Part 12

2.6K 299 9
                                    

Pagi datang dengan cepat. Irene bangun lebih dulu dan mulai memasak untuk Adik dan anak-anaknya. Beruntung hari ini libur. Jadi Irene bisa membiarkan mereka semua tidur lebih dulu sampai sarapan yang dia buat selesai. Akhirnya semua sarapan yang dibuat Irene jadi dan dihidangkan ke meja makan. Baru saja Irene ingin mengambil piring, terdengar suara langkah kaki 2 orang yang menuju meja makan. Irene mendongak dan mendapati 2 Adiknya yang berjalan ke meja makan. Seulgi tampak segar setelah mandi tapi Wendy tampak kesal disampingnya.

"Lain kali aku gak mau tidur denganmu. Aku sama sekali gak bisa tidur." Wendy menggerutu.

"Memangnya kenapa?" Tanya Seulgi.

"Karena suara dengkuranmu aku sama sekali gak bisa tidur." Sahut Wendy agak kesal.

"Enak saja. Aku tidurnya gak mendengkur kok."

"Mana mungkin kamu tahu. Kamu kan lagi tidur. Aku yang harus kebangun karena kamu. Padahal aku harus banyak tidur karena pasien penuh dari pagi sampai malam dan aku belum sempat tidur sama sekali."

"Mianhe."

Irene hanya menggelengkan kepalanya. Memang sejak masih kecil mereka selalu bertengkar. Seperti Tom and Jerry. Irene dan mendiang orang tuanya bahkan sampai pusing mendamaikan keduanya. Apalagi kalau berdebat. Tapi entah kenapa Seulgi selalu menang berdebat dengan Wendy. Mungkin karena Seulgi sudah berpengalaman dalam debat karena dia sangat sering mengintrogasi terdakwa atau Seulgi yang lebih mahir merangkai kata? Entahlah. Tapi walau mereka sering bertengkar, Irene tahu kalau keduanya saling menyayangi. Mereka memang memiliki cara tersendiri menunjukkan kasih sayang.

"Kalian masih pagi sudah ribut. Lebih baik bangunkan anak-anak. Sarapan sudah siap." Ujar Irene.

"Nde Eonnie."

***

Mereka pun mulai berpencar. Wendy menuju kamar Rose, Lisa dan Yerim yang bersebelahan. Sementara Seulgi menuju kamar Jisoo, Jennie dan Joy. Semuanya sudah bangun kecuali Lisa. Wendy menuju kamar Lisa dan mengetuknya perlahan. Tak ada jawaban. Akhirnya Wendy masuk ke kamar Lisa dan langsung melihat Lisa yang terbaring telungkup di karpet lantai kamarnya. Wendy langsung menghampiri Lisa dengan cepat.

"Lisa. Ayo bangun. Lisa." Wendy menepuk pelan pipi Lisa.

Melihat Lisa tak ada respon, Wendy langsung mengangkat tubuh kurus Lisa dan membaringkannya ke ranjang. Diperiksanya jantung Lisa. Lemah sekali. Walaupun panik Wendy berusaha tenang. Dibukanya kemeja piyama Lisa lalu Wendy mulai melakukan CPR pada Lisa dengan cepat. Saat itulah Wendy ingat saat Lisa masih kecil. Ini seperti Dejavu. Persis saat Wendy berusaha menyelamatkan Lisa yang sempat kritis. Sesekali Wendy mengecek nadi Lisa. Lalu lanjut melakukan CPR. Ayo Lisa. Kembali. Batin Wendy sambil terus memompa jantung Lisa. Tanpa terasa air mata mulai mengalir dari mata indahnya yang bulat. Usaha Wendy tidak sia-sia. Akhirnya Lisa tersadar lalu memegang dada kirinya yang masih nyeri.

"Sayang, kamu gak apa-apa? Akhirnya kamu sadar juga." Kata Wendy lega.

"Imo, sakit." Runtuh Lisa.

"Apa yang sakit?" Tanya Wendy.

"Disini."

Lisa memegang dada kirinya. Oh sial. Pasti penyakit itu kembali. Batin Wendy. Wendy langsung mengambil Smartphone miliknya dan mulai menelepon. Lisa hanya melihat Wendy yang tampak serius saat bicara dengan seseorang di telepon. Akhirnya Wendy menutup teleponnya dan menghampiri Lisa yang masih berbaring. Diselimutinya tubuh kurus Lisa dengan selimut tebal.

"Kamu diam disini. Imo akan membawakan makanan untuk kamu. Jangan banyak bergerak dulu." Kata Wendy.

"Tapi Eomma." Wendy langsung menutup mulut Lisa dengan jari.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang