Part 7

3.8K 401 10
                                    

Sebuah rumah sakit tampak ramai oleh para pembesuk. Para Dokter jaga dan perawat pun tampak berkeliling ke setiap kamar rawat pasien. Di salah satu kamar rawat VVIP tampak 2 wanita berpakaian rapi sedang bergantian menggendong seorang anak kecil berponi yang tampak gelisah. Kini Lisa sedang digendong oleh Wendy sementara Seulgi mengelus punggung kecil Lisa penuh sayang. Anak itu sejak awal selalu gelisah karena tidak mendapati Irene berada disana. Irene mendadak harus ke kantor untuk menghadiri rapat penting yang tidak bisa di tunda lagi. Tapi Irene akan segera kembali ke rumah sakit setelah rapatnya selesai.

Besok adalah hari dimana Lisa akan menjalani operasi jantung. Jadi Seulgi dan Wendy mengambil cuti bersama untuk menemani keponakannya. Irene juga akan mengurus cuti setelah menghadiri rapat penting untuk menjaga Lisa. Lisa sudah berpuasa sebelum operasi dan kini menyandarkan kepalanya ke bahu Wendy dengan lemas. Tapi dia tidak membaringkan tubuh mungil Lisa ke ranjang karena Lisa selalu rewel saat di baringkan. Akhirnya Irene masuk dengan masih memakai jas kerjanya. Lisa yang melihat Irene datang langsung mengulurkan tangannya. Minta digendong.

"Sebentar sayang. Eomma bersih-bersih dulu." Irene langsung masuk ke kamar mandi.

"Huuaaaaa." Lisa menangis keras.

"Keponakan Imo, jangan nangis sayang. Eomma cuma mandi sebentar." Kata Wendy.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Irene yang sudah berganti baju langsung meraih Lisa dan mendekapnya. Lisa langsung menyandarkan kepalanya ke bahu Irene dengan lemas. Irene menepuk-nepuk punggung Lisa dan membawanya berkeliling kamar rawat. Wendy tampak mendampingi Seulgi yang sedang mengetikkan sesuatu di laptopnya. Wajah mereka sangat serius. Sampai Irene meminta Wendy untuk membuatkan susu. Tanpa berkata-kata Wendy beranjak dari kursinya dan mengambil botol susu dan menakarnya dengan hati-hati. Setidaknya masih ada waktu untuk Lisa berpuasa sebelum operasi. Merasa susunya sudah pas suhunya, Wendy memberikan botolnya pada Irene lalu kembali duduk di sebelah Seulgi.

Tokk... Tokk... Tokk...

"Masuk." Sahut Irene yang sedang memangku Lisa. Lisa duduk tenang sambil meminum susunya.

Pintu terbuka dan menampakkan Yuqi. Wendy bangkit dari kursinya dan menatap Yuqi.

"Profesor, ada pasien kecelakaan. Dokter Taeyeon sedang melakukan operasi lain." Kata Yuqi.

"Saya akan kesana dalam 5 menit. Kamu duluan kesana." Wendy langsung mengambil jas putihnya.

"Baik Profesor." Pintu tertutup.

"Eonnie, aku urus pasien kecelakaan dulu. Setelah ini aku akan kembali."

"Pergilah Seungwan. Kamu harus cepat."

Wendy mengangguk lalu pergi sambil mengenakan jas putihnya. Lisa mulai mengantuk dan tidur di pangkuan Irene. Irene menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menepuk pelan paha Lisa agar semakin terlelap tidur. Seulgi masih serius menatap laptopnya sambil sesekali mencatat sesuatu di notes miliknya. Irene mulai membaringkan tubuh mungil Lisa ke ranjang setelah Lisa benar-benar tertidur lelap. Diselimutinya anak manis itu dengan selimut dan Irene mengambil gelasnya lalu menuju jendela sambil meminum air.

"Seulgi ya." Panggil Irene.

"Waeyo Eonnie?" Sahut Seulgi.

"Kamu dan Seungwan gak menyembunyikan sesuatu dari Eonnie kan?"

DEGH

Seulgi mematung. Kepekaan Irene pada Adik-adiknya memang sangat tinggi. Makanya dia bisa menebak kalau ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh kedua Adiknya. Walaupun terlihat dingin dan pendiam, Irene memang sangat peka dan peduli pada Adik-adiknya. Irene memang tak pernah mengucapkan kata sayang pada mereka secara frontal. Tapi dia menunjukkannya lewat perbuatan dan perhatian yang Irene berikan. Apalagi setelah mereka kini hanya hidup bertiga saja. Tak ada lagi keluarga yang mereka miliki. Sebab Irene tidak pernah mengatakan kata sayang adalah karena Irene sendiri tidak pandai menyusun kata-kata manis pada Adiknya dan bingung bagaimana cara mengungkapkannya.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang