Part 22

1.8K 201 12
                                    

Suasana sekolah elite itu mulai ramai dengan para murid yang sedang makan di kantin. Tentu saja karena sekolah sudah masuk jam istirahat. Lisa sedang makan sendirian disudut kantin dengan lahap. Hanya Lisa yang duduk sendirian disana. Padahal banyak orang yang makan disana. Sebenarnya bisa saja kalau Lisa bergabung. Tapi dia malu karena statusnya yang sebagai anak buangan. Jadi Lisa lebih memilih sendirian. Saat sedang menyantap kimbabnya, Lisa dikejutkan dengan kedatangan 2 orang murid perempuan yang menaruh nampan makanannya di hadapannya dan di sebelahnya.

"Annyeong. Boleh kami duduk disini?" Sapanya ramah.

"Eunha ssi." Lirih Lisa.

"Gak perlu formal padaku. Bicaralah santai. Kita berdua kan sebaya. Dan aku juga adik-adikku ingin berteman denganmu." Lanjut Eunha lembut.

Sinb, adik Eunha menambahkan, "Benar Lisa Eonnie. Kami ingin berteman denganmu. Apa boleh?"

Lisa membeku. Baru kali ini ada yang mengajaknya berteman. Selama ini dia tidak memiliki teman. Kecuali Minnie dan Sorn. Karena mereka berdua memang sudah akrab sejak lama. Selain karena mereka sama-sama anak imigran yang terlantar, mereka juga pernah satu panti asuhan. Sekarang mereka berdua sudah tidak bersekolah disini lagi. Sorn berhenti sekolah karena tidak punya biaya dan Minnie sakit parah hingga tidak bisa bersekolah lagi. Sorn juga harus menjaga Minnie. Rasanya sedih bila dia ingat dengan mereka berdua.

"Kenapa murung? Ada masalah?" Tanya Eunha menyadari raut wajah Lisa yang murung.

"Ah aniyo." Sahut Lisa.

"Keberatan kami bertiga bergabung?" Kini Sinb yang bertanya.

Lisa mengernyitkan dahinya. Yang dia lihat hanya mereka berdua. Apanya yang bertiga? Batin Lisa.

"Ada Adik kami lagi yang akan bergabung. Dia sedang membeli minuman." Jelas Eunha yang melihat Lisa agak bingung.

"Tentu saja. Silakan." Sahut Lisa sambil tersenyum.

"Sinb ya, dia Lisa yang pernah satu kelas dengan Eonnie. Lisa ya, ini Sinb. Dia Adikku sekaligus Adik kelas kita." Eunha memperkenalkan mereka.

"Salam kenal." Sinb mengulurkan tangannya.

Lisa pun menyambutnya dengan tersenyum. "Salam kenal."

Saat mereka berjabat tangan itulah, Sinb terdiam. Raut wajahnya berubah serius dan dia pun menatapnya dengan tatapan mata yang sulit diartikan. Lisa yang merasa bingung karena Sinb tak kunjung melepaskan tangannya hanya diam.

"Gwaenchana?" Tanya Sinb serius.

"Nde?" Lisa menyahut dengan bingung.

"Kamu sungguh baik-baik saja sekarang?" Sinb kembali bertanya.

"Nde. Aku sehat."

"Annyeong. Maaf lama. Aku sekalian beli minuman untuk kita berempat."

Mereka menoleh dan melihat murid perempuan yang berwajah sangat manis menghampiri mereka. Mereka tersenyum dan Eunha langsung menyuruhnya duduk.

"Ini Eonnie, minumannya. Annyeong, Umji Imnida." Umji mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

"Lisa Imnida." Lisa menyambutnya dengan baik.

"Lisa ya, Umji ini Adik kembar Sinb. Mereka kembar gak identik." Eunha menjelaskan tentang mereka berdua.

Lisa mengangguk paham. Akhirnya mereka langsung menyantap makanan mereka dengan tenang. Saat mereka sedang makan itulah, murid perempuan yang biasa membully Lisa datang. Lisa menundukkan kepalanya sementara Eunha dan Umji menatap mereka dengan bingung. Sinb memasang wajah datar dan melanjutkan memakan kimbabnya.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang