Gak ada yang mustahil selama mau berusaha.
-NovaLea-
Di bawah nabastala yang menampilkan pesona swastamita, dengan semilir angin dan deburan ombak yang begitu menenangkan, kedua anak manusia yang sedari tadi duduk bersebelahan masih saja terdiam. Tidak ada niat untuk beranjak sedikitpun.
Para pengunjung saling berburu untuk bisa mengabadikan potret dengan latar matahari terbenam.
Gadis berusia tujuh belas tahun itu memejamkan matanya. Menikmati angin sejuk yang menerpa wajahnya. Dirinya masih tidak menyangka akan terjebak dalam rendezvous tak terduga dengan laki-laki yang akhir-akhir ini ia hindari.
Semesta seolah menentang keras keputusannya. Ketika ia ingin menjauh dan mencoba melupakan, takdir malah mempertemukan mereka berdua. Semesta senang sekali mempermainkannya.
"Gak mau foto juga?" tanya Nova.
Valea membuka matanya. Melirik sekitar yang ternyata masih ramai.
"Itung-itung buat kenangan." lanjutnya seraya tersenyum.
Cewek itu mengangguk kecil. "Boleh."
Nova meminta tolong kepada seorang remaja laki-laki untuk mengambil potret dirinya dengan Valea.
Di pose pertama, mereka berdua hanya berdiri bersebelahan dengan senyum yang menghiasi keduanya.
Di pose kedua, Nova merangkul pundak Valea dengan wajah yang sangat ceria.
Rasanya masih sama. Begitu merasakan tangan cowok itu yang merangkul pundaknya, Valea masih merasakan debaran jantungnya yang menggila. Berdetak begitu cepat seperti saat keduanya masih bersama.
"Makasih ya, Dek." kata Nova seraya menyimpan uang lima puluh ribu di saku baju remaja itu.
"Ntar gue kirimin ke WhatsApp ya." kata Nova seraya melihat-lihat foto mereka yang baru saja diambil.
Valea hanya mengangguk pelan.
"Lo nginep dimana? Kali aja searah." kata Nova
Dan detik berikutnya, Nova tersenyum ketika gadis itu menyebutkan nama penginapannya.
🍁🍁🍁
"Kita di sini berapa hari, Yah?" tanya Kenan seraya menuangkan air mineral dingin dari botol kaca ke gelas.
Ayah tiga anak itu bergumam pelan. "Satu minggu cukup." jawabnya.
Sehan yang sedang bermain game online di ponselnya langsung melirik sekilas. "Bentar amat." komentarnya.
"Bersyukur diajak liburan." ujar Kenan sinis.
"Yaelah, bercanda doang kali. Baperan lo."
"Valea belum pulang?" tanya Anita sambil membuka bungkus makanan ringan yang baru saja diambil dari dapur.
"Tau tuh. Main sama siapa sih anteng banget sampe mau magrib gini." Sehan menjawab kemudian menyimpan ponselnya di atas meja.
"Susul sana." titah Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
NovaLea
Teen Fiction[REVISI] Nova Pradipta Bagaskara dan Valea Shabita Maheswari. Berawal dari pertemuan keduanya yang tidak disengaja, saling mengenal satu sama lain, dan tanpa disangka salah satu darinya memiliki perasaan lebih dari seorang teman. Kisah seorang ketua...