Try To Move On [2]
.
.
.
Suara denting lift berbunyi dan tidak lama pintu lift di hadapan Rali terbuka. Boks lift tersebut tidak kosong, ada sosok yang baru tiga hari lalu Rali temui. Tersenyum tipis, Rali menyapa Harsa.
Harsa balik menyapa dengan anggukan pelan. Yeah jauh lebih baik, daripada diabaikan.
Rali masuk pintu lift pun tertutup. Tujuan mereka sama ke arah basement.
Melirik Harsa yang terdiam. Memikirkan ucapan Ragas ada benarnya jika pria maskulin di sebelahnya adalah penyuka sesama jenis.
"Lo tinggal di sini juga?" tanya Rali memulai percakapan.
Harsa menoleh lalu menggeleng. "Ada klien yang gue temui."
Mata Rali melirik tas ransel yang menggantung di pundak kiri pria itu. "Abis nato?"
"Iya. Kan kerjaan gue nato orang."
"Orang bisa minta lo dateng ke tempat tinggalnya?"
"Gak semuanya. Kalau temen akrab gue yang minta, why not."
"Kalau gue yang minta?"
Harsa tidak langsung menjawab, menelisik menatap Rali yang tersenyum lebar.
"Emang lo mau nato lagi?" Rali mengangguk. "Bagian miss v lo?"
Rali memutar bola mata kesal saat melihat kedua sudut Harsa berkedut karena menahan senyuman. Seketika merasa kesal karena Ragas mempermalukannya.
"Nevermind!" Rali kembali menatap ke depan dan tidak lama pintu lift terbuka.
Rali keluar lebih dulu.
"Rali!"
Senyum Rali tertahan saat mendengar Harsa memanggilnya. Kena kau! batinnya berseru. Memasang wajah lempeng. Ia menengok ke belakang menatap Harsa yang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu pun memasang wajah tak kalah lempeng.
"Hubungi gue aja kalau lo mau ditato."
"Nomor lo?"
Harsa melangkah mendekati Rali, lalu meminta ponsel Rali kemudian mengetik nomornya.
"I am waiting for your call," ujar Harsa tanpa ekspresi sembari mengembalikan ponsel Rali.
"Soon as soon." Rali menyeringai kemudian melengos ke arah mobilnya.
》》《《
Secepatnya yang dimaksud Rali adalah dua minggu setelah pertemuan terakhir mereka. Rali menghubungi Harsa menyuruhnya datang ke unit apartemen karena ingin membuat tato di tubuhnya.
Seperti biasa wajah dingin yang ditampilkan pria itu. Rali menduga jika memang Harsa memiliki karakter yang dingin.
"Mau langsung atau ngemil dulu?" tawar Rali seraya melangkah ke ruang tengah, lalu berhenti, menengok melihat Harsa telah duduk di sofa tunggal.
"Sebagai tuan rumah yang baik harusnya lo jamu tamu, kan?"
Rali tersenyum mendengar sindiran Harsa, ia segera melesat ke dapur. Mengeluarkan beberapa cemilan dan minuman kaleng dingin.
"Silakan dinikmati."
Harsa mengambil kaleng soft drink lalu meneguknya.
Sementara itu Rali kikuk sendiri. Mencari topik yang pas untuk dibahas dengan pria dingin seperti Harsa. Baru kali ini ada pria yang membuat Rali mati kutu.
![](https://img.wattpad.com/cover/259470473-288-k362301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE
Chick-Lit[series3] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ EXONERATE : "Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [20/2/21] end [5/5/21]