Part 30

1.4K 108 0
                                        

Hari terus berlalu. Wendy menatap kosong keluar jendela diruang praktiknya. Dirinya melihat kalender yang terpajang di mejanya dan menghela nafasnya. Hampir tiba waktunya. Batinnya. Seulgi sudah angkat tangan dan dengan terpaksa mengikuti rencananya yang bisa dikatakan sangat berbahaya. Dan mungkin akan membuat Seulgi mendapatkan amarah yang amat sangat dari Irene. Tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada cara lain yang bisa mereka lakukan selain ini. Dan semakin dipikirkan rencana itu adalah yang paling sempurna. Jadi dengan berat hati Seulgi pun setuju sambil berharap kalau rencana Wendy kali ini berhasil. Wendy bangkit dari kursinya, membuka jas putih kebanggaannya dan keluar dari ruang praktiknya. Dia menuju kamar rawat Joy untuk memastikan kondisinya. Karena mungkin dia tidak akan bisa melihatnya dalam waktu yang lama.

Kakinya berhenti disebuah ruang VVIP dan melihat Joy sedang bersandar di kepala ranjang sambil menonton berita. Hari ini Joy sendirian. Para bodyguard sedang makan siang dan bodyguard lain yang berganti shift belum datang. Wendy mengetuk perlahan pintunya dan mendengar sahutan masuk. Dibukanya pintu kamar rawat dan melihat Joy yang kini menatapnya. Perban coklat tampak masih melingkar di kepalanya dan itu membuat Wendy sedih. Joy menatapnya dengan tatapan sedih. Wendy langsung menghampiri keponakannya dan memeluknya erat. Dia tahu kalau saat ini Joy sedang membutuhkan pelukan. Dan dukungan setelah dia secara ajaib selamat dari kecelakaan kemarin.

Kemarin saat Wendy keluar dari ruang operasi dan Yuqi bersiap untuk menghampiri Irene, tiba-tiba detak jantung Joy kembali. Yuqi dengan cepat menyuruh Sakura untuk memanggil Wendy untuk bersiap-siap melakukan operasi. Wendy kembali dan mendampingi Yuqi melakukan operasi. Saat operasi itulah dia melihat kemampuan Yuqi sudah meningkat pesat. Jadi dia bisa tenang meninggalkan rumah sakit untuk sementara waktu. Dia percaya Yuqi bisa memimpin pusat trauma dengan baik. Joy menyandarkan kepalanya ke bahu Wendy sambil menghirup aroma vanilla dari tubuh Wendy. Dan Wendy hanya diam sambil mengelus punggung kekar Joy.

"Imo, kenapa kalian menyelamatkanku?" Tanya Joy lirih.

"Apa?" Wendy melepas pelukannya dan menatap Joy dengan bingung.

"Seharusnya kalian gak menyelamatkan aku. Dengan begitu Lisa bisa sembuh dan gak akan kehilangan dia." Ujar Joy serius.

"Itu gak ada artinya karena kami akan kehilangan kamu sayang."

"Imo."

"Kita gak perlu mengorbankan salah satu dari kita untuk bahagia Sooyoung. Walaupun Lisa sembuh, pasti kami semua terutama Lisa akan sedih. Bahkan Lisa menolak keras jantung dari kamu karena dia juga gak mau kehilangan kamu."

Joy hanya diam. Tapi air matanya mengalir. Kini dia bingung harus bagaimana lagi mencari donor untuk Lisa. Mungkin dia bisa bertanya pada Sorn. Dia hanya bisa berharap padanya walaupun belum tentu juga donornya akan cepat mereka dapatkan.

"Sooyoung ah, kamu harus tetap hidup dan jaga semuanya. Bersama Jisoo dan Jennie. Jaga Eomma kalian selama Imo gak ada disamping kalian." Pesan Wendy.

Joy mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu Imo?"

Pembicaraan mereka terhenti saat melihat Yuqi masuk bersama Sakura. Mereka tersenyum dan langsung membungkuk hormat pada Wendy yang kebetulan ada disana.

"Selamat pagi Nona muda. Saya periksa dulu ya." Ucap Yuqi.

Joy hanya mengangguk. Wendy tetap disana sampai Yuqi selesai melakukan pemeriksaan rutin. Joy mengancingkan kemejanya dan menatap Wendy dengan tatapan mata yang sulit diartikan. Sakura mengganti infus Joy yang habis dan mengatur kecepatan infusnya dengan baik.

"Bagaimana Yuqi?" Tanya Wendy.

"Semuanya baik. Untuk benturan yang terjadi di kepalanya kita harus memeriksa ulang. Semoga gak ada efek samping yang ditimbulkannya." Sahut Yuqi sambil tersenyum.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang