Rali."

"Harsa."

Suaranya begitu ringan. Beda dari pria kebanyakan yang bersuara berat.

"Baru lagi, Gas?" tanya Harsa setelah melepas tautan tangannya dari Rali.

Ragas mendengus bosan. Sedari tadi teman-temannya bertanya dengan hal yang sama.

"Gue temennya Ragas, by the way," ujar Rali yang menjawab Harsa membuat pria itu manggut-manggut.

"So, lo mau gambar tato di bagian mana?" tanya Harsa to the point membuat Rali semakin yakin jika sosok pria di hadapannya ini bukan satu 'komplotan' Ragas yang senang basa basi pada wanita.

"Bagian dada," jawab Rali lugas.

Ragas yang tadi meneguk bir dari botol kaleng yang diambilnya dari lemari pendingin ruangan tersebut tersedak. Lalu menatap Harsa yang mengangguk dan mulai mempersiapkan peralatannya.

Kemudian Ragas kembali menatap Rali yang balas menatapnya dengan seringai nakal. Melepas pakaian bagian atas yang melekat di tubuhnya, tidak lupa bra-nya juga sehingga menampilkan dua buah dada yang berukuran besar itu terlihat jelas.

"Lo serius, Ral?" tanya Ragas. Tidak rela ada yang melihat buah dada Rali, selain dirinya.

"Serius, Gas," jawab Rali seraya meremas pelan salah satu buah dadanya membuat Ragas segera membuang pandangan.

Rali tersenyum geli melihat kedua telinga Ragas memerah.

"Bro, lo pernah bikin tato bagian dada cewek, gak?" tanya Ragas pada Harsa membuat temannya itu menoleh.

EXONERATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang