Part 42

532 30 0
                                        

Hari ini Lisa diijinkan untuk pulang setelah dirawat beberapa lama. Lisa sampai bosan diceramahi oleh Profesor Park untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Kini dia sadar kalau obat penghilang rasa sakit yang dia minum beberapa waktu lalu sangat berbahaya untuk diminum sembarangan. Apalagi tanpa resep dokter. Beruntung sekali dia bisa selamat walaupun belum bisa dikatakan sembuh.

Para bodyguard sudah bersiap mengawal anak majikannya untuk menghalangi para media yang sudah berkerumun di lobi rumah sakit. Sinb yang juga memakai kemeja hitam khas bodyguard berada disana untuk membantu para bodyguard mengawal mereka. Sangat mengejutkan Sinb sampai melamar pekerjaan menjadi bodyguard keluarganya. Melamar pekerjaan saat usianya masih sangat muda. 16 tahun.

Kemarin Irene sampai bicara 4 mata dengan Sinb terkait tujuannya melamar pekerjaan padanya. Sinb beralasan untuk uang sakunya sehari-hari. Dan menambah biaya untuk member sebuah pusat kebugaran di Seoul. Tempat gym yang sama yang dipakai Joy latihan. Tapi menurut Irene itu bukan alasan yang kuat untuk Sinb bekerja. Jadi dia mengatakan pada Sinb untuk menunggu. Karena jika tidak ada surat izin dari orang tua, Irene bisa dijerat pasal undang-undang tenaga kerja mengingat Sinb masih dibawah umur.

Semuanya pun sudah siap dan Lisa langsung digendong oleh Julien. Irene berpesan pada Lisa untuk terus menyembunyikan wajahnya dibahu Julien sampai dia masuk ke mobil. Lisa hanya mengangguk saja. Mereka langsung keluar dari lobi rumah sakit dan dihujani dengan jepretan kamera para wartawan. Lisa terus membenamkan wajahnya di bahu Julien karena dia juga merasa terganggu dengan para wartawan yang selalu mengerubungi Irene kemanapun.

Setelah berjuang menerobos para wartawan, mereka langsung masuk ke mobil Van yang sudah menunggu. Van itu langsung melaju dan anak-anak Irene langsung melepas masker dan kacamata hitam yang mereka pakai untuk menyembunyikan wajahnya. Para bodyguard menyusul dengan mobil lain.

"Kalian semua aman?" Tanya Irene cemas.

"Aman Eomma." Sahut Jisoo mewakili Adik-adiknya.

"Mau makan dimana? Rumah atau restoran?" Tanya Seulgi yang duduk di sebelah kemudi.

"Lebih baik makan dirumah. Lisa harus istirahat." Saran Wendy yang sedang mengemudi.

"Lagipula Eonnie sudah meminta maid untuk memasak makan siang."

Seulgi hanya mengangguk. Tiba-tiba dia ingat sesuatu dan menatap Joy yang duduk di bangku belakang.

"Sooyoung ah, kamu besok ada pertandingan sepakbola kan? Siapa saja yang ikut bertanding?" Tanya Seulgi.

"Sinb dan Jihyo Eonnie ikut." Sahut Joy datar.

"Oh ya? Sinb ikut juga?" Kini Irene yang bertanya.

Sinb hanya tersenyum.

"Eomma, apa kami boleh menonton pertandingan sepakbola Joy dan Sinb? Aku janji akan menjaga Lisa." Ucap Jisoo meminta ijin pada Irene.

Irene mengangguk memberi ijin. Akhirnya mereka semua mengobrol kecuali Joy yang hanya menatap Sinb yang sejak tadi menyentuh bahunya. Sudah sejak lama Joy tahu kalau Sinb pernah cedera bahu saat bertanding taekwondo tingkat sekolah yang membuatnya tidak bisa mengalahkan Joy. Lisa mulai tertidur di bahu Jisoo. Sebentar lagi. Tunggu sebentar lagi. Batin Joy.

***

Hari pertandingan tiba. Joy tampak memakai Jersey sepakbola dan menyematkan ban kapten dilengan kirinya. Sinb duduk di sudut ruang ganti sambil terus memegang bahunya. Sinb sudah merasa bahunya tidak nyaman sejak seminggu yang lalu. Tapi dia masih memaksa bertanding demi memetik kemenangan untuk timnya.

Joy menatap Sinb yang masih memegang bahunya dengan cemas. Dia sudah menyadari kalau bahu juniornya itu kembali cedera saat mereka latihan taekwondo. Bahkan saat makan dirumahnya, dia bisa melihat tangan Sinb sampai gemetaran saat memegang sendok. Wendy kemarin sempat membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Sinb diberikan nasihat untuk beristirahat beberapa Minggu agar bahunya sembuh. Tapi dia menolak keras dan tetap keras kepala untuk ikut bertanding dengan keadaan bahunya yang cedera.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang