[3] Penyerangan tiba-tiba

204 25 1
                                    

-NovaLea-

Sepi.
Satu kata yang mewakilkan keadaan rumah yang ditinggali oleh seorang Nova Pradipta Bagaskara.

Ayah dan ibunya itu workaholic. Sampai-sampai jarang menyempatkan waktu di rumah.

Sejak kecil, Bi Darmi lah yang mengurus Nova dan Kakaknya. Maka dari itu, Nova sudah menganggap bi Darmi seperti ibunya sendiri.

Bi Darmi menyambut kedatangan Nova dengan raut terkejut.


"Astaghfirullah Den, itu kenapa mukanya lebam-lebam begitu?" ujarnya dengan raut wajah terkejut.

"Gapapa Bi, udah diobatin kok tadi." ujar Nova.

"Den Nova tawuran lagi?" tanya bi Darmi.

"Engga bi, Nova gak tawuran kok." jawab Nova sambil terkekeh.

"Den Nova makan dulu, bibi udah siapin makanannya di meja." ujar bi Darmi.

Nova hanya mengangguk kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya yag berada di lantai dua.

Nova membuka kenop pintu kamarnya, dan menampilkan ruangan luas dengan desain klasik yang didominasi dengan cat berwarna hitam, putih, dan abu-abu yang saling berpadu.

Nova merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan balutan sprei abu-abu polos.

Ia mulai memejamkan matanya tanpa sempat mengganti seragamnya terlebih dahulu.

***

"Assalamualaikum" ucap Valea sambil membuka pintu berwarna putih tersebut.

"Waalaikumsalam." sahut Anita dari arah belakang.

Valea mencium punggung tangan Anita ketika sudah sampai di meja makan.

"Kamu ganti dulu gih seragamnya, ntar baru makan." ucap bundanya sambil menyiapkan makanan di atas meja.

"Oke Bun."

Valea mengganti seragamnya dengan kaos berwarna putih polos dengan celana santai selutut berwarna hitam.

Lalu, ia kembali ke meja makan yang sudah ada Anita dan Sehan.

Belum ada yang membuka suara karena ketiganya masih fokus ke makanan masing-masing.

Setelah makan siang selesai, Valea membantu Anita untuk membawa piring kotor ke wastafel dan mencucinya.

Setelah selesai dari kegiatannya, Valea menyusul Anita dan Sehan ke ruang tengah.

"Kamu tadi kesiangan gak, Val?" tanya Anita.

"Kesiangan." jawab Valea dengan wajah kusutnya.

"Loh? Bukannya lo pesen ojek online?" tanya Sehan yang sedang memainkan ponsel.

"Abang ojeknya nge- cancel sepihak." jawab Valea.

"Alasannya?" tanya Anita.

"Mau jemput pacarnya."

"Terus kamu berangkat bareng siapa?" tanya Anita yang sedang menonton acara televisi.

"Temen." jawab Valea yang hanya dibalas anggukan oleh Bunda.

"Cowok?" tanya Sehan sambil melihat ke arah Valea.

NovaLeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang