Part 14

3.2K 309 17
                                        

Kegaduhan terjadi dari dalam kamar rawat Lisa. Irene yang baru saja selesai menelepon merasa bingung saat melihat para perawat tampak berlari ke arah ruangan dimana Lisa berada. Akhirnya dia pun ikut berlari sambil berharap kalau Lisa tidak apa-apa. Tapi dugaannya meleset. Dia melihat Lisa yang sedang dipompa jantungnya oleh Profesor Park dibantu perawat lain. Tentu saja Irene langsung masuk ke ruangan Lisa dengan panik.

"ANAKKU." Teriak Irene.

"Jimin ssi, bawa Nyonya Bae keluar. Cepat." Suruh Profesor Park dengan tegas.

"Nyonya, mohon tunggu diluar." Jimin membimbing Irene keluar.

"MINGGIR. ANAKKU KESAKITAN. MINGGIR."

"Nyonya Bae, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan anak anda."

Irene masih berontak sampai sebuah pelukan menghentikan pergerakan Irene yang semakin buas.

"Irene, hentikan. Biarkan mereka bekerja." So Dam memeluknya erat.

"Eonnie, Lisa." Irene mulai menangis.

"Dia akan baik-baik saja. Percayalah. Lisa gak akan meninggalkan kita."

So Dam membimbing Irene untuk duduk di kursi tunggu. Dibiarkannya Irene yang kini mencengkeram jaket kulitnya dengan kuat. So Dam baru saja pulang dinas dan mendapatkan kabar buruk ini saat tiba di rumah sakit. Lisa, jangan pernah pergi. Imo gak akan memaafkan kamu kalau kamu pergi. Batin So Dam.

***

Kini para perawat sangat sibuk membantu Profesor Park yang berusaha mengembalikan detak jantung Lisa. Tanpa lelah dan menyerah sama sekali. Lisa harus mereka selamatkan. Hanya saja Lisa seakan masih terjebak di alam bawah sadarnya. Lelah dirasakan tapi Profesor Park tak mau menyerah. Lisa, jangan pergi. Kamu terlalu muda untuk mati. Batin Profesor Park. Karena tak ada perubahan, Profesor yang masih tampak awet muda di usia paruh bayanya langsung meminta defibrillator pada perawat. Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan pasiennya.

"Profesor." Perawat memberikan defibrillator yang langsung diterima oleh Profesor Park.

"Clear."

Tubuh Lisa tersentak. Monitor EKG masih menunjukkan garis lurus. Diulanginya sekali lagi dan masih tak ada perubahan. Profesor Park kembali memompa jantung Lisa sambil berdoa agar Lisa bisa kembali. Dan usaha mereka tak sia-sia. Detak jantung Lisa kembali. Kini ventilator dipasangkan pada Lisa sementara perawat melepaskan baju pasien yang dikenakan Lisa. Profesor Park dibantu para perawat menambahkan alat medis yang menempel di tubuh Lisa dan menutupnya dengan selimut. Lebih mirisnya sekarang ada kabar buruk. Lisa kritis tanpa mereka ketahui kapan dia akan kembali sadar. Profesor Park keluar dari ruang rawat Lisa dan menghampiri Irene untuk memberitahukan kondisi anaknya.

Pintu terbuka dan Profesor Park bisa melihat Irene yang langsung berdiri dari duduknya dan menatapnya dengan tatapan menuntut.

"Anakku. Bagaimana anakku?" Tanya Irene panik.

"Tenang Nyonya Bae. Lisa sudah kembali. Tapi saya gak bisa memprediksi kapan dia sadar." Sahut Profesor Park.

"Selamatkan anakku. Aku mohon."

So Dam langsung memeluk Irene. Wendy juga datang setelah mengetahui kondisi keponakannya. Melihat Kakaknya masih terguncang, dia pun membimbing Profesor Park untuk bicara serius. Irene yang sudah tenang langsung masuk dan melihat Lisa yang masih belum sadar dan mengecup pipinya. Rasanya jiwanya akan hilang kalau Lisa sampai tidak selamat. So Dam dan Seulgi masuk dengan cepat menyusul Irene. Mereka takut Irene kehilangan kontrol tapi ternyata tidak. Irene tampak mengelus pipi Lisa sambil menahan air matanya. Seulgi hanya sebentar berada disana karena dia harus pergi sebentar bersama So Dam. Mereka akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang