Keesokan harinya, Seulgi tampak sibuk menata meja makan setelah menyiapkan sarapan. Irene masih harus istirahat di kamarnya karena sakit. Biasanya dia dibantu oleh Wendy. Tapi kini dia melakukannya sendirian. Beruntung Seulgi bisa memasak walaupun masih kalah dari Wendy apalagi Irene. Tapi rasa masakannya juga enak. Seulgi sempat diajari cara memasak oleh Wendy. Pertama belajar memasak, tangan lentik Seulgi selalu kena pukulan sendok dari Wendy yang mendidiknya dengan keras karena Seulgi sering kali salah mengambil bumbu dapur. Irene yang hanya diam memperhatikan dari jauh sesekali tertawa melihatnya. Wendy benar-benar keras pada Seulgi. Padahal Seulgi lebih tua beberapa menit darinya karena lahir lebih dulu.
Tetapi usaha yang dilakukan Seulgi kini berbuah manis. Sekarang Seulgi sudah bisa memasak walaupun belum terlalu mahir. Hanya saja untuk menyiapkan sarapan sudah bisa sendiri. Hari ini kebetulan libur. Jadi semua orang pasti berkumpul. Para Bodyguard juga sedang sarapan di meja makan lain. Seulgi menaruh bubur dan air putih ke nampan dan membawanya ke kamar Irene. Dia harus makan dan minum obat agar cepat sembuh. Saat itulah matanya tertuju ke arah tangga dimana kamar Wendy berada. Entah kenapa perasaannya sejak kemarin tidak enak. Bahkan pinggangnya yang sudah sembuh dari luka goresan beberapa waktu lalu kembali terasa sakit. Padahal lukanya sudah sembuh dan kering sejak lama. Dirinya bahkan sampai mendatangi klinik untuk memeriksanya. Khawatir ada pendarahan di dalam atau sesuatu yang gawat. Tapi nihil. Lukanya sudah sembuh total. Dan semuanya juga 100 persen normal.
Pikirannya pun tertuju pada Wendy. Apa mungkin terjadi sesuatu pada Wendy di penjara? Aku harus kesana. Batin Seulgi. Langkah kaki terdengar menuruni tangga. Jisoo yang bangun lebih dulu menatap meja makan yang sudah dipenuhi makanan. Seulgi memberi kode pada keponakannya untuk membangunkan Adik-adiknya dulu. Jisoo mengangguk dan langsung menuju masing-masing kamar sementara Seulgi kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda menuju kamar Irene. Seulgi mengetuk pelan kamar Irene lalu membuka pintunya perlahan. Dilihatnya Irene yang sudah bangun sedang mengetik sesuatu di laptopnya. Seulgi pun mendekati Irene dan menaruh nampan yang dia bawa ke nakas sebelah ranjang Irene.
"Eonnie, ayo makan dulu. Setelah itu minum obat." Ucap Seulgi.
"Nde. Eonnie urus laporan dulu." Sahut Irene sambil terus mengetik di laptopnya.
"Seharusnya Eonnie istirahat. Kesehatan Eonnie belum pulih." Kata Seulgi memberi nasihat.
"Seulgi ya, Eonnie sudah menelepon Naeun untuk menjadi pengacara Wendy. Dia juga berjanji akan mengerahkan seluruh tim dan teman-teman pengacara terbaiknya agar Wendy bisa bebas."
"Biar aku yang mengurus semua itu Eonnie. Eonnie sudah terlalu lelah mengurus kami berdua dan anak-anak."
"Untuk kalian gak akan ada kata lelah. Karena bagiku, kalian adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan untuk Eonnie."
Seulgi langsung memeluk tubuh ringkih Irene dengan erat. Bersyukur sekali dirinya dan Wendy terlahir menjadi Adik Irene. Dia benar-benar menyayangi keluarganya. Kasih sayangnya sangat luar biasa. Dan dia adalah wanita paling lembut dan penuh cinta yang dia miliki. Eomma, Appa. Lihatlah Eonnie. Dia sudah menjadi wanita yang luar biasa. Dan aku bangga menjadi dongsaeng nya. Batin Seulgi.
***
Anak-anak Irene sedang makan bersama Seulgi. Lisa memakan makanannya sambil menatap satu kursi yang selalu kosong. Dia bertanya-tanya kemana Wendy hingga tidak pernah pulang bahkan kamarnya saja selalu kosong. Setiap dia kontrol pun, Wendy tidak pernah terlihat. Padahal biasanya Wendy selalu terlihat di rumah sakit. Semua saudaranya pun hanya tenang saja mengetahui Wendy tidak pernah pulang hingga hari ini. Seakan ketidakhadiran Wendy adalah satu hal yang biasa. Karena rasa penasarannya, Lisa pun langsung bertanya pada mereka semua.
"Rasanya aku gak pernah melihat Wendy Imo. Imo kemana ya?" Tanya Lisa.
Suara sendok dan garpu terhenti. Atmosfer yang berbeda datang dan membangkitkan rasa canggung. Seulgi pun hanya terdiam di kursinya sambil menatap Lisa dengan muram. Joy seperti biasa hanya santai sambil meminum susu putihnya. Tapi dari perilaku yang ditunjukkan oleh Joy, Lisa sudah tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Terlihat dari telapak tangannya yang sedikit gemetar seakan menahan amarah yang sudah siap di keluarkan. Dan tatapan matanya juga terlihat tajam saat menatap Seulgi yang duduk di hadapannya. Entah apa yang terjadi pada mereka berdua. Jisoo dan Adik-adiknya hanya bisa bertanya-tanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/74197668-288-k123535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Loved
General FictionSemula hidupnya berantakan dan tak terarah saat dirinya harus pergi dari panti asuhan sejak pemiliknya meninggal dunia. Tapi semua berubah saat seorang Kakak-adik mengangkat dan mengasuhnya