Ambulans tiba dan ranjang dorong segera dibawa keluar untuk dibawa ke ruang tindakan. Darah masih mengalir dari kepala Joy walaupun sudah berusaha dihentikan oleh petugas ambulans. Yuqi yang kebetulan baru keluar dari kantin melihat ranjang dorong dimana Joy terbaring. Dengan cepat tangannya bergerak menelepon timnya untuk segera bersiap-siap. Sakura, Soyeon dan Jimin langsung masuk. Wendy menyusul dan melihat keponakannya terbaring dengan kepala yang terus mengeluarkan darah. Mereka langsung membawa Joy ke ruang CT scan. Yuqi dan Soyeon bergegas memakai baju anti radiasi dan masuk ke dalam. Soyeon memompa Ambu bag dan Yuqi memegang kaki Joy agar tidak jatuh. Sementara Wendy berada diluar melihat hasil CT scan. Matanya membesar saat melihat hasil yang dia dapat.
"Kondisinya gak bagus. Ini gawat." Ujar Wendy.
"Apa yang terjadi Profesor?" Tanya Yuqi.
"Sepertinya kepalanya terbentur keras. Jadi ada pendarahan di otak. Untunglah kita melakukan CT scan dulu. Kita harus segera melakukan operasi. Kalau kita mengulur waktu, pasien akan mengalami mati otak." Kata Wendy panjang lebar.
"Nde Profesor."
Mereka langsung membawa Joy ke ruang operasi. Wendy menggenggam erat tangan Joy yang dingin. Kamu akan selamat Sooyoung. Bertahanlah. Imo tahu kamu anak yang kuat. Batin Wendy. Mereka tiba di ruang operasi dan Jimin memakaikan jubah operasi pada Yuqi. Sakura masih memegang jubah operasi yang mulanya akan langsung dia pakaikan pada Wendy. Tapi melihat Profesor yang dia kagumi sejak awal dirinya bekerja itu masih mematung dan membuatnya ragu untuk memakaikannya. Karena dia tahu kalau ada aturan Dokter tidak boleh menangani keluarga sendiri karena dikhawatirkan sang Dokter akan hilang akal dan berakibat lebih fatal. Walaupun sebenarnya Joy memang bukan keluarga yang sedarah, tapi mereka tahu seberapa sayangnya Wendy pada para keponakannya.
"Pakaikan. Saya akan mendampingi kamu." Ucap Wendy yakin.
"Nde?" Yuqi sendiri tidak yakin dengan pendengarannya sendiri. Bahkan Sakura pun lebih ragu daripada Yuqi.
"Kamu yang memimpin operasi ini Yuqi." Kata Wendy tegas.
"Tapi Profesor."
"Wae? Kamu sudah bertahun-tahun dengan saya. Kamu gak yakin? Mulai ragu?"
"Bukan begitu Prof. Tapi."
"Kamu tahu kan kalau Dokter gak boleh mengoperasi keluarga atau orang terdekat karena takut gak bisa berpikir jernih dan mengakibatkan kematian? Aku gak mau hal itu terjadi. Walaupun saat Seulgi yang terluka aku tetap menanganinya karena dia yang memintanya. Jadi kali ini aku biarkan kamu yang memimpin. Tentu saja aku tetap mendampingi kamu."
"Nde Profesor."
Saat mereka bersiap untuk operasi, tiba-tiba tangan Joy mencengkram erat lengan Yuqi. Tentu saja mereka terkejut. Mereka tidak menyadari kalau Joy masih sadar. Atau tiba-tiba tersadar? Mereka sendiri juga tidak yakin. Karena biasanya bila orang yang kepalanya terbentur keras, pasti mereka akan langsung kehilangan kesadaran. Yuqi menatap Joy yang juga sedang menatapnya. Bisa dilihat oleh Yuqi kalau Joy memberikan isyarat untuk mendekat. Yuqi pun menunduk dan Joy langsung membisikkan sesuatu dengan lirih. Yuqi terkejut dan menatap Joy yang kembali menutup matanya.
Wendy langsung mengecek refleks pupil Joy. Tapi nihil.
"Profesor." Lirih Yuqi.
"Ada apa? Ayo cepat lakukan operasi." Perintah Wendy tegas.
"Nona Joy." Yuqi sampai tak bisa berkata-kata.
"Wae?"
Yuqi membisikkan sesuatu dan Wendy langsung menatap Joy. Belum sempat mereka bertindak, suara Soyeon membuat mereka semua panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Loved
General FictionSemula hidupnya berantakan dan tak terarah saat dirinya harus pergi dari panti asuhan sejak pemiliknya meninggal dunia. Tapi semua berubah saat seorang Kakak-adik mengangkat dan mengasuhnya