Sesampainya di rumah sakit, Seulgi langsung membawa Irene ke UGD. Padahal Irene sudah menolak untuk dibawa ke rumah sakit tapi Seulgi khawatir dengan Irene yang baru kali ini mengeluh sakit. Seulgi menunggu di depan UGD dengan cemas. Sesekali dia menatap ruang UGD sambil berdoa tidak ada hal gawat yang terjadi pada Kakak satu-satunya itu. Hingga Dokter keluar dan langsung dihampiri oleh Seulgi dengan cepat.
"Dokter, bagaimana Eonnie ku?" Tanya Seulgi cepat.
"Nyonya Bae baik-baik saja. Hanya perlu istirahat. Oh iya. Saya harap Nyonya Bae jangan terlalu stress agar kesehatannya tetap terjaga ya." Sahut Dokter jaga sambil tersenyum.
"Nde. Kamsahamnida Dokter."
Seulgi langsung masuk ke UGD dan melihat Irene yang berbaring di ranjang rumah sakit sambil melamun. Kantung mata Irene menebal tanda dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan tubuhnya terlihat semakin kurus karena kurang makan. Seulgi benar-benar mengutuk semua perbuatan orang itu hingga mampu membuat mereka semua seperti ini. Perusahaan Irene mulai sedikit merosot akibat penangkapan Wendy dan pencurian uang perusahaan, Wendy yang dijebloskan ke penjara karena fitnah dan permasalahan Joy dengan Jennie dan dirinya. Wajar bila Irene sampai seperti ini sekarang.
"Eonnie, gwaenchana?" Tanya Seulgi.
"Ayo kita pulang." Lirih Irene dengan tatapan kosong.
"Iya kita akan pulang. Tapi sebelum itu kita makan dulu ya." Bujuk Seulgi.
"Apa Seungwan makan dengan baik?"
"Eonnie, aku akan pastikan dia makan teratur di penjara."
Irene kembali melamun. Seulgi semakin tidak tega dan merutuk dalam hati. Wendy, saat kau bebas nanti aku akan menghajarmu. Batin Seulgi geram. Diakui olehnya kalau kembarannya adalah orang gila. Bahkan dia rela melakukan apapun untuk menolong mereka. Tanpa memedulikan dirinya sendiri. Wendy adalah orang yang cukup nekad mengambil resiko atas idenya. Akhirnya Seulgi membawa Irene pulang ke rumah. Mereka tidak mau anak-anak khawatir karena pergi terlalu lama. Tapi baru saja mereka sampai dilobi, Do Hyun menegur mereka berdua.
"Annyeong haseyo. Nyonya Bae, anda dipanggil oleh Profesor Park ke ruangannya." Sapa Do Hyun.
"Apa ini soal donor jantung untuk anakku?" Tanya Irene.
Do Hyun hanya mengangguk.
"Kami akan segera kesana." Sahut Irene cepat membuat Seulgi menahannya.
"Eonnie, biar aku saja. Eonnie harus istirahat." Cegah Seulgi.
"Diam. Kesehatan anakku lebih penting daripada aku."
Seulgi menghela nafasnya. Akhirnya mereka menuju ruangan Profesor Park dengan ditemani Do Hyun.
***
Profesor Park menatap daftar pendonor jantung yang dia taruh di mejanya sekarang. Total ada 4 yang cocok. 3 orang sangat besar persentase kecocokannya dan 1 nyaris tidak memenuhi syarat. Tapi ada satu orang yang kecocokannya mencapai 95 persen. Sangat jarang sekali ditemukan orang yang donornya bisa sebesar itu. Dan Profesor Park bersyukur mendapatkannya. Hanya saja ada satu masalah. Mereka semua masih hidup dan sehat. Bukan pasien yang tidak punya harapan untuk hidup lagi. Memang ada pasien mati otak dirumah sakit lain tapi semuanya tidak cocok. Dan sekarang juga ada pasien mati otak yang jantungnya cocok dengan Lisa. Tapi apa keluarga pasien mau melepas anaknya begitu saja? Apa yang harus aku lakukan? Batin Profesor Park gusar. Dia pun melepas kacamatanya dan memijat kepalanya yang berdenyut nyeri. Ketukan di pintu ruangannya membuyarkan lamunannya dan dia menyahut masuk. Irene masuk dengan wajah yang pucat hingga membuat Profesor Park khawatir.
"Annyeong haseyo Profesor, bagaimana dengan donor untuk anakku?" Tanya Irene cepat.
"Nyonya Bae, apa Anda sedang sakit? Lebih baik Anda istirahat saja." Profesor Park semakin khawatir saat melihat betapa lemahnya kondisi Irene sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Loved
Fiksi UmumSemula hidupnya berantakan dan tak terarah saat dirinya harus pergi dari panti asuhan sejak pemiliknya meninggal dunia. Tapi semua berubah saat seorang Kakak-adik mengangkat dan mengasuhnya