Bebas Dari Segala Beban Hidup Yang Selama Ini Dirasakan
.
.
.
Harsa yang sedang merapikan peralatan membuat tatonya berhenti saat pintu ruangan tersebut terbuka. Menoleh dan terdiam melihat siapa yang datang.
"Hei! Aku mau bikin tato," ujar Rali seraya tersenyum tipis. Melangkah masuk. Lalu duduk di sofa.
Harsa terbuyar. Ia mengangguk kaku lalu memyiapkan peralatannya.
Rali mendengus geli melihat pria kaku itu yang salah tingkah. Tidak menyangka jika pria itu akan salah tingkah atas kehadirannya secara mendadak.
Toh Harsa juga pernah melakukan hal serupa yang membuatnya kikuk sendiri.
"Di bagian mana? Gambar atau tulisan?" tanya Harsa seraya menghampirinya. Memang pria itu pandai mengendalikan eskpresinya. Seperti biasa, tidak berekspresi sama sekali.
"Di bagian dada atas sisi kiri. Tulisan." Rali mengeluarkan ponsel lalu menunjukkan gambar. Ia ingin membuat tato seperti itu.
Harsa menatapnya lalu menatap Rali yang kini melepas satu per satu kancing kemeja bagian atas. Hanya tiga kancing. Lalu ia menurunkan sisi kiri bahu kemeja untuk memudahkan Harsa membuat tato.
"Tali bra kamu," ujar Harsa pelan.
"Aku harus bukan baju?"
Harsa berdehem sejenak lalu menggelng. "Lepas aja bra kamu dulu, gak perlu lepas kemeja."
Rali pun melepas branya. Hingga memperlihatkan bagian atas dada kirinya.
"Persis seperti ini?" tanya Harsa yang diangguki Rali.
Harsa pun fokus membuat tato di dada Rali. Sementara Rali fokus mengamati wajah Harsa, lalu memejam. Enggan menatap Harsa yang fokus melukis tato di atas tubuhnya.
"It's okay to not feel okay. Great!" puji Harsa setelah selesai. Ia menatap tato hasil karyanya pada dada Rali.
Rali menunduk melihat tato tersebut lalu kembali menatap Harsa yang melepas sarung tangan dari kedua tangannya.
Ia salah fokus pada tangan kanan Harsa, tepatnya jari-jari tangan Harsa.
Terdapat tato di sana. Mulai dari punggung jari kelingking hingga ibu jari bagian dalam. Berupa angka, 1-2-4-7-1-4.
"Tato baru?"
Harsa mengalihkan tatapannya pada Rali.
"Gak baru-baru amat. Udah berbulan-bulan."
"Artinya apa?"
Keduanya kembali bertatapan. Lalu Harsa menggeleng pelan. "Asal buat aja."
Lalu hening menyapa mereka lagi karena Harsa sibuk merapikan perlengkapan pembuat tato.
"Jadi kamu baik-baik saat ini?" tanya Harsa. Pandangannya begitu dingin seraya ingin membekukan Rali.
Rali yang sedari tadi mengamati pria itu langsung menggeleng. "I hope my tattoos come true. Aku harap aku bakalan baik-baik aja," jawabnya dengan suara pelan.
"Mau kubuat jadi baik?" tawar Harsa dengan tatapan lekatnya. Rali pun mengangguk.
Rali mengalungkan kedua tangannya di leher. Menarik kepala pria itu mendekat lalu mencium bibirnya. Melumat dengan pelan. Menyesapnya keras membuat Harsa mengerang pelan dan balas menciumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE
ChickLit[series3] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ EXONERATE : "Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [20/2/21] end [5/5/21]