Part 38

717 79 2
                                    

Cuaca malam itu sangat dingin. Semua penghuni rumah tertidur lelap kecuali para bodyguard dan security yang sedang berjaga malam. Disalah satu kamar, tampak Lisa sedang terlelap tidur dengan memakai selimutnya. Saat itulah Lisa merasa dadanya mulai sakit. Oh ayolah jangan sekarang. Satu hari saja. Batin Lisa sambil menahan sesaknya. Tapi percuma. Lisa langsung membuka matanya, mencari tabung obatnya dan meminumnya dengan segera. Perlahan sakitnya berkurang dan Lisa menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Tanpa sadar dia mengambil cermin yang ada dinakas sebelah ranjangnya lalu menatap bayangan wajahnya dicermin.

Terlihatlah wajahnya yang pucat dan tanpa sinar. Usiaku sudah gak lama lagi. Batin Lisa sedih. Seharusnya aku memang gak perlu merepotkan orang lagi. Mulai besok aku harus mandiri. Tekad Lisa.

***

Paginya Seulgi bertugas untuk membangunkan anak-anak. Satu-persatu bangun dan mulai bersiap untuk mandi. Kini Seulgi menuju kamar Lisa dan mengetuk pintunya. Tak ada sahutan. Akhirnya Seulgi membuka pintu kamar Lisa yang ternyata tidak terkunci. Betapa kagetnya dia saat melihat Lisa yang sudah rapi dengan baju rumahannya. Bahkan selimutnya juga sudah dilipat dengan rapi. Gak biasanya Lisa bangun pagi. Batin Seulgi heran.

"Pagi Imo." Sapa Lisa.

"Pagi Lisa ya. Gak biasanya kamu bangun pagi." Ucap Seulgi heran.

"Aku bangun jam 6 pagi. Dan gak bisa tidur lagi. Jadi aku langsung mandi saja." Sahut Lisa.

"Oh oke. Imo tunggu dimeja makan ya."

Lisa mengangguk saja. Seulgi pun menutup pintu kamar Lisa dengan pelan. Senyum Lisa memudar dan berubah sedih sambil melihat ke arah meja riasnya. Maaf Imo. Aku hanya gak mau merepotkan kalian lagi. Batin Lisa.

***

Hari sudah siang saat Wendy sedang berjalan kaki menuju ruang penjara isolasi. Langkahnya sangat tenang menyusuri lorong dengan pelan. Hari ini dia dijadwalkan pulang. Dan ingin mengunjungi orang yang sempat melukainya hingga masuk ke rumah sakit. Entah apa alasan Wendy ingin mengunjunginya tapi hatinya menyuruhnya untuk menghampiri tahanan itu. Dia takut terjadi apa-apa padanya.

"Seungwan ah." Wendy menoleh dan mendapati Seulgi yang sedang berjalan menghampirinya.

"Mau kemana?" Tanya Seulgi

"Aku ingin ke sel tahanan isolasi. Mau ikut?" Ucap Wendy.

"Apa yang terjadi sampai kamu harus kesana?"

"Entahlah. Aku hanya takut terjadi sesuatu padanya."

Seulgi hanya mengangguk.

"Dimana Lisa? Bukannya dia ikut?" Tanya Wendy.

"Sedang ke toilet." Sahut Seulgi.

Wendy mengangguk saja. Saat mereka hampir sampai di penjara isolasi, smartphone Seulgi berdering. Dia mengambilnya dan tertera nama Sunmi disana. Seulgi menatap kembarannya dan Wendy mengangguk. Mereka pun langsung mencari tempat sepi untuk mengangkat teleponnya.

Sementara Lisa yang baru saja keluar dari toilet melangkah sambil menoleh ke kanan dan kiri. Dia mencari Seulgi dan Wendy yang entah dimana sekarang. Imo kemana ya? Batin Lisa sambil berjalan. Dia terus berjalan hingga sampai di penjara paling dalam yang hanya ada satu ruang sel penjara disana. Suasana di lorong itu mencekam hingga membuat Lisa merasa merinding. Ini masih siang tapi kenapa terasa menyeramkan ya? Batin Lisa.

Semula Lisa ingin berbalik arah tapi ada firasat yang berkata dia harus mendekati sel penjara itu. Akhirnya dengan langkah takut, Lisa mendekati sel penjara itu. Sesampainya di depan penjara, Lisa melihat ke dalam lewat jeruji kecil yang ada di pintu penjara. Matanya membesar saat melihat ke bagian dalam hingga dia berteriak ketakutan.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang