[36] Brownies rasa cinta

58 8 21
                                    


Koreksi kalo ada yang salah

Jangan lupa vote👁️👄👁️

Happy reading 🍒

-NovaLea-

Pagi-pagi sekali, Nova sudah mengeluarkan bajunya yang akan dipakai hari ini untuk disetrika. Nova tidak menyuruh bi Darmi, tapi ia sendirilah yang akan mengerjakannya.

Saking semangatnya, Nova sampai bangun jam empat subuh.

"Setrikanya disimpen di mana ya?" gumamnya sambil keluar dari kamar.

"Kenapa den? Kok buru-buru gitu?" tanya Bi Darmi yang sedang melewati kamar Nova.

"Pas banget. Bi, setrika disimpen di mana ya?" tanyanya.

Bi Darmi tampak mengernyitkan dahinya. Setelahnya ia pun menjawab, "lemari besar yang ada di ruang tengah,"

"Oke, makasih Bi," Nova langsung ngacir ke ruang tengah setelah berucap.

"Sama-sama den," jawab Bi Darmi yang tidak akan terdengar oleh Nova.

Di ruang tengah, Nova langsung membuka lemari besar yang dimaksud oleh Bi Darmi barusan.

"Mana sih?" gumamnya sambil membuka satu persatu pintu lemari besar tersebut.

Nova mendengus kesal sambil memandang lemari besar di hadapannya. Lacinya saja ada sepuluh, belum lagi tempat-tempat yang lebih besarnya.

"BIBI DI SEBELAH MANANYA?" tanya Nova setengah berteriak.

Tak lama kemudian, Bi Darmi datang.

"Yang paling bawah, Den," ujar Bi Darmi memberitahu.

Nova membuka pintu lemari yang dimaksud oleh Bi Darmi kemudian mengambil setrika.

"Mejanya dimana, Bi?" tanya Nova, lagi.

"Di pintu sebelahnya," jawab Bi Darmi.

Nova langsung membuka pintu yang dimaksud Bi Darmi kemudian mengambil meja lipat yang tersimpan rapi di dalamnya.

"Pewanginya enggak, Den?" tanya Bi Darmi sambil mengambil pewangi di dalam laci paling bawah.

"Enggak usah, ntar pake parfum aja. Makasih ya, Bi," balas Nova kemudian berlari kecil ke arah tangga menuju kamarnya.

"Den Nova kenapa ya? Buru-buru gitu," gumam Bi Darmi dengan alis yang tertaut.

"Nova kenapa Bi? Teriak-teriak gitu," ujar Erina sambil menghampiri Bi Darmi.

"Saya juga gak tau nyonya. Dari tadi keliatannya buru-buru banget," sahut Bi Darmi menjelaskan.

Erina tampak mengangguk kemudian mendudukkan dirinya di sofa depan televisi. Hari ini, ia tidak akan pergi ke butik dulu karena sudah dijaga oleh Rere -salah satu karyawan kepercayaannya.

"Saya permisi dulu, nyonya," pamit Bi Darmi sambil membungkukkan badannya.

Erina mengalihkan pandangannya dari ponsel kemudian mengangguk mempersilahkan.

NovaLeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang