Part 40

1.4K 132 1
                                        

Hari sudah pagi saat kegaduhan terjadi di ruang ICU. Irene yang terkantuk-kantuk melihat para dokter dan perawat menuju ruang ICU pun segera berdiri untuk memastikan siapa yang harus segera mendapatkan tindakan. Dan dia terkejut saat menyadari bahwa Lisa lah yang kini ditangani. Irene berniat untuk masuk tapi dia ditahan oleh para perawat wanita yang bertugas.

"Anakku." Ucap Irene lirih.

"Tenanglah Nyonya. Anda harus menunggu diluar." Sahut salah satu perawat.

"Gak bisa. Anakku di dalam."

Satu tarikan kuat langsung membawa keluar Irene dengan mudah. Irene berontak tapi pelukannya juga semakin erat sampai Irene kehabisan tenaga dan lebih memilih diam sambil menangis. Joy yang memeluk Irene hanya diam sambil sesekali mencium pipi Irene. Sambil berusaha menenangkan Eomma nya yang terguncang. Jisoo juga hanya bisa menenangkan Eomma nya yang terlihat cemas dan kalap itu dengan mengelus lengan kurus Irene. Sekarang mereka hanya bisa berharap semoga ada kabar baik.

***

Sementara itu, Profesor Bae tampak melakukan CPR pada Lisa yang kembali kritis. Para perawat juga membantu demi bisa mengembalikan kesadaran pasien muda mereka. Dan keajaiban terjadi. Lisa membuka matanya dan menatap para perawat juga Profesor Park. Lisa mulai berontak berusaha melepaskan selang nafasnya.

"Tenang Nona. Anda masih membutuhkannya." Cegah Jimin.

Profesor Park kembali memeriksa Lisa. "Nona muda Lisa, ada yang sakit?"

Tangan kurus Lisa bergerak ke dadanya. Profesor Park mengerti dan langsung menyuntikkan obat tidur agar pasien mudanya ini bisa beristirahat untuk menghilangkan sakitnya. Dirinya lega Lisa bisa kembali sadar dan kondisinya sekarang lebih membaik walaupun harus masih bergantung pada alat medis.

"Pindahkan ke ruang VVIP. Saya akan memberitahu kabar baik ini." Perintah Profesor Park tegas.

"Nde Profesor."

Profesor Park keluar dari ruang ICU dan Irene langsung berdiri menyambutnya diikuti Jisoo sementara Joy hanya diam tapi siap mendengarkan.

"Nyonya Bae, anak anda sudah sadar. Dan kondisinya juga mulai membaik." Ucap Profesor Park sambil tersenyum.

"Sungguh? Terima kasih Profesor Park." Sahut Irene sambil menangis bahagia.

"Boleh kami melihatnya Profesor?" Tanya Jisoo.

"Tunggu sampai kami pindahkan Nona Lisa ke ruang rawat Nona. Baru anda sekeluarga bisa menemaninya."

"Kamsahamnida Profesor."

Tak lama kemudian ranjang Lisa didorong keluar menuju ruang rawat yang sudah disiapkan. Para bodyguard dengan sigap menutupi ranjang untuk melindungi majikan muda mereka. Irene mengikuti mereka dari belakang disusul Jisoo. Sementara Joy kini sedang bicara dengan seseorang lewat telepon dengan wajah serius.

"Baiklah. Kita harus bertemu sekarang." Ucap Joy sambil menatap lorong rumah sakit yang kini kosong.

"...."

Sambungan terputus. Joy langsung pergi meninggalkan ruang ICU ke tempat lain.

***

Diruang rawat, Jisoo mengelus poni Lisa dengan lembut. Adiknya masih tertidur dengan masker oksigen yang dia pakai. Dia masih ingat saat menemukan Lisa pingsan di kamarnya. Jisoo yang pertama kali membuka pintu kamar Lisa terkejut saat mendapati Adiknya pingsan di karpet bulunya. Saat itu kondisi Lisa sangat kritis. Mungkin jika terlambat sedikit saja, Lisa sudah tinggal nama saat itu juga. Jisoo ingat saat Sinb langsung menghampiri Lisa dan melakukan CPR. Detak jantung Lisa saat itu sangat lemah. Irene langsung menggendong Lisa dengan panik untuk membawanya ke rumah sakit.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang