[44] Pinky and Browny

45 8 20
                                    

-Jika kamu siap untuk jatuh cinta, pastikan juga hatimu siap untuk terluka-

-NovaLea-

Seminggu setelah kejadian itu, Risa kembali bersekolah. Rasa takut itu masih ada, tapi dirinya tak mungkin berlarut dalam ketakutannya dan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

"Nak Nova, Om dan Tante titip Risa, ya," ujar Husain -Ayah Risa- kepada Nova yang sedang berdiri kaku di hadapannya.

"Iya, Om," balas Nova seadanya.

Setelahnya, Nova dan Risa menaiki motor ninja hitam yang biasanya Nova tumpangi bersama Valea.

Kuda besi itu melesat keluar dari area perumahan dengan kecepatan rata-rata.

Laki-laki itu menghembuskan nafasnya dengan gusar. Apa tanggapan Valea jika melihat dirinya berangkat ke sekolah bersama Risa?

Sore kemarin, Nova sudah mengirim pesan kepada Valea. Pesan yang berisi perihal dirinya yang harus mengantar Risa ke sekolah atas perintah Husain dan juga Papanya. Namun dirinya tak kunjung mendapat balasan.

Hubungan keduanya juga mulai merenggang sejak kejadian di uks beberapa hari lalu. Keduanya memang masih pulang pergi ke sekolah bersama, tapi keadaannya lah yang berbeda.

Tak ada lagi obrolan hangat yang membuat keduanya tersenyum bahagia.

Tak ada lagi candaan receh yang membuat keduanya tertawa dengan lepas.

Semuanya terasa hampa.

🍁🍁🍁

Tepat sesuai dugaan.

Kali ini, lagi-lagi Nova menjadi sorotan.

Bukan karena ketampanannya yang membuat para kaum Hawa terbius. Tapi karena Risa.

Nova yang datang berboncengan dengan Risa mengalihkan atensi para siswa-siswi Cempaka. Berbagai tatapan kini mengarah kepada keduanya.

Risa yang sadar dengan apa yang sedang terjadi langsung turun dari motor Nova begitu mereka sudah sampai di parkiran. Setelah mengucap terimakasih, gadis itu langsung pergi terlebih dahulu menuju koridor IPS.

Risa berjalan dengan cepat melintasi koridor IPS yang sudah ramai. Mengabaikan ujaran orang-orang di sekitarnya.

Dulu, ia merasa senang jika dirinya dan Nova bisa berdekatan dan menjadi buah bibir para siswa di sekolah. Tapi, sekarang ia bingung dengan perasaannya sendiri. Dirinya merasa gelisah. Debaran itu masih ada, namun tidak terlalu kentara.

Di sisi lain, Nova mengerjapkan matanya berkali-kali begitu melihat seorang gadis dengan bando abu-abu yang sedang menatapnya.

Nova tidak bodoh. Dirinya tau makna dari tatapan Valea. Manik coklat tua itu menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Namun bibir merah muda itu masih saja melengkungkan senyum.

Untuk kesekian kalinya, Nova menghembuskan nafasnya dengan berat.

Dengan sekali gerakan, dirinya melepas helm dan berlalu menuju koridor IPS tanpa menghampiri Valea terlebih dahulu.

NovaLeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang