Part 25

1.7K 178 10
                                    

"Yeoboseyo." Irene yang kebetulan menerima telepon.

"...."

"Mwo?! Anak saya dibawa ke rumah sakit?! Apa yang terjadi?!" Tanya Irene dengan panik.

Adik-adik Jisoo yang kebetulan sedang berkumpul bersama di ruang tengah tampak menatap Irene yang sedang bertelepon dengan seseorang. Dan di pikiran mereka hanya ada satu nama. Jisoo.

"Nde. Saya akan kesana. Terima kasih Jimin ssi." Irene menutup teleponnya dan langsung menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Mereka semua saling berpandangan dan langsung menyusul Irene ke kamarnya. Dilihatnya Irene yang sudah rapi sedang mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar.

"Eomma, apa yang terjadi?" Tanya Jennie.

"Jisoo masuk rumah sakit." Sahut Irene membuat mereka terkejut.

"Kami ikut Eomma." Tanpa menunggu jawaban Irene, mereka pun mulai bersiap-siap.

Irene hanya duduk menunggu di sofa dengan hati tidak tenang. Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada anak sulungnya. Hingga akhirnya mereka semua sudah siap dan langsung menuju mobil untuk berangkat ke rumah sakit dengan mobil yang dikemudikan oleh Kang Nam. Sebenarnya Irene ingin menyetir sendiri tapi Joy menyarankan agar salah satu bodyguard yang mengantar mereka untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Akhirnya Kang Nam lah yang menyetir. Diikuti para bodyguard yang mengekori mobil Irene dari belakang. Jadi ada sekitar 3 mobil berisi masing-masing mobil 4 orang bodyguard bertubuh besar. Perjalanan mereka lancar sampai rumah sakit. Sebelum turun, tidak lupa anak-anaknya memakai masker dan topi untuk menyamar. Seperti biasanya.

Irene berjalan dengan langkah cepat disusul anak-anaknya dibelakangnya. Beberapa bodyguard juga mengikuti mereka. Setelah bertanya ke bagian resepsionis, mereka pun menuju ruang operasi dimana Jisoo berada sekarang. Irene berdiri di depan ruang operasi dan melihat siapa yang memimpin operasi. Bae Seungwan. Adiknya ternyata. Akhirnya mereka pun duduk menunggu sambil berdoa semoga operasinya lancar.

***

"Profesor, luka tusuknya cukup dalam." Lapor Sakura.

"Usus halusnya juga sampai ada yang berlubang." Tambah Yuqi.

"Gak ada cara lain. Kita potong usus halusnya untuk mencegah infeksi dari lukanya." Akhirnya setelah beberapa lama terdiam, Wendy segera mengambil keputusan.

Akhirnya Wendy dibantu Yuqi mulai bekerja. Usus halus yang sudah dipotong langsung dibawa ke ruang sampel oleh salah satu perawat yang ikut membantu jalannya operasi. Beruntung usus yang dipotong gak terlalu banyak. Batin Wendy. Akhirnya operasi selesai dan Soyeon menatap Wendy yang sudah menyelesaikan operasinya.

"Profesor Bae, apa saya boleh membangunkan pasien?" Tanya Soyeon.

"Tunggu sebentar. Yuqi, Sakura. Tolong pegang tubuhnya." Perintah Wendy tegas.

"Eh memegangnya? Wae?" Tanya Yuqi.

Sakura langsung menjawab. "Nona Jisoo kan baru saja ditusuk. Biasanya orang yang kehilangan kesadaran karena trauma berat akan mengalami stress parah walaupun belum sadar."

"Jadi keponakan saya akan mengalami Sindrom stress pasca trauma yang parah. Jadi paham kan semuanya? Tolong pegang erat-erat."

Mereka mengangguk. Yuqi dan Sakura mulai bersiap. Soyeon mulai membangunkan Jisoo dengan pelan.

"Nona muda Jisoo, sekarang nona ada di ruang operasi. Nona muda baru saja selesai operasi. Kalau nona bisa mendengar saya, buka mata nona." Ucap Soyeon pelan.

Jisoo membuka matanya dengan panik. Bayang-bayang dia ditusuk pisau kembali tergambar dibenaknya. Tubuhnya langsung berontak. Dengan cepat Wendy dan Yuqi dibantu Sakura langsung menahan Jisoo supaya dia tetap tenang.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang