-NovaLea-
Nova dan Valea menghentikan langkahnya ketika berpapasan dengan Bu Siska -guru biologi- di koridor.
"Kenapa kamu gak masuk kelas?" tanya Bu Siska yang tiba-tiba ada di depan UKS.
"Dihukum Bu Rini." jawab Nova santai. Raut wajahnya terlihat sangat tenang.
"Loh katanya Valea izin dulu ga ikut pelajaran, mau istirahat di UKS." ucap Bu Siska heran sambil menatap Valea.
"Saya ikut dihukum juga Bu." jawab Valea sesopan mungkin.
Bu Siska mengangguk mengerti. "Jangan lupa nanti tanya temanmu supaya tidak tertinggal materi hari ini." titahnya kepada Valea.
"Baik Bu."
"Ya sudah ibu ke kelas XI IPA-1 dulu." pamit Bu Siska pada kedua remaja tersebut.
Mereka berdua terus berjalan di sepanjang koridor tanpa ada yang membuka suara.
Sesampainya di perpustakaan, ternyata sudah ada Bu Ningsih, petugas perpustakaan.
"Ngapain kamu kesini? Jangan ngerusuh ya!" Gendang telinga Nova langsung disapa oleh suara ketus Bu Ningsih.
"Jangan suudzon Bu. Siapa juga yang mau ngerusuh?" Nova menjawab seraya mendengus kasar.
"Terus mau apa kamu kesini?" Bu Ningsih bertanya dengan dahi yang mengernyit dalam. Pasalnya Nova itu jarang sekali menampakkan dirinya di perpustakaan. Sekalinya datang malah berbuat onar.
"Assalamualaikum. Permisi Bu saya disuruh Bu Rini buat beresin perpustakaan." izin Valea pada Bu Ningsih.
Bu Ningsih melirik Nova dan Valea secara bergantian. "Waalaikumsalam. Silakan." jawabnya seraya menampilkan senyuman ramah ke arah Valea.
"Kalau sampai kamu berulah lagi, Ibu akan meminta Bu Rini untuk memanggil orang tua kamu. Mengerti?" Bu Ningsih berucap dengan tatapan tajamnya.
Nova memutar bola matanya malas. Ini nih resikonya jadi cowok ganteng, selalu aja ada yang ganggu.
"Iya Bu. Saya mengerti," jawab Nova dengan suara yang dibuat sesopan mungkin.
"Bagus. Silakan kerjakan tugas kalian. Saya permisi." Bu Ningsih pamit seraya melenggang pergi keluar dari ruangan yang dipenuhi oleh rak berisi buku-buku itu.
Nova dan Valea segera masuk untuk menjalankan hukuman mereka.
"Lo bagian rak buku sebelah sana, gue sebelah sini." ujar Nova seraya menunjuk ke arah lemari kayu di sebelah kanan.
Valea tak banyak bicara, ia langsung saja merapikan buku-buku yang berantakan di bagian rak buku sastra.
Sedangkan Nova sedang membersihkan buku-buku ensiklopedia yang sudah berdebu di rak paling ujung perpustakaan.
Hening.
Satu kata yang mewakilkan keadaan mereka berdua. Tak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya tampak serius mengerjakan tugasnya masing-masing.Ketika sedang membersihkan debu di rak buku sastra paling atas, tatapannya terjatuh pada satu buku dengan sampul berwarna putih yang terletak di rak paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NovaLea
Teen Fiction[REVISI] Nova Pradipta Bagaskara dan Valea Shabita Maheswari. Berawal dari pertemuan keduanya yang tidak disengaja, saling mengenal satu sama lain, dan tanpa disangka salah satu darinya memiliki perasaan lebih dari seorang teman. Kisah seorang ketua...