[22] Siapa mereka?

83 8 4
                                    

Bacanya pelan-pelan biar gak cepet habis🙈

Kalo ada typo kasih tauu!

Happy reading^^

-NovaLea-

"Nerima atau nolak, itu hak lo. Gue gak akan maksa lo buat jadi cewek gue," ujar Nova.

"Tanpa lo bilang kaya barusan pun, gue udah nyadar. Gue dan lo itu bagaikan langit dan bumi. Beda jauh," lanjutnya.

Setelahnya Nova tak bersuara lagi, laki-laki berperawakan tinggi itu melangkahkan kakinya meninggalkan pelataran taman.

Sedangkan Valea, gadis itu membalikkan badannya kemudian menatap nanar punggung lebar yang terus menjauh itu.

Gara-gara orang tidak bertanggungjawab itu, ia jadi mengambil langkah seperti ini.

Ting!

Valea langsung merogoh ponselnya dari saku seragam ketika mendengar deringan ponsel.

_______________

Unknow

Good girl, ternyata lo ikutin perintah gue juga. Jangan pernah ada pikiran buat dapetin hatinya  Nova lagi setelah lo bicara se sarkas itu sama Nova. Good bye gadis manis.

_______________

Valea menghela nafasnya. Orang itu lagi. Valea tidak berminat untuk membalasnya, perempuan itu menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku dan melangkahkan kakinya meninggalkan taman.

🍁🍁🍁

"CIHUYY YANG DISAMPERIN CEWEK UDAH MUNCUL AJA NIH" Rio berteriak heboh ketika Nova sudah datang ke dalam kelas.

"TANDA-TANDA NIH!" lanjut Marcel sambil bersiul.

Nova hanya melirik mereka sekilas kemudian berjalan menuju bangkunya membuat teman-temannya mengernyitkan dahi.

"Sepet amat tuh muka, ngapa lo?" tanya Fahri sambil mengunyah permen karetnya.

"Gak usah kepo!" sahut Nova sambil menoleh ke arah Fahri dengan senyum miringnya.

"Dih! Gue nanya malah dibilang kepo!" ujar Fahri tak mau kalah.

"Ngomong-ngomong gimana jawabannya?" tanya Fahri lagi sambil menggerakkan kedua alisnya.

"Jawaban apaan dah?" tanya Samuel sambil melirik Nova dan Fahri bergantian.

"Itu si Nova-"

"Enggak. Bukan apa-apa" Dengan cepat Nova langsung menyela ucapan Fahri membuat laki-laki itu mendengus.

"Si Lea ngomong apaan sama lo?" tanya David penasaran.

Nova menoleh kemudian menjawab, "Bukan apa-apa. Gak penting juga," Nova terkekeh setelah mengatakannya.

Septa mengernyitkan dahinya. Nova berkata seakan dirinya baik-baik saja, tapi manik matanya menunjukkan bahwa Nova tidak baik-baik saja dan kecewa.

NovaLeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang